INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Aceh

Pangdam: Perdamaian Aceh Sangat Mahal, Harus Ditebus Dengan Ribuan Nyawa

Last updated: Sabtu, 15 Agustus 2020 11:58 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 6 Menit
Pangdam: Perdamaian Aceh Sangat Mahal, Harus Ditebus Dengan Ribuan Nyawa
SHARE

Acara Forum Aspirasi dengan tema “Aceh Damai, Bangkit dan Maju” di Gedung Balai Teuku Umar Makodam IM, Banda Aceh, Jumat (14/8)

Banda Aceh — Pangdam Iskandar Muda, Mayjen TNI Hassanudin menyampaikan, Aceh pernah mengalami suatu masa dalam konflik yang mengakibatkan penderitaan luar biasa bagi masyarakat Aceh.

Wali Nanggroe: Saya Tidak Akan Tinggal Diam, Banyak Negara Siap Bantu Aceh

Masa konflik tersebut telah berakhir sejak 15 tahun yang lalu. Kini perdamaian Aceh telah terwujud meskipun ditebus dengan hilangnya ribuan nyawa putera puteri terbaik kita serta korban jiwa masyarakat sipil yang berada di tengah-tengah konflik.

- ADVERTISEMENT -

Selain itu ratusan ribu jiwa akibat bencana gempa bumi dan tsunami serta harta benda yang tidak terhitung jumlahnya.

“Dengan demikian, perdamaian Aceh ini adalah sangat mahal,” pada acara Forum Aspirasi dengan tema “Aceh Damai, Bangkit dan Maju” di Gedung Balai Teuku Umar Makodam IM, Banda Aceh, Jum’at (14/8).

- ADVERTISEMENT -
Pemerintah Melunak, Bantuan Internasional untuk Bencana Aceh-Sumatera Boleh Masuk dari NGO

Acara tersebut digelar Kodam Iskandar Muda (IM) dalam rangka memperingati 15 tahun perjanjian damai Memorandum Of Understanding (MoU) di Helsinki, Finlandia 15 Agustus 2005.

Turut hadir Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haythar, Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah diwakili Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik Kamaruddin Andalah, Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Muzakir Manaf (Mualem), para Bupati/Walikota se-Aceh.

Sementara yang menjadi Keynote Speaker (pembicara utama) mantan Wakil Presiden RI serta tokoh perdamaian Aceh, HM Jusuf Kalla, secara virtual di Jakarta.

Rakit darurat yang ditumpangi Wagub Aceh Fadhlullah terbalik dan tercebur ke sungai saat meninjau daerah terdampak bencana banjir bandang di Desa Merandeh Paya, Kecamatan Rusip Antara, Aceh Tengah, Ahad (21/12). (Foto: Ist)
Rakit Terbalik, Wagub Tercebur ke Sungai Saat Kunjungi Lokasi Banjir di Pameu Aceh Tengah

Pangdam mengunygkspksn, dalam sejarah masyarakat Aceh telah menerima berbagai macam ujian selama ratusan tahun, antara lain, Aceh pernah mengalami sejarah keemasan kesultanan Aceh di masa Kesultanan Iskandar Muda, pada awal abad ke-17 dan sebagai pusat perdagangan dan studi Islam serta selanjutnya mendapatkan julukan “Serambi Mekkah”.

- ADVERTISEMENT -

Pangdam mengatakan, pada masa perlawanan penjajahan Portugis dan Belanda, masyarakat Aceh membuktikan diri semangat patriotisme, tidak mudah menyerah dalam “memperjuangkan hak dan martabat”, sehingga wilayah Aceh dikenal sangat sulit ditundukkan oleh Portugis dan Belanda.

Pada masa perjuangan bersenjata meraih dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, Aceh telah sangat besar pengorbanan dan andilnya. Rakyat Aceh bersatu mendukung pemerintah Republik Indonesia dan menyumbangkan kekayaannya untuk kemerdekaan Indonesia.

Pada masa lalu, telah terjadi kesalahpahaman kebijakan pada aspek sosial dan ekonomi, yang menyebabkan terjadinya sejarah kelam di wilayah Aceh. Sejak masa reformasi, Pemerintah RI telah berusaha beberapa kali membangun dialog dan perundingan, namun belum mencapai kesepakatan yang permanen.

“Ujian terakhir menuju perdamaian Aceh adalah bencana nasional skala besar berupa gempa bumi dan Tsunami tahun 2004 yang selanjutnya menyadarkan kita, untuk menyatukan doa dan ikhtiar semua anak bangsa, untuk menyelesaikan ujian bangsa tersebut yang akhirnya melahirkan perundingan damai melalui kesepakatan MoU Helsinki tahun 2005,” kata Pangdam.

Tugas selanjutnya adalah bangkit, yakni bangun dari kondisi keterpurukan akibat konflik berkepanjangan dan bencana alam gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantakkan Aceh. Bangkit memerlukan komitmen yang kuat atas suatu proses yang sulit, panjang dan memerlukan suatu strategi bersama, saling percaya, saling bekerja-sama, saling bersatu dan bergotong-royong.

Bagi kita semua yang memiliki niat dan tekad yang kuat ini, maka kebangkitan yang akan kita lakukan tentu semata-mata bagi Aceh dan NKRI tercinta.

“Di sini kami juga ingin menyampaikan posisi Kodam Iskandar Muda sangat jelas, berkaitan dengan aspek kedaulatan, maka semuanya dikembalikan kepada politik kebangsaan yaitu negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun untuk perdamaian dan kebangkitan Aceh dari keterpurukan akibat konflik, maka Kodam Iskandar Muda juga siap menjadi penjuru terdepan dalam menjaga, memelihara serta memberdayakannya,” sambung Pangdam

Kemudian, fokuskan energi Aceh pada pada isu pembangunan ekonominya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Aceh.

