INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Syariah

Al-Fatihah Ayat 5: Allah Selalu Melihat, Jangan Merasa Tidak Diawasi

Last updated: Jumat, 17 Juli 2020 09:32 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 6 Menit
Oleh: Ustadz Dr. H. Mizaj Iskandar Usman, Lc LLM*
Dr. H. Mizaj Iskandar Usman, Lc LLM
SHARE

Oleh: Dr. H. Mizaj Iskandar Usman, Lc LLM*

Seperti halnya bahasa Indonesia yang memiliki struktur kalimat SPOK (Subjek, Prediket, Objek dan Keterangan). Bahasa Arab juga memiliki struktur kalimat yang tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia. Misalnya dalam kalimat ḍaraba zaidun kalban waḥdahu (Zaid sendiri yang telah memukul anjing).

Ketua PB HUDA, Dr Tgk H Anwar Usman atau Abiya Kuta Krueng.
Situasi Lapangan Sangat Sulit, Ulama Aceh Desak Presiden Prabowo Segera Tetapkan Bencana Nasional

Dalam struktur kalimat ini kata “ḍaraba” merupakan kata kerja bentuk lampau (fi‘il māḍī). Kata zaidun berkedudukan sebagai subjek (fā‘il). Kata “kalbān” berkedudukan sebagai objek (maf‘ūl), sedangkan kata “waḥdahu” berkedudukan sebagai kata keterangan (ḥāl).

- ADVERTISEMENT -

Dalam Surat Al-Fātiḥaḥ ayat 5 pola umum dalam bahasa Arab itu tidak digunakan Allah dalam menyampaikan maksudnya. Dalam ayat tersebut Allah berfirman “Iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn” (kepada-Mu lah kami menyembah dan kepada-Mu lah kami memohon pertolongan). Ayat ini memiliki struktur objek-prediket dan bukan prediket-objek. Pada penggalan pertama ayat 5, kata “iyyāka” berkedudukan sebagai objek dan kata “na‘budu” berkedudukan sebagai prediket.

Begitu juga pada penggalan kedua, kata “iyyāka” berkedudukan sebagai objek sedangkan kata “nasta‘īn” berkedudukan sebagai prediket.
Menurut Ibn Katsir dalam Tafsīr al-Qur’ān al-‘Aẓīm struktur objek-prediket dalam ayat ke-5 dari surat Al-Fātiḥah menunjukkan penekanan ayat ini sebenarnya pada objek (iyyāka) dan bukan pada prediket (na‘budu dan nasta‘īn).

- ADVERTISEMENT -
Bukti Cinta kepada Rasulullah dengan Memperbanyak Shalawat

Dalam ilmu naḥwu (Arabic gramatical), kata “iyyāka” berkedudukan sebagai ḍamīr muttaṣil (object of preposition), yaitu objek yang bersambung penulisannya dengan kata ganti. Kata “إيا” merupakan objek, sedangkan huruf “ك” merupakan ḍamīr (kata ganti) untuk orang kedua tunggal.

Penggunaan kata ganti untuk orang kedua tunggal seperti kamu dan engkau, digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk lawan bicara yang bertatap muka langsung dengan pembicara pertama (mutakallim).

Padahal saat kita membaca ayat ini – baik dalam shalat maupun di luar shalat – Allah sebagai lawan dialog kita tidak berada di hadapan kita. Dalam konteks ini, semestinya penggunaan kata ganti yang lebih tepat adalah kata ganti untuk orang ketiga tunggal seperti kata huwa (dia, nya). Sehingga ayat kelima ini tepatnya berbunyi iyyāhu na‘budu wa iyyahu nasta‘īn (kepada-Nya lah kami menyembah dan kepada-Nya lah kami memohon pertolongan). Tetapi tidak ada satu pun qirā’āt yang membaca seperti itu.

Usai Terbakar, Asrama dan RKB Pesantren Ar Rabwah Indrapuri Dibangun Kembali 

Dalam ilmu tasawuf, penggunaan kata ganti yang berlawan konteks ini dipahami sebagai keinginan Allah agar manusia menyembah Allah seolah-olah merasa melihat langsung kepada Allah (an ta‘budallāha kaannaka tarāhu).

- ADVERTISEMENT -

Jika level ini terlalu sulit, maka yakinlah Allah melihat kita (fainlam takun tarāhu huwa yarāka). Kedua kalimat ini dalam hadits dikenal dengan konsep ihsan sebagaimana diriwayatkan dalam Ṣaḥīh Muslim.
Ihsan memiliki kedudukan tinggi dalam ajaran Islam.

Bahkan Islam dan Iman didudukkan di bawah ajaran Ihsan sebagaimana yang muncul dalam dialog antara Jibril dengan Nabi. Inilah sebabnya konsep ihsan mendapatkan perhatian penuh dalam ilmu tasawuf. Manusia yang dalam kesehariannya merasa jauh dari pengawasan Allah, tidak ada kebaikan sejati pada orang itu. Ia masih berpotensi besar untuk mendurhakai Allah.

Untuk menumbuhkan “pengawasan Allah” dalam diri manusia, para ulama tasawuf mengembangkan satu konsep lagi yang dikenal dengan “murāqabah ba‘da musyāhadah”. Suatu konsep di mana pengawasan Allah pada diri manusia akan tumbuh bersemi seiring kemampuan manusia yang selalu merasa melihat Allah dalam menjalani aktifitas sehari-hari.

Ada kisah menarik yang diceritakan oleh Ibn ‘Allān dalam kitabnya al-Futūḥāt al-Rabbāniyyah mengenai perjalanan spiritual seorang sufi besar bernama Sahl bin ‘Abdullah al-Tustarī. Dalam usia tiga tahun, Sahl sudah terbiasa mengerjakan shalat malam.

