Banda Aceh – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjalin kerja sama dengan Universitas Syiah Kuala (USK), salah satunya dalam bidang literasi keuangan. Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan MoU kerja sama antara Ketua Dewan Komisioner OJK Prof Dr Wimboh Santoso SE MSc PhD dengan Rektor USK Prof Dr Ir Marwan di Gedung AAC Dayan Dawood, Darussalam Banda Aceh, Jum’at 8 April 2022.
Adapun poin lain dari kerja sama di antaranya pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pelaksanaan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM), peningkatan kompetensi dan sumber daya manusia dan lainnya.
Rektor USK menyambut baik kerja sama ini. Sebab literasi keuangan sangat penting dalam mendukung upaya pemerintah terkait pemulihan ekonomi nasional. Mengingat dalam tiga tahun terakhir ini, pandemi Covid-19 telah memberi dampak yang serius terhadap stabilitas perekonomian nasional.
“Kami menilai, OJK sebagai lembaga yang bertugas dalam pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan, maupun pasar modal, memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian di Indonesia,” ucap Rektor Marwan.
Kesepakatan kerja sama ini terjalin, dalam rangkaian kegiatan Kuliah Umum Ketua Dewan Komisioner yang mengangkat tema: Kebijakan Strategis OJK dalam mengakselerasi Pemulihan Ekonomi Nasional, melalui Penguatan Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru”.
Wimboh Santoso dalam kuliah umumnya mengungkapkan, pandemi yang terjadi di Indonesia saat ini menuntut kita semua untuk mampu bertindak cepat. Termasuk pemerintah yang harus segera mengambil kebijakan strategis. Sebab pandemi ini benar-benar kondisi yang tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Selain itu, Wimboh Santoso juga menyoroti transformasi digital perbankan. Menurutnya, kondisi pandemi sekarang ini turut mempengaruhi percepatan transformasi digital dalam dunia perbankan di Indonesia.
Transformasi digital ini merupakan sebuah keharusan untuk menghadapi persaingan global yang begitu kompetitif. Karenanya, Wimboh Santoso mengungkapkan, saat ini OJK sudah mempersiapkan agar semua bank dapat segera memiliki platform digital.
Tidak hanya pada bank-bank besar, namun bank seperti BPR juga telah dipersiapkan masuk ke platform digital. “Jadi, itu yang kita harapkan, agar efisien operasional perbankan kita dan lebih aman,” ucapnya.
Meskipun demikian, Wimboh Santoso juga mengakui, transformasi digital ini memiliki implikasinya. Di antaranya, menjamurnya pinjaman online serta kejahatan cyber lainnya.
Untuk itulah, Wimboh Santoso berharap melalui kerja sama ini maka USK dapat semakin terlibat aktif dalam mendukung upaya OJK terkait literasi keuangan di Indonesia.
“Inilah yang menjadi perhatian kita sehingga literasi dan edukasi menjadi penting. Bukan saja tugas OJK, tapi tugas kita semua seperti universitas. Di mulai dengan bersama-sama program literasi di lingkungan kampus dan kaitannya dengan produk digital,” ucapnya. (IA)