“Tugas Kodam Iskandar Muda seberat apapun akan terasa ringan manakala mendapatkan dukungan dari masyarakat Aceh. Sebaliknya tugas seringan apapun, akan berat bagi Kodam Iskandar Muda bila tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat Aceh. Keberadaan Kodam Iskandar Muda harus bisa dirasakan oleh masyarakat Aceh untuk mewujudkan ‘Aceh Damai, Bangkit dan Maju’, pungkss Pangdam IM.

Wali Nanggroe mengucapkan terima kasih kepada Pangdam IM yang telah menginisiasi pertemuan ini. “Alhamdulillah, terima kasih kami sampaikan kepada Pangdam IM yang telah menginisiasi pertemuan ini, akan sangat bermanfaat untuk kita saling mengenal lebih dekat dalam menjalin tali silaturrahmi serta untuk saling memahami apa saja kendala dan hambatan yang ada dalam merajut perdamaian Aceh yang telah ditandatangani pada 15 Agustus 2005 lalu antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Helsinki Finlandia,” ungkap Wali Nanggroe Aceh.

“Saya bersama semua yang hadir disini telah berupaya menjaga perdamaian Aceh ini sampai berlangsung selama 15 tahun sudah, dimana dalam masa itu banyak sekali tantangan yang kami hadapi, baik tantangan internal maupun eksternal. Namun komitmen kami untuk berdamai dan dengan memegang teguh pada komitmen MoU Helsinki bahwa Aceh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Wali Nanggroe Aceh. (IA)

Previous Article Gelar Latihan Jelang Liga 1, Persiraja Terapkan Protokol Kesehatan Ketat
Next Article Aneh, Ada Yang Minta Perpanjangan Waktu Hidup Dengan Riba di Aceh Aneh, Ada Yang Minta Perpanjangan Waktu Hidup Dengan Riba di Aceh

Populer

Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Ketua Umum PMI Pusat HM Jusuf Kalla.
Nasional
JK Sarankan Pemerintah Terima Bantuan Asing Tangani Bencana Aceh–Sumatera: Kemanusiaan Tak Mengenal Batas Negara
Minggu, 21 Desember 2025
Aceh
Pemerintah Melunak, Bantuan Internasional untuk Bencana Aceh-Sumatera Boleh Masuk dari NGO
Minggu, 21 Desember 2025
Aceh
Wali Nanggroe: Saya Tidak Akan Tinggal Diam, Banyak Negara Siap Bantu Aceh
Senin, 22 Desember 2025
Umum
Tiga Warga Bener Meriah Sakit Dievakuasi TNI ke Banda Aceh dengan Helikopter
Senin, 22 Desember 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Forum Dakwah Perbatasan (FDP) kembali menyambangi wilayah terdampak banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Pada tahap ketiga penanganan pascabencana, Sabtu (20/12).
Aceh

Mobil Klinik FDP Layani Ratusan Korban Banjir di Pidie Jaya

Minggu, 21 Desember 2025
Akses jalan dari Bireuen menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah hingga kini masih menghadapi kendala jalan terputus di jembatan Tenge Besi Kecamatan Pintu Rime Gayo, Ahad (21/12). (Foto: Ist)
Aceh

Akses Bireuen ke Bener Meriah dan Aceh Tengah Masih Terkendala Jalan Terputus

Minggu, 21 Desember 2025
Kampung Kutereje, Kecamatan Linge, Kabupaten Aceh Tengah, luluh lantak diterjang banjir bandang. (Foto: Ist)
Aceh

Kampung Kutereje Aceh Tengah Habis Tak Tersisa Diterjang Banjir Bandang

Minggu, 21 Desember 2025
Arus lalu lintas di jembatan bailey alternatif Awe Geutah, Teupin Reudeup, yang menghubungkan jalan nasional Bireuen–Lhokseumawe, saat ini diberlakukan sistem buka tutup. (Foto: Ist)
Aceh

Arus Lalu Lintas Diberlakukan Buka Tutup di Jembatan Bailey Awe Geutah Bireuen 

Minggu, 21 Desember 2025
Evakuasi jenazah korban bencana banjir bandang di Kabupaten Aceh Tamiang pada Sabtu (20/12). (Foto: Ist)
Aceh

24 Hari Pascabanjir Aceh, Evakuasi Jenazah Korban Masih Berlangsung

Minggu, 21 Desember 2025
Dugaan penjarahan dan pencurian mobil milik korban banjir bandang dilaporkan mulai terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang pascabencana banjir besar yang melanda wilayah tersebut. (Foto: Ist)
Aceh

Mobil Korban Banjir Dijarah dan Dicuri di Aceh Tamiang, Aparat Diminta Bertindak

Sabtu, 20 Desember 2025
Aceh

Diduga Peras Kepala Dinas, Oknum Wartawan Resahkan Pejabat Aceh Besar

Sabtu, 20 Desember 2025
Pemerintah menggelar Rapat Koordinasi persiapan rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur pascabencana di Aceh. Kegiatan tersebut berlangsung di Kantor Gubernur Aceh, Jum'at, 19 Desember 2025. (Foto: Ist)
Aceh

Pemerintah Bahas Persiapan Rehabilitasi-Rekonstruksi Infrastruktur Pascabencana Aceh

Sabtu, 20 Desember 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
 

Memuat Komentar...
 

    Logo Info Aceh
    Selamat datang di Website INFOACEH.net
    Username atau Email Address
    Password

    Lupa password?