BANDA ACEH — Merespon kejadian luar biasa (KLB) Polio yang ditemukan di Kecamatan Mane, Kabupaten Pidie, pemerintah melakukan sub-Pekan Imunisasi Nasional Polio secara bertahap untuk mencegah penularan dan melindungi anak-anak Aceh dari virus Polio yang sangat berbahaya itu.
Pada tahap pertama, sub-Pekan Imunisasi Nasional Polio dilakukan di Kabupaten Pidie yang sudah dimulai sejak 28 November hingga 4 Desember 2022.
Setelah di Pidie, untuk tahap selanjutnya kegiatan sub-Pekan Imunisasi Nasional Polio akan diberikan kepada anak-anak yang berada di 6 kabupaten/kota yang berdekatan dengan kabupaten Pidie.
Pada tahap kedua ini kegiatan sub-Pekan Imunisasi Nasional Polio akan berlangsung mulai 5 – 11 Desember 2022. Enam kabupaten/kota itu yakni Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Utara.
Kepala Dinas kesehatan Aceh dr Hanif mengatakan, vaksinasi imunisasi tetes polio itu dilakukan secara bertahap karena, masih perlu adanya pelatihan kepada sejumlah tenaga kesehatan (Nakes).
“Pelaksanaan imunisasi itu, seharusnya dilakukan secara bersamaan. Namun, karena perlu adanya pelatihan terhadap Nakes maka dilaksanakan pelatihan terlebih dahulu. Pelaksanaannya cuma memberikan tetes kepada anak, jadi proses imunisasinya cepat,” imbuhnya.
Sementara untuk kabupaten/kota lainnya, pelaksanaan sub-Pekan Imunisasi Nasional Polio dijadwalkan 12 – 18 Desember 2022.
Pelaksanaan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB Polio di wilayah Provinsi Aceh dilaksanakan sebanyak 2 putaran. Masing-masing putaran Sub PIN ini dilaksanakan selama satu pekan ditambah 5 hari sweeping.
Jarak minimal antar putaran satu bulan dengan target cakupan sekurang-kurangnya adalah 95% untuk masing-masing putaran.
Sasaran Sub PIN adalah seluruh anak usia 0 bulan sampai dengan 12 tahun, termasuk pendatang, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.
Targetkan 1,2 Juta Anak di Aceh
Kadinkes Aceh dr Hanif menyebutkan pelaksanaan sub-PIN Polio untuk seluruh Aceh ada 1,2 juta sasaran anak usia 0 bulan sampai 12 tahun, yang harus mendapatkan imunisasi polio tetes.
Untuk kesiapan vaksin Kadinkes Aceh menyebutkan pihak Kemenkes sudah menyiapkan hingga 3,2 juta dosis imunisasi untuk mendukung pelaksanaan sub-PIN Polio ini di seluruh Aceh.
Jumlah sebanyak itu adalah untuk mengkover 2 putaran dimana jarak minimal antar putaran satu bulan setelah pelaksanaan putaran pertama dilakukan.
Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap temuan pasien Polio di Mane, Pidie, merupakan KLB Polio kedua di Indonesia setalah sebelumnya di Papua tahun 2019. Padahal Indonesia sudah mendapat sertifikat eradikasi atau bebas Polio dari organisasi kesehatan dunia (WHO) tahun 2014.
“Aceh KLB kedua setelah tahun 2014. Papua yang pertama ditetapkan sebagai KLB Polio tahun 2019. Jadi pasca dinyatakan bebas dari polio, Papua dengan dua pasien polio dan hal ini dipicu karena minimnya imunisasi terhadap anak-anak di daerah tersebut,” ujar Yudit, Narasumber dari Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, yang hadir secara virtual pada pertemuan media briefing Komunikasi Resiko KLB di Aceh di Aula Bapelkes Aceh, Rabu (30/11).
Yudit menyebutkan penetapan KLB terhadap temuan kasus polio di Pidie, dikarenakan negara ini sudah bebas dari polio. Makanya begitu ditemukan 1 kasus saja, pihak Kementerian Kesehatan langsung bergerak cepat dan menetapkan ini masuk kategori KLB.
Di acara media briefing yang mengangkat peran media dalam penanganan KLB Polio di Aceh, ini Yudit juga memaparkan pihaknya bersama Dinas Kesehatan Aceh sudah melakukan surveilans cepat dengan mendatangi 26 rumah di Mane, Pidie dimana ditemukan 33 anak berusia 0 sampai 59 bulan.
Dari jumlah itu, hanya 8 anak (24 persen) yang diimunisasi OPV lengkap. Dari 8 anak itu tidak ada satupun yang pernah mendapatkan imunisasi polio suntik (IPV).
“Sama seperti kejadian KLB Papua. Ternyata KLB polio Pidie dipicu dikarenakan membuang feses masih di area terbuka, lingkungan tempat tinggal kotor dan masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi,” kata Yudit.
Meskipun tersedia toilet, tapi lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai. Air sungai pun masih dipakai sebagai sumber aktivitas penduduk, termasuk tempat bermain anak- anak.
Polio (Poliomyelitis) adalah penyakit yang sangat menular yang disebabkan oleh virus polio. Polio menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelumpuhan atau bahkan kematian. (IA)



