INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Biografi Ulama Aceh

Teungku Haji Abdussalam Meuraxa, Ulama dan Ilmuan Banda Aceh Berpengaruh

Last updated: Sabtu, 30 Mei 2020 13:36 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 8 Menit
SHARE

Oleh: Dr Nurkhalis Mukhtar El Sakandary Lc*

Beliau merupakan salah satu ulama Aceh yang dikenal sebagai ulama, pengusaha, penulis kitab dan seorang kristolog handal pada masanya. Teungku Haji Abdussalam lahir di Kota Banda Aceh, tepatnya di Kampung Meuraxa pada tahun 1899.

Aba H Asnawi bin Tgk Ramli atau yang lebih dikenal Aba Asnawi Lamno
Aba Asnawi Lamno, Sosok Ulama Alim dan Tawadhu Penggerak Ekonomi Dayah

Bila melihat tanggal lahirnya, Teungku Haji Abdussalam Meuraxa sebaya dengan ulama Aceh lainnya yaitu Abu Syech Mud Blangpidie yang lahir pada tahun yang sama 1899. Abu Syech Mud sendiri berasal dari daerah Lhoknga Aceh Besar dan kemudian berkiprah di Blangpidie sepulang belajar dari Yan Keudah Malaysia.

- ADVERTISEMENT -

Mengawali masa belajarnya, Teungku Abdussalam Meuraxa belajar langsung kepada orang tuanya ilmu-ilmu dasar dalam keislaman. Namun karena kecintaannya kepada ilmu, telah mengantarkan beliau mengembara dalam menuntut ilmu di beberapa lembaga pendidikan sehingga telah mengantarkan beliau menjadi seorang ilmuan yang mendalam ilmunya.

Beliau merupakan murid dari dua ulama besar Aceh yaitu Teungku Chik Lambirah yang merupakan pimpinan dayah di Lambirah dengan nama aslinya Teungku Haji Muhammad Abbas Lambirah dan belajar juga kepada Teungku Chik Lamjabat dengan dayahnya Jeureula.

- ADVERTISEMENT -
Abu Kuta Krueng, yang memiliki nama asli Tgk H Usman bin Ali
Abu Kuta Krueng, Sosok Ulama Tasawuf Aceh yang Diharapkan Doanya

Nama asli beliau Teungku Haji Muhammad Jakfar Lamjabat salah seorang ulama yang menandatangani maklumat ulama Aceh untuk mempertahankan kemerdekaan bersama beberapa ulama lainnya seperti Teungku Haji Hasan Kruengkalee, Teungku Haji Ahmad Hasballah Indrapuri, Teungku Muhammad Daud Beureu’eh dan Residen Aceh Teuku Nyak Arif.

Sejak kecil Teungku Abdurrahman Meuraxa dikenal sebagai seorang yang cerdas, teliti dan bersungguh-sungguh. Beliau juga sangat mencintai ilmu pengetahuan dan berwawasan luas.

Berbagai tulisan dari dalam dan luar negeri yang berasal dari majalah-majalah dibacanya termasuk majalah yang berasal dari Kairo Mesir. Karena kecerdasan dan terangnya hati Teungku Abdussalam Meuraxa, beliau diambil menantu oleh gurunya Teungku Chik Muhammad Jakfar Lamjabat.

Ulama kharismatik Aceh Tgk H Ishak Bin Ahmad atau dikenal Abu Ishak Lamkawe wafat pada usia 78 tahun
Abu Ishak Lamkawe, Ulama Kharismatik dan Tawadhu’ Gurunya Abu Mudi

Setelah menjadi seorang yang alim dan ilmuan, tidak pernah menghentikan langkah beliau untuk terus belajar. Teungku Haji Abdussalam Meuraxa juga pernah belajar dan menimba ilmu pengetahuan kepada seorang ulama dan bangsawan Aceh yang bernama Tuwanku Raja Keumala di daerah Peulanggahan Kuta Raja Banda Aceh.

- ADVERTISEMENT -

Tuwanku Raja Keumala adalah ulama yang lebih tua dari ulama lainnya yang segenarasi dengannya. Tuwanku Raja Keumala sendiri lahir pada tahun 1877 di daerah Keumala Pidie, beliau belajar agama pada para ulama dan Teungku Chik seperti Syekh Dorab dari Arab dan paling lama belajar kepada Teungku Pantee Geulima dalam keadaan perang Aceh yang masih berkecamuk.

