Lhoksukon — Pabrik Kelapa Sawit (PKS) berkapasitas 45 ton TBS per jam di Gampong Uram Jalan, Kecamatan Geureudong Pase, Aceh Utara, diresmikan pada Rabu siang (16/11/2022).
Pabrik kelapa sawit itu dikelola oleh Bahruny Group dibawah PT Satya Agung di wilayah Aceh Utara.
Peresmian PKS itu ditandai dengan penekanan tombol oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki, bersama Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar, Ketua DPRA Saiful Bahri, Kapolda Aceh Irjen Pol Ahmad Haydar, Pangdam Iskandar Muda (IM) Mayjen TNI Achmad Marzuki, Pj Bupati Aceh Utara diwakili Asisten I Sekdakab Dayan Albar dan Komisaris Utama Bahruny Group, Joefly J. Bahroeny, Direktur PT Satya Agung serta pihak terkait lainnya.
Kemudian dilanjutkan penandatanganan prasasti PKS Satya Agung oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki yang disaksikan oleh Menteri ATR/BPN Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto dan Muspida Aceh serta Muspida Aceh Utara.
Diharapkan, dengan kehadiran PKS itu dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, terutama petani sawit sebagai bagian dari upaya mempermudah penyerapan buah sawit petani plasma maupun petani swadaya.
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki dalam kesempatan itu menyampaikan, saat ini sektor pertanian dan perkebunan adalah salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi daerah ini.
Sektor ini berkontribusi cukup besar bagi Pendapatan Domestik Bruto Aceh. Perkebunan dan pertanian juga di antara sektor yang menyerap tenaga kerja paling banyak, sehingga tidak heran kalau ekonomi Aceh sangat bergantung kepada sektor ini.
Khusus di sektor perkebunan, ada banyak komoditi yang dikembangkan di Aceh, seperti kelapa sawit, karet, coklat, kelapa, kopi, dan lainnya. Dari semua komoditi itu, yang terbesar adalah kelapa sawit.
“Keberadaan perkebunan kelapa sawit ini juga dibarengi dengan kehadiran sejumlah pabrik kelapa sawit di berbagai daerah. Dengan kehadiran PKS yang dikelola PT Satya Agung ini, jumlah PKS di Aceh tentu semakin bertambah,” ucapnya.
Ia berharap, ke depan Satya Agung dapat menambah produksi CPO Aceh, dan pada gilirannya usaha perkebunan ini semakin memperkuat daya dorong bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
“Dalam hal ini kita bersyukur, Pemerintah sangat mendukung pengembangan perkebunan sawit di daerah ini. Hari ini Bapak Menteri Agraria akan menyerahkan sertifikat lahan plasma kepada perwakilan masyarakat, dimana lahan itu nantinya dikembangkan menjadi areal perkebunan,” kata Pj Gubernur Aceh ini.
Ia menyebutkan, keberadaan areal plasma ini dapat menjadi bukti adanya kerja sama yang baik antara pihak perusahaan sebagai pengelola dan masyarakat sebagai pemilik.
Dengan demikian kemajuan usaha perkebunan di daerah ini dapat mendorong peningkatan kesejahtaraan masyarakat, sehingga kemajuan usaha perkebunan bisa menjadi salah satu sektor yang dapat mengurangi tingkat kemiskinan daerah.
Komisaris Utama Bahruny Group, Joefly J. Bahroeny menyampaikan, Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) PT. Satya Agung memiliki kapasitas olah 30 ton/jam ekstensi 45 ton/jam telah mulai beroperasi sejak Mei 2021.
Sumber TBS PMKS PT. Satya Agung berasal dari kebun masyarakat sekitar dan kebun PT. Satya Agung sendiri dengan luas lahan 10.000 ha.
PMKS PT Satya Agung dalam beroperasi telah menerapkan zero waste atau nihil limbah dengan memanfaatkan seluruh limbah yang dihasilkan dari proses pengolahan TBS menjadi CPO.
Limbah tersebut mencakup limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa Empty Fruit Bunch (EFB) dan cangkang sedangkan limbah cair berupa Palm Oil Mill Effluent (POME).
Limbah–limbah tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan tanaman kelapa sawit dan bahan bakar.
“Kehadiran PMKS Satya Agung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan menyerap tenaga kerja yang berasal dari desa sekitar pabrik, menerima TBS dari masyarakat sekitar Kecamatan Geurodong Pase dan Kecamatan Simpang Keuramat,” katanya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) Dr Gulat ME Manurung menyambut antusias peresmian ini
“Saya bersyukur dengan pendirian PKS PT Satya Agung ini. Kebetulan kebun anggota APKASINDO sangat banyak di radius PKS ini. Atas undangan PT Satya Agung, saya sangat senang bisa hadir disini dalam peresmian PKS dan acara penyerahan sertifikat kepada petani sawit mitra plasma Bahruny Group,” ujar Gulat.
Gulat menceritakan kehadiran Menteri ATR/BPN juga menambah semangatnya untuk secepatnya tiba di lokasi acara. Gulat berharap pak Menteri juga bisa sekaligus melihat kondisi eksisting di lapangan, betapa berartinya sawit bagi ekonomi masyarakat setempat dan tentu Indonesia yang sudah menerima manfaat melalui kuatnya ekonomi nasional dapat melalui terpaan berbagai isu dan goncangan dunia.
“Walau perjalanan cukup jauh untuk tiba dilokasi, sampai 3 kali ganti pesawat, tapi saya sangat semangat karena PKS ini nyata membantu masyarakat sekitarnya,” lanjut Gulat.
Kegiatan ini juga diharapkan menjadi referensi bagi korporasi sawit lainnya agar benar-benar bersinergi dengan petani sawit seperti yang dilakukan oleh PT Satya Agung. Membuka kran TBS kepada petani swadaya dengan harga yang setara adalah kata kuncinya, tegas Gulat.
Sebagai Doktor Lingkungan, Gulat menekankanempat dimensi keberlanjutan sawit, yakni ekologi, sosial, lingkungan dan hukum harus saling sejalan. Tidak bisa hanya membicarakan aspek lingkungan dan hukum sementara masyarakat sekitar malah banyak yang miskin ditengah-tengah kekayaan sumber daya alamnya.
Gulat juga menyampaikan, mustahil suatu perusahaan dapat berjalan langgeng, apabila kehadiran perusahaan tersebut tidak memberikan manfaat untuk masyarakat sekitar.
“DPP APKASINDO mengucapkan selamat kepada petani sawit Aceh Utara dan Lhokseumawe atas kehadiran PKS PT Satya Agung. Apresiasi dan terima kasih kepada Bang Joefly J Bahroeny, yang sudah menempatkan petani sawit sebagai mitra strategis dan berkelanjutan,” ungkap Gulat. (IA)



