ACEH UTARA – PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama Pengembangan Bisnis di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe.
MoU tersebut diteken saat seremoni memperingati HUT ke-40 tahun PT PIM, di Krueng Geukeuh, Aceh Utara, Kamis (24/2), disaksikan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Bakir Pasaman.
Tujuan penandatanganan MoU ini untuk pengembangan bisnis yang saling menguntungkan antara PIM dan PGN dengan ruang lingkup pengembangan hilirisasi gas bumi seperti blue ammonia, metanol, optimalisasi penggunaan gas PIM, serta potensi lainnya di kawasan KEK Arun Lhokseumawe.
Bakir Pasaman dalam sambutannya mengatakan Pupuk Indonesia selaku induk holding sangat mendukung kerja sama ini. Saat ini perusahaan telah mempunyai roadmap program dekarbonisasi melalui pemanfaatan sumber energi bersih yang berasal dari energi terbarukan untuk pabrik-pabrik pupuk di masa mendatang. Selain optimalisasi pemanfaatan CO2 sebagai bahan baku, juga pengembangan blue ammonia dan green ammonia.
“Pupuk Indonesia juga sudah menandatangani MoU dengan PLN dan Pertamina untuk pengembangan green industry cluster melalui penyediaan energi dalam pengembangan green ammonia,” ujar Bakir Pasaman.
Direktur Utama PT PIM Budi Santoso Syarif, menyatakan salah satu rencana PIM ke depan mengembangkan blue ammonia di lahan Iskandar Muda Industrial Area (IMIA).
“Kita menggandeng PGN sebagai penyedia gas alam, tidak menutup kemungkinan untuk membangun Pabrik Ammonia baru. PIM akan menyediakan lahan dan utilitas untuk operasional pabrik serta mengoperasikan Pabrik Blue Ammonia nantinya karena pengalaman panjang PIM dalam pengoperasian pabrik pupuk,” katanya.
Budi menambahkan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan di Pabrik Ammonia akan dicapture dan ditreatment lebih lanjut dalam bentuk CCS (Carbon Capture Storage) atau CCUS (Carbon Capture Utilization Unit), sehingga ammonia yang diproduksi menjadi blue ammonia.
Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan, mengatakan MoU ini akan menjadi langkah awal kerja sama yang baik antara kedua perusahaan. Dengan kapabilitas PGN yang telah berpengalaman dalam penyediaan bahan baku gas, pihaknya berkomitmen dalam melayani kebutuhan gas untuk sektor pupuk melalui afiliasi PT Perta Arun Gas (PAG).
PGN siap berkolaborasi dengan PIM untuk mengembangkan sayap bisnis yang ramah lingkungan, terutama terkait bisnis blue ammonia.
Heru menyebut CO2 yang dihasilkan dari Pabrik Ammonia akan diinjeksi ke sumur oil & gas untuk menambah tonase oil recovery. Hal ini berpotensi meningkatkan profit bagi PGN dan PIM.
“Lokasi KEK Arun Lhokseumawe juga sangat strategis dengan akses jalur perdagangan internasional serta dikelilingi berbagai market, sehingga menjadi caltive yang memiliki daya tarik investor. Subholding Gas akan mengoptimalkan peran dalam pengembangan layanan gas bumi maupun usaha potensial lainnya di KEK Arun Lhokseumawe,” tuturnya.
Saat ini penggunaan blue ammonia dimanfaatkan sebagai bahan bakar tanpa karbon yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan deklarasi Paris Agreement oleh 196 negara tahun 2015 dalam rangka mengawal reduksi emisi CO2 yang efektif mulai berlaku tahun 2020. Secara komersil, blue ammonia mulai dipasarkan secara global. Jepang mulai menggunakan blue ammonia sebagai bagian dari program NZE (Net Zero Emission) 2050.
Mereka berencana mengkonversi semua pembangkit listrik dari batubara ke blue dan green ammonia mulai tahun 2030.
PIM berharap langkah baik ini akan menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di KEK Arun Lhokseumawe sebagai lokomotif kemajuan Aceh di masa akan datang.
Hari yang sama, Direktur Operasi & Produksi PIM Jaka Kirwanto, melakukan peresmian reaktivasi PIM I di area pabrik amoniak. Sedangkan Direktur Keuangan & Umum PIM, Rochan Syamsul Hadi, meresmikan training center PIM di area diklat. (IA)