Setelah menjadi seorang ulama, Tuwanku Raja Keumala kemudian berangkat ke Mekkah dan belajar di Mekkah beberapa tahu sehingga mengantarkan beliau menjadi seorang Teungku Chik.

Walaupun beliau telah menjadi seorang Syekh atau Teungku Chik, namun karena berasal dari keturunan bangsawan, beliau tetap dipanggil dengan Tuwanku. Sebuah panggilan yang tidak boleh sembarang digunakan kecuali bagi mereka yang berasal dari keturunan raja atau bangsawan Aceh.

Teungku Haji Abdurrahman Meuraxa belajar banyak hal dari Tuwanku Raja Keumala, mulai dari ilmu, pengalaman dan berbagai hal sehingga mengantarkan Teungku Abdussalam Meuraxa muda menjadi seorang yang luas cakrawala berpikirnya.

Bahkan bakat menulisnya mulai tumbuh semenjak beliau berinteraksi dengan Tuwanku Raja Keumala yang juga dikenal sebagai seorang ulama sastrawan yang banyak menyadur karya para ulama Mekkah ke dalam syair-syair Aceh seperti karya dari Syekh Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Mufti Syafi’i di Mekkah, Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Ahmad Marzuki dan Habib Salim al-Hadhrami Yaman.

Teungku Abdussalam Meuraxa dikenal sebagai seorang ulama penulis seperti gurunya Tuwanku Raja Keumala. Di antara karya tulis dalam bentuk buku yang dikarang oleh Teungku Haji Abdussalam Meuraxa adalah Kitab Terjemahan dalam dari Alfiyah Imam Ibnu Malik dengan judul Tashilussalik ila Alfiyah Ibnu Malik yang dicetak ditahun 1926 di Mesir, dimana Teungku Abdurrahman Meuraxa dalam usianya 27 tahun telah berhasil menulis sebuah karya besar dan dicetak di Kairo Mesir.

Selain menerjemah Kitab Alfiyah, beliau juga pernah menerjemah kitab penting dalam Mazhab Syafi’i yaitu Kitab Minhaj Thalibin karya Imam Nawawi, mujtahid yang dikenal sebagai ulama besar dan mujtahid tarjih dalam Mazhab Syafi’i.

Kitab Minhaj Thalibin merupakan kitab tertinggi yang telah diteliti secara mendalam oleh Imam Nawawi bahkan merupakan rujukan utama dalam Mazhab Syafi’i, sehingga para ulama yang datang sesudah Imam Nawawi banyak yang mengulas kitab Minhaj Thalibin seperti Syekh Ibnu Hajar dengan Tuhfatul Muhtaj, Syekh Syihabuddin Ramli di Nihayatul Muhtaj, Syekh Khatib Syarbini dengan Mughni Muhtaj dan banyak karya lainnya.

Teungku Abdusssalam Meuraxa menyelesaikan terjemahan Kitab Minhajut Thalibin menjelang akhir usianya di tahun 1953 karena ditahun 1955 beliau wafat. Kitab Minhaj diterjemahkan dalam beberapa jilid.

Selain kitab Arab, beliau juga menulis beberapa buku untuk menolak pemahaman keliru dari kaum misionaris. Bahkan disebutkan beliau pernah berdebat secara ilmiah dengan seorang misionaris yang datang secara khusus untuk berdebat dengannya di tahun 1930.

Perdebatan tersebut beliau bukukan sehingga bisa dibaca dan menjadi bahan kajian untuk generasi selanjutnya. Semua buku yang dikarang oleh Teungku Abdussalam Meuraxa masih tersimpan dengan baik di rumah anaknya yang umumnya mereka tinggal di Jakarta, karena anak beliau umumnya menjadi dokter ahli yang bergerak dalam bidang kesehatan.

Selain sebagai seorang ulama, beliau juga dikenal dalam masyarakat Aceh sebagai seorang saudagar atau pengusaha yang banyak mengimpor kitab-kitab dari Mesir dan kain serta pakaian dari Jawa. Khusus untuk kitab Arab, beliau kemudian membangun sebuah Toko Kitab Atjeh Kubra yang tempatnya di Pasar Aceh.

