ACEH TAMIANG — Sore itu, Sabtu (12/11/2022) sekitar pukul 16.00 WIB, sejumlah pengendara sepeda motor tampak kesulitan saat melintasi jalan utama kampung di perbatasan Provinsi Aceh dan Sumatera Utara (Sumut). Seorang pria tampak sedang meratakan batu koral di jalan yang rusak.
Akses jalan tersebut merupakan batas antara Desa Halban Jati, Kabupaten Langkat dan Desa Alur Mentawak (pemekaran dari Desa Seumadam), Kabupaten Aceh Tamiang.
Kedua desa ini sama-sama termarginalkan dari segi pembangunan infrastruktur. Maklum setiap pedesaan di ujung provinsi sering tak terjangkau dan luput dari perhatian.
Keluhan utama warga di sana adalah akses jalan. Apalagi saat musim hujan sepeda motor terpaksa dituntun. Selama ini perbaikan jalan ditanggung sama-sama oleh kedua desa lain provinsi tersebut.
“Perbaikan jalan ini hasil sumbangan warga, setelah terkumpul uang ada Rp 1 juta dibelikan batu koral. Besok rencana kepala desa/datok penghulu Desa Seumadam, Aceh Tamiang (desa tetangga) akan bantu satu dump truk batu koral,” kata warga Sukarman, Senin (14/11/2022) seperti dilansir dari InfoPublik.
Sementara iring-iringan pengendara sepeda motor yang terjebak di jalan rusak tadi tampak belok ke kanan memilih jalan alternatif saat hendak pulang ke Kampung Alur Mentawak. Warga enggan menempuh jalan utama desa karena terjal, berbatu dan hancur.
Jalan alternatif tersebut baru selesai dibangun melalui program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reuguler ke 115/2022 Kodim 0117/Aceh Tamiang.
“Iya, ini jalan yang baru siap dibangun oleh TMMD. Lumayan sejak ada jalan ini bisa langsung tembus ke kampung Alur Mentawak,” ucap Hariadi dijumpai dalam perjalanan pulang.
Hariadi adalah warga Lorong 2 Alur Mentawak. Dia bekerja di salah satu perusahaan perkebunan berstatus sebagai karyawan kontrak. Menurutnya manfaat jalan TMMD sudah bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Dulu, ujar Hariadi, jalan ini bisa tembus keluar tapi kondisinya rusak berat, kecil dan tidak dirawat. Kalau dibandingkan sekarang jalan lebar setelah dibuka menggunakan greder dan beko. Sasaran fisik TMMD ini meliputi separuh jalan milik HGU perusahaan perkebunan dan separuh lagi jalan milik pemerintah desa Alur Mentawak.
“Sebelum ada TMMD ya, jalannya rusak, rusak sekali pun hanya sepeda motor yang bisa lewat,” ulasnya.
Ariyanto (42), warga Lorong 1 Alur Mentawak mengaku baru pulang belanja dari grosir melalui jalan potong TMMD. Meski dia warga Aceh tapi memilih belanja barang kebutuhan kios di wilayah Sumatera Utara karena lebih dekat.
Ariyanto dan orang tuanya merupakan warga asli Alur Mentawak. Profesinya sebagai petani karet. Untuk mengeluarkan hasil kebun dan komoditi pertanian hanya ada satu jalan kampung yang hancur. Kerusakan jalan Alur Mentawak ini diperparah oleh lalu lalang truk pengangkut TBS. Selama ini masyarakat yang hendak keluar kampung terpaksa memutar dari Dusun Sidorejo.
“Baru ini lah kami merasakan ada jalan bagus. Alhamdulillah dampaknya sangat membantu petani dengan adanya jalan ini akses bagus, dan waktu bisa singkat,” ujar petani karet ini.
Biasanya lanjut Ariyanto alias Iyan, aktivitas petani ramai melintas di pagi hari. Bila turun hujan seluruh akses jalan hancur, becek dan licin. Dari Alur Mentawak keluar ke jalan raya sejauh 5 Km atau memakan waktu 15-20 menit lewat jalan kampung.
“Sekarang ini kalau kita keluar kampung dari akses jalan TMMD lebih kurang 4 Km hanya memakan waktu lima menit paling lama. Pernah ketika badan jalan baru selesai disekraf saya uji coba naik sepeda motor lewat jalan ini cuma tiga menit sampai jalan raya,” jelasnya.
Dandim 0117/Aceh Tamiang Letkol Czi Alfian Rachmad Purnamasidi mengatakan akses jalan penghubung di Alur Mentawak, Kecamatan Kejuruan Muda sepanjang 3.750 meter dan lebar 6 meter sudah tuntas dikerjakan.
Selanjutnya pembangunan dua unit jembatan 5×4 meter di Kampung Selamat, Kecamatan Tenggulun. Selaian itu sasaran tambahan yakni pembuatan lapangan voli dan pengecatan dua unit musala sudah selesai dikerjakan.
“Untuk saran non fisik berupa penyuluhan stunting, pertanian, dan penyuluhan wawasan kebangsaan, hukum, dan narkoba juga sudah kami lakukan sebelumnya,” tegas Alfian R Purnamasidi.
Diketahui Aceh Tamiang baru saja dilanda banjir besar hingga melumpuhkan arus transportasi Medan-Banda Aceh selama sepekan. Dandim menyatakan, untuk bencana banjir yang terjadi disaat program TMMD sedang berjalan tak menyurutkan semangat Satgas TMMD untuk menyelesaikan pekerjaan.
“Kebetulan saat banjir datang progres pelaksanaan TMMD sudah mencapai 90 persen, sehingga tidak menjadi hambatan di lapangan karena kita sudah mulai sejak tanggal 11 Oktober 2022 dan terus memacu pekerjaan sesuai target,” terang Alfian.
“Hari ini program TMMD telah rampung 100 persen, di antaranya insfrasruktur pembangunan jalan tembus sepanjang 3.750 x 6 meter di Alur Mentawak yang menjadi perbatasan Aceh-Sumut,” tegas Dandim usai penutupan program TMMD tersebut. (IA)



