ACEH UTARA — PT Pema Global Energi (PGE), perusahaan migas plat merah milik Pemerintah Aceh kini tengah melakukan upaya pencarian sumber migas baru dengan seismik 3D di Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten Aceh Timur.
Kegiatan seismik ini seluas 250 kilometer persegi, yang tersebar di Kecamatan Syamtalira Bayu, Samudera, Meurah Mulia, Nibong, Tanah Luas, Syamtalira Aron, Lhoksukon, Baktiya, Baktiya Barat, Seunudon dan Lapang, Kabupaten Aceh Utara.
Sedangkan di Kabupaten Aceh Timur hanya satu kecamatan yaitu Kecamatan Madat.
PT Pema Global Energi (PGE) melakukan sosialiasi kegiatan pencarian sumber migas baru (seismik 3D) kepada para pemangku kepentingan di Kabupaten Aceh Utara, di Kantor Bupati, kawasan Landing, Lhoksukon, Rabu, 3 Agustus 2022.
Kegiatan tersebut dihadiri Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah, Ketua DPRK Aceh Utara Arafat Ali, perwakilan Korem 011/Lilawangsa, Polres Aceh Utara, Kodim 0103/Aceh Utara, para kepala dinas, camat, BPMA, dan manajemen PGE.
Direktur Utama PT PGE Teuku Muda Ariaman dalam keterangan persnya, Kamis (4/8/2022) menyebutkan, survei seismik 3D menggunakan mobil vibroseis yang akan melakukan getaran pada tanah untuk menghasilkan data.
“Teknisnya, saat beroperasi truk vibroseis akan menurunkan alat semacam vibrator yang ditempelkan ke tanah. Dari vibrator itu muncul getaran. Getaran ini yang nantinya ditangkap oleh unit lainnya yang disebut Lobo untuk diteliti oleh tim ahli,” sebut Teuku Muda.
Ia mengungkapkan, saat ini kondisi Wilayah Kerja B peninggalan ExxonMobil dan PHE NSB yang dikelola PGE sudah mendekati batas akhir keekonomian.
Sementara kontrak PGE selama 20 tahun ke depan. Komitmen kerja pasti yang diperintah oleh pemerintah untuk tiga tahun pertama, salah satunya studi seismik untuk keberlangsungan Wilayah Kerja (WK) B yang diprediksi keekonomiannya hanya bisa bertahan dua sampai tiga tahun ke depan.
“Kalau tidak dilakukan pencarian sumber migas baru maka PGE akan berhenti beroperasi. Maka akan sangat besar kerugian bagi Aceh. Oleh karena itu, kami mohon dukungan sepenuhnya dari semua pihak untuk menyukseskan kegiatan ini” ujar Teuku Muda.
Ia menambahkan jika kegiatan pencarian ini berjalan dengan baik dan dapat ditemukan sumber baru, maka migas yang dihasilkan oleh PGE akan sangat mendukung pemasukan daerah setelah berkurangnya transfer dana Otsus oleh pemerintah pusat.
Selain itu, juga dapat menjawab kebutuhan bahan bakar untuk menghidupkan kawasan industri lainnya seperti KEK Arun Lhokseumawe dan PT PIM di Aceh Utara.
Perwakilan Badan Pengelola Migas Aceh (PBMA) Muhammad Makmun, menyebutkan kegiatan seismik 3D yang dilakukan PGE itu pertama kali di bawah pengawasan BPMA.
Setelah adanya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (UUPA) yang melahirkan PP Nomor 23 Tahun 2015 yang memungkinkan Aceh mengelola migas sendiri.
“Kami berharap agar kegiatan ini berjalan baik dan mendapatkan hasil maksimal untuk menambah devisa negara, yang kemudian dikembalikan dalam bentuk dana bagi hasil migas ke daerah penghasil,” ujar Makmun.
Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah, menyampaikan masyarakat Aceh harus bersyukur dengan rencana survei sesimik ini. Karena hal ini merupakan harapan baru untuk masa depan Aceh secara umum dan Aceh Utara khususnya.
Menurut Azwardi, untuk menyukseskan kegiatan itu perlu adanya harmonisasi dan komunikasi yang baik dengan semua pemangku kepentingan hingga masyarakat di desa-desa yang akan dilewati oleh kendaraan seismik tersebut.
“Kegiatan ini menyangkut dengan kesejahteraan anak cucu kita ke depan. Maka kegiatan ini harus kita dukung bersama, kami akan mengawal kegiatan ini, karena ini menyangkut kekayaan alam kita. Apalagi saat ini sudah ada undang-undang yang mengatur Aceh bisa mengelola migas sendiri dengan hadirnya BPMA,” pungkas Azwardi. (IA)



