LHOKSUKON – Banjir yang melanda wilayah Kabupaten Aceh Utara pada Kamis (6/10) telah meluas ke 12 kecamatan.
Akibat banjir, salah seorang warga bernama Rukayah (72) dilaporkan meninggal dunia saat dievakuasi dari lokasi banjir ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia, Aceh Utara.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara, Mulyadi menyebutkan, Rukayah dievakuasi dari rumahnya dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit.
Di sisi lain, saat ini banjir sudah meluas ke 12 kecamatan.
Saat ini, luapan air sungai Krueng Keureuto, Krueng Peuto, Krueng Pirak, Krueng Sawang, Krueng Nisam, dan Krueng Pase semakin meluap.
Bahkan, pada Kamis (6/10/2022) siang, banjir sudah merendam 12 kecamatan yaitu Kecamatan Pirak Timu, Lhoksukon, Tanah Luas, Samudera, Cot Girek, Matangkuli, Muara Batu, Muara Batu, Geureudong Pase, Langkahan, Dewantara, Nibong, dan Paya Bakong, Kabupaten Aceh Utara.
“Sekarang kita fokus evakuasi warga di lokasi. Sejumlah titik pengungsian berada di mushalla (meunasah),” sebut Mulyadi dilansir dari Kompas.com, Kamis (6/10/2022).
Selain itu, sambung Mulyadi sejumlah fasilitas publik seperti kantor polisi, TNI, kejaksaan, sekolah dan Puskesmas juga terendam. Namun, layanan darurat tetap dilakukan di lokasi banjir.
“Sehingga kebutuhan obat untuk pengungsi tetap terpenuhi,” pungkasnya.
Pengungsi korban banjir Aceh Utara capai 38 ribu jiwa
Sementara itu, jumlah pengungsi korban terdampak banjir di Kabupaten Aceh Utara semakin bertambah dan mencapai 9.500 kepala keluarga (KK) atau 38 ribu jiwa. Data tersebut disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Dr Ilyas saat menyerahkan bantuan bahan pokok untuk korban banjir di kantor BPBD Aceh Utara, Kamis (6/10).
Ilyas mengatakan, banjir yang terjadi di 12 Kecamatan di Aceh Utara yang paling parah disapu banjir ada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Matang Kuli, Lhoksukon dan Pirak Timur.
“Kalau kita lihat pengungsi saat ini lebih kurang sudah 9.500 KK atau 38.000 jiwa yang mengungsi terdampak banjir,” ujar Ilyas.
Ilyas mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah aliran Sungai Keureto dan Krueng Pirak Aceh Utara tetap waspada kemungkinan banjir akan bertambah, karena melihat kondisi hujan yang mengguyur di daerah pegunungan Kabupaten Bener Meriah masih tinggi.
Menurut Ilyas, upaya Pemerintah Aceh dalam penanganan banjir di Aceh Utara selanjutnya, pihak BPBA telah melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholder yang ada untuk penanganan secepatnya di lapangan baik dengan Pj Gubernur dan DPRA memberi bantuan kepada masyarakat korban banjir.
“Yang paling penting kita saat ini telah melakukan koordinasi ke Pemerintah Aceh baik DPRA, DPRK dan Kabupaten yang bahwa hari ini kita sama sama melihat bantuan tahap pertama sudah kita salurkan melalui BPBD Aceh Utara kebutuhan pokok senilai Rp 200 juta dari Pemerintah Aceh dalam bentuk barang sembako sesuai permintaan Kabupaten/Kota,” terangnya.
Selain penyaluran bantuan kebutuhan pokok untuk korban pengungsi banjir Aceh Utara, BPBA juga telah membantu 1 unit tenda dan dua raberbot bersama mesinnya ke BPBD Aceh Utara untuk membantu kelancaran evakuasi warga yang terjebak banjir. (IA)



