JAKARTA — Ketua Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto menilai perlu pengkajian mendalam terkait usulan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang ingin menjadikan Aceh sebagai pusat embarkasi pemberangkatan jamaah haji.
Menurut Yandri, dari segi teknis, menjadikan Aceh sebagai pusat embarkasi justru lebih rumit dan merepotkan untuk pemberangkatan jamaah haji dari provinsi lain.
“Menurut saya, jamaah haji tidak terlalu repot. Misal dari Jakarta cukup naik bus masuk asrama haji Pondok Gede langsung terbang. Kalau ke Aceh kan nanti transit lagi, dari Jakarta tiga jam ke Aceh nginap lagi,” kata Yandri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (29/6/2022) seperti dilansir dari Kompas.com.
Wakil Ketua Umum PAN itu juga menyoroti anggapan bahwa pemberangkatan jamaah haji dari Aceh akan lebih efisien karena jarak tempuh yang lebih dekat.
Menurutnya, dari segi biaya justru tidak akan terlalu berbeda jauh jika embarkasi dilakukan selain di Aceh.
“Karena tetap saja, Aceh itu tetap ditambah (biaya) ke pesawat. Tetap ada persiapan asrama haji yang banyak kamarnya di Aceh,” ujarnya.
“Jadi menurut saya, hampir sama saja berangkat dari embarkasi masing-masing sekarang atau pun dikumpulkan,” sambung Yandri.
Lebih lanjut, Yandri menjelaskan bahwa embarkasi yang ada saat ini juga sudah cukup baik.
Misalnya, calon jemaah haji dari kawasan timur Indonesia dikumpulkan di Bandara Hasanuddin, Makassar.
“Itu artinya dalam rangka untuk peningkatan pelayanan jemaah haji itu sendiri. Karena kalau dikumpulkan di Aceh, ya tentu merepotkan juga jemaah haji dari Papua, timur. Kalau terbang ke Aceh dari Papua sudah 5 jam, kenapa enggak langsung ke Saudi,” imbuhnya.
Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily menambahkan, usulan Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad agar embarkasi haji Indonesia pada tahun berikutnya terpusat di Aceh, harus dikaji dahulu secara mendalam.
“Tentu kami harus kaji secara mendalam soal usulan kebijakan menjadikan Aceh sebagai satu-satunya embarkasi haji Indonesia,” kata Ace kepada wartawan, Rabu (29/6/2022).
Ace kemudian menyoroti tiga hal yang perlu dikaji. Pertama, Ace bicara soal menghargai daerah-daerah yang selama ini menjadi titik embarkasi haji.
“Pertama, kita harus mempertimbangkan daerah lain yang sudah selama ini menjadi embarkasi. Tentu mereka harus kita hargai karena setiap daerah-daerah yang sudah menjadi embarkasi, yang memiliki kebanggaan daerahnya dijadikan sebagai embarkasi,” kata Ace.
“Misalnya Jawa Barat yang sudah memiliki Bandara Kertajati. Di mana saat ini juga telah dibangun Asrama Haji di Indramayu untuk seluruh masyarakat Jawa Barat,” imbuhnya.
Pimpinan Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar itu menilai hal yang juga perlu dikaji, yakni terkait kapasitas bandara di Aceh. Ace menuturkan
sarana dan prasarana embarkasi harus disiapkan jika memang ingin dipusatkan di Aceh.
“Kedua, kita harus hitung juga kapasitas bandara Aceh jika digunakan untuk seluruh jemaah Haji dari Indonesia. Harus disiapkan sarana prasarana, dari mulai asrama transit hingga kesiapan bandara,” ujar dia.
Poin ketiga yang disoroti Ace terkait biaya transportasi calon haji apabila harus transit lebih dulu di Aceh. Menurut Ace, harus dihitung apakah lebih efisien atau tidak.
“Ketiga, tentu kita harus hitung biaya transportasi udara dari seluruh daerah dan transit di Aceh, apakah lebih efisien langsung terbang dari Jakarta ke Jeddah atau transit dulu di Aceh? Kan harus dikaji hal-hal seperti itu,” katanya.
Sebelumnya, Sufmi Dasco Ahmad mengusulkan Aceh menjadi satu-satunya embarkasi haji dalam memberangkatkan calon jemaah asal Indonesia ke Arab Saudi pada tahun berikutnya. Dasco menyebut ada sejumlah alasan yang patut dipertimbangkan soal usulannya.
“Jarak tempuh hanya 6 jam (dari Aceh ke Arab Saudi), kemudian secara historis, kita semua kan tahu, Aceh itu dikenal dengan Serambi Mekah,” kata Dasco dalam keterangan tertulis ‘Sufmi Dasco Usul Aceh Serambi Mekah Jadi Satu-satunya Embarkasi’, Rabu (29/6).
“Sehingga, secara pembiayaan, tidak terlalu memberatkan bagi jemaah haji. Namun tetap dengan pelayanan yang berkualitas dan optimal,” kata Dasco. (IA)