Di toko tersebut banyak dijual karya-karya para ulama Mesir berhaluan pembaharuan seperti karya Syekh Muhammad Abduh, Sayyid Rasyid Ridha dan para ulama lainnya. Walaupun beliau ditempa di berbagai lembaga keagamaan tradisional, namun tetaplah beliau seorang yang moderat dengan berbagai pemahaman yang ada.

Teungku Abdurrahman Meuraxa juga dikenal sebagai seorang ulama yang konsisten dalam memberi nasehat kepada siapapun, bahkan ketika salah seorang ulama dan ilmuan Aceh Teungku Muhammad Hasbi Siddiqie berangkat ke Banda Aceh berpindah dari Lhokseumawe, beliaulah yang menampung Teungku Muhammad Hasbi Siddiqie dan banyak memberi nasehat yang berharga untuknya, karena di tahun 1951 Teungku Muhammad Hasbi Siddiqie berangkat dan kemudian tinggal di Yogyakarta sampai beliau menjadi guru besar di Universitas Sunan Kalijaga.

Berbagai pengabdian dalam masyarakat, telah mengantarkan Teungku Abdurrahman Meuraxa sebagai seorang tokoh yang disegani dan dihormati secara luas. Beliau juga mampu berdiri dalam posisi netralnya sebagai seorang ilmuan yang mengayomi berbagai pihak dan golongan.

Beliau juga disebutkan sebagai penasehat para ulama yang berkantor di Mesjid Raya Baiturrahman hingga akhir hayatnya. Setelah pengabdian dan konstribusi yang besar untuk masyarakat Aceh, di tahun 1955 wafatlah ulama besar ini di Blang Oi Meuraxa Banda Aceh. Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.

*Penulis adalah Ketua STAI Al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama

Previous Article Wakil Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Dyah Erti Idawati, menggelar pertemuan dengan ulama dan pimpinan dayah se-Kota Subulussalam, di pendopo wali kota, Jumat (29/5). Lamanya Libur Dayah Membawa Mudharat, Belajar Online Hanya 50 Persen Efektif
Next Article Mualaf Center di Perbatasan Aceh – Sumut Tanpa Bantuan Pemerintah

Populer

Viral Link Video Andini Permata dan Bocil Bikin Heboh Warganet
Umum
Misteri Video Andini Permata dan ‘Bocil’: Viral Tanpa Identitas, Netizen Dibohongi?
Minggu, 6 Juli 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Umum
Mualem Tunjuk dr. Hanif sebagai Plt Direktur RSUDZA
Sabtu, 15 November 2025
Aceh
Tgk Muhammad Yunus Terpilih sebagai Ketua Badan Baitul Mal Aceh
Sabtu, 15 November 2025
Umum
Wakil Ketua DPRK Simeulue Positif Narkoba, Terjaring Razia Tempat Hiburan di Medan
Jumat, 14 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Biografi Ulama Aceh

Abu Tumin, Ulama Kharismatik Pengawal Agama Masyarakat Aceh

Kamis, 19 Juni 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Lueng Angen, Ulama Kharismatik yang Mengorbit Banyak Ulama dan Mustajab Doanya

Selasa, 7 Maret 2023
Biografi Ulama Aceh

Tgk Chiek Di Simpang, Ulama Besar Aceh Penulis Kitab Lapan

Rabu, 28 Juli 2021
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Zamzami; Ulama Dayah Pencerah Umat, Nasehati Umara dengan Pemikiran Jernihnya

Rabu, 17 Maret 2021
Habib Muhammad bin Achmad al-Athas Simpang Ulim
Biografi Ulama Aceh

Habib Muhammad, Waliyullah Cucu Rasulullah Pendiri Masjid Ba’alawi di Aceh

Sabtu, 11 Oktober 2025
Biografi Ulama Aceh

Abu Zulkifli Ahmad Cot Mane, Ulama Ahli Fiqih Pimpinan Dayah MUDI Abdya

Sabtu, 14 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Muhammad Darimi, Sosok Ulama Tawadhu’ Yang Luas Keilmuannya

Sabtu, 7 November 2020
Biografi Ulama Aceh

Abu Daud Teupin Gajah, Ulama Tasawuf Murabbi Masyarakat Aceh Selatan

Minggu, 1 November 2020
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?