Pada suatu malam, ia menyaksikan pamannya, Muḥammad bin Siwār mengerjakan shalat malam dengan sangat khusyuk. Selesai shalat, Pamanya bertanya kepada Sahl, “Apakah shalat malam mu membuat dirimu mengingat Allah?,” Sahl kecil tentu menjawab “tidak.”

Sejurus kemudian, pamannya menawarkan suatu amalan yang dapat membuat Sahl selalu mengingat Allah. “ucapkanlah dalam hatimu kalimat Allāhu ma‘ī, Allāhu nāẓirun ilayya, Allahu syāhidun ‘alaiyya (Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku) sebanyak tiga kali setiap malam. Setelah tiga malam berlalu, Sahl kembali menemui pamannya.

Pamannya pun meminta Sahl untuk meningkatkan kuantitas bacaannya sampai tujuh kali sehari. Sebulan kemudian, Sahl kembali menjumpai pamannya. Pamannya kembali meminta Sahl untuk meningkatkan bacaan “mantranya” sampai sebelas kali. Setelah setahun mengamalkan kalimat tersebut, Sahl mengalami semacam perasaan the joy in solitude (ḥalāwatun fī sirrī).

Melihat pengaruh luar biasa dari amalan tersebut, suatu hari Muhammad kembali memanggil keponakannya itu dan berwasiat “iḥfaẓ mā ‘alamtuka wa dumma ‘alaihi ilā an tadkhula al-qabra fa innahu yanfa‘aka fī al-dunyā wa al-ākhirah (jagalah dengan teguh apa yang telah aku ajarkan kepada mu, karena ia sangat bermanfaat bagimu dunia dan akhirat).

Wejangan pamannya itu terbukti dalam kehidupan Sahl. Sahl menjadi begitu mudah memahami ilmu pengetahuan. Bahkan ia mampu menghafal keseluruhan al-Qur’an dalam usia enam tahun. Usia yang sangat belia bahkan untuk ukuran sekarang di saat menghafal al-Qur’an telah menjadi trending.

Di akhir hayatnya, Muhammad kembali berwasiat kepada keponakannya itu, “Jika Allah selalu melihat, menyaksikan dan bahkan bersama seseorang, apakah mungkin orang tersebut berani mendurhakai Allah?” Pertanyaan yang semua kita bisa menjawabnya meskipun sulit untuk diamalkan.

Tapi, semoga dengan memahami penjelasan di atas, Allah akan hadir bersama kita saat kita mengucapkan “iyyāka na‘budu wa iyyāka nasta‘īn”. Semoga!

*Penulis Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Ar-Raniry

Previous Article Kenapa Banyak Tidak Suka Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid?
Next Article Di Pidie, Pangdam Ajak Jaga Perdamaian dan Sejahterakan Masyarakat Aceh Di Pidie, Pangdam Ajak Jaga Perdamaian dan Sejahterakan Masyarakat Aceh

Populer

Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025
Aceh
Aceh Tamiang Porak-poranda: Bau Menyengat Ratusan Jenazah Belum Dievakuasi
Kamis, 4 Desember 2025
Kondisi kota Kuala Simpang di Kabupaten Aceh Tamiang usai banjir bandang yang lumpuh total dan mencekam. (Foto: Ist)
Aceh
Aceh Tamiang Lumpuh Total dan Mencekam, Warga Mulai Kelaparan: Mirip Tsunami 2004 di Banda Aceh
Rabu, 3 Desember 2025
Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem bersama kedua istrinya, Marlina Usman atau Kak Ana (Ketua TP PKK Aceh) dan Salmawati SE atau Bunda Salma (Anggota Komisi III DPRA). (Foto: Ist)
Aceh
Dua First Lady Aceh: Antara Kak Ana dan Bunda Salma, Siapa Paling Berpengaruh?
Kamis, 3 Juli 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Syariah

Unicef Latih Penguatan Kapasitas 30 Amil Baitul Mal Aceh  

Jumat, 28 November 2025
Syariah

Abuya Syekh Amran Wali: Cinta Dunia Membuat Seseorang Sulit Ikhlas dalam Ibadah

Selasa, 25 November 2025
Syariah

Fatwa MUI: Rumah dan Tanah yang Dihuni Tidak Boleh Dipajaki Berulang

Senin, 24 November 2025
Wakil Pimpinan Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee, Tgk Mustafa Husen Woyla SPdI
Syariah

Tujuh Golongan Mendapat Naungan Allah di Hari Kiamat, Pilih Salah Satu

Jumat, 21 November 2025
Ustaz Derry Sulaiman akan mengisi Tabligh Akbar dan Doa Bersama Maulid Raya Pemko Banda Aceh.
Syariah

Ustaz Derry Sulaiman Isi Ceramah Maulid Raya Pemko Banda Aceh, Dihadiri Menteri Kebudayaan

Rabu, 19 November 2025
Syariah

Ustaz Ismu Ridha: Kerusakan Alam Akibat Ulah Manusia, Menjaga Bumi Bagian dari Ibadah

Sabtu, 15 November 2025
ilustrasiTidur di Dalam Masjid
Syariah

Tidur di Masjid, Boleh Tapi Jangan Sembarangan: Ini Penjelasan Ulama

Sabtu, 8 November 2025
Akademisi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Tgk Saifuddin A. Rasyid
Syariah

Krisis Akhlak Kian Mengkhawatirkan, Tidak Malu Lagi Pamer Perilaku Menyimpang

Jumat, 7 November 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?