BANDA ACEH — Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Mayjen TNI (Purn) Achmad Marzuki yang baru saja pensiun dari Perwira TNI menggelar pertemuan silaturahmi dengan para pimpinan redaksi media massa dari cetak, online, televisi dan radio.
Pertemuan yang dirangkai dengan makan siang tersebut berlangsung di ruangan Restoran Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (13/7/2022).
Pj Gubernur Achmad Marzuki terlihat didampingi Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Aceh Marwan Nusuf dan Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setda Aceh Muhammad Iswanto.
Terlihat hadir Ketua PWI Aceh M Nasir Nurdin, Ketua AJI Kota Banda Juli Amin, Ketua IJTI Aceh Munir Noer, Ketua SMSI Aceh Aldin Nainggolan, Ketua JMSI Aceh Hendro Saky serta sejumlah pemimpin redaksi dan pemilik media.
Tak biasanya, dunia media dan wartawan yang identik dengan tulis menulis dan mengambil foto narasumber, kali ini diminta tidak melakukan tugas jurnalistik tersebut, karena pertemuan dengan media tersebut hanya sekedar silaturahmi biasa.
Di awal-awal pertemuan saat memberikan sambutan, Pj Gubernur Achmad Marzuki langsung mengingatkan dan meminta awak media yang hadir untuk tidak menulis, merekam dan mengambil foto.
“Saya minta jangan ditulis ya, tidak ada yang merekam dan mengambil foto. Kita hanya silaturrahmi dan ngobrol-ngobrol saja hari ini,” tegas mantan Pangdam Iskandar Muda (IM) ini.
Sejumlah wartawan yang sedang merekam dan mengambil foto saat Achmad Marzuki berbicara memberikan sambutan di depan pimpinan redaksi media, langsung dilarang oleh ajudan Pj Gubernur dan staf di restoran pendopo.
Bahkan beberapa wartawan yang sudah terlanjur merekam dan mengambil foto dengan kameranya, diminta untuk segera menghapusnya.
“Jangan difoto ya, tolong dihapus gambar yang sudah difoto di kamera tadi,” kata sang ajudan Pj Gubernur dan staf di pendopo sambil memeriksa kamera dan HP wartawan untuk memastikan agar foto itu telah dihapus.
Kata Achmad Marzuki, pertemuan ini hanya silaturrahmi dan makan siang bersama dengan pemilik media serta Pemred, jadi tidak ada yang perlu ditulis, direkam, difoto dan diberitakan.
“Tidak ada yang mengutip apapun dari hasil silaturahmi ini, tidak ada pengambilan gambar dan foto apapun dalam pertemuan ini,” tegas Achmad Marzuki berkali-kali mengingatkan wartawan yang hadir
Karena dilarang menulis dan tak ada yang mengambil foto, sejumlah pemred dan wartawan langsung keluar meninggalkan lokasi pertemuan silaturahmi tersebut.
“Aneh juga ya, kita di sini dilarang menulis dan tak boleh mengambil foto. Ini kan bukan pertemuan tertutup atau ada yang dirahasikan sehingga tidak boleh dikutip.
Yang namanya wartawan ya bertanya dan menulis serta ambil gambar jika ada pertemuan dengan gubernur atau pejabat negara. Jika nggak boleh nanya, nggak boleh tulis berita, nggak boleh foto, bukan wartawan namanya. Untuk apa kita diundang bersilaturahmi dengan Pj Gubernur,” kata seorang jurnalis senior yang merupakan Pemred salah satu media online di Banda Aceh.
Alasan Achmad Marzuki yang merupakan mantan Aster KASAD ini meminta wartawan yang hadir tidak menulis dan tidak mengambil foto pertemuan tersebut, karena ia ingin fokus bekerja dulu sebagai Pj Gubernur untuk membangun Aceh dan mensejahterakan masyarakat.
“Izinkan saya fokus bekerja lebih dulu,” jawab singkat Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, kepada para pimpinan dan pemimpin redaksi di Aceh. (IA)



