ACEH BESAR — Sebanyak 702 mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh telah selesai melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di dua kabupaten, Aceh Besar dan Pidie.
Penarikan mahasiswa KKN periode XXII berlangsung di Aula Kantor Bupati Pidie dan di Pesantren Darul Aitam, Seulimuem, Kamis, 5 Januari 2023.
Wakil Rektor IV USK Dr Ir Taufiq Saidi MEng menyampaikan, terlepas dari lebih dan kurang mahasiswa selama menjalani KKN, namun ada banyak sumbangsih yang telah diberikan di gampong (desa) yang mereka tempati.
Terutama bergerak dalam hal optimalisasi potensi ekonomi gampong, penyuluhan narkoba dan masyarakat yang bebas stunting.
“Tentu saja banyak manfaat dari kegiatan KKN yang telah dilaksanakan. Banyak pengalaman dalam menyatukan ilmu dengan masyarakat. Yang paling penting adalah bagaimana mahasiswa melakukan kerja tim demi keberhasilan setiap program di gampong-gampong,” kata Wakil Rektor IV.
Ia menerangkan, keberadaan mahasiswa KKN USK di Pidie ikut menyukseskan kegiatan Pekan Olahraga Rakyat Aceh (PORA) XIV beberapa waktu lalu.
Taufiq mengatakan, mahasiswa USK dengan pengalaman Bank Sampah di kampus, berperan dalam tata kelola sampah selama event tersebut berlangsung.
Hal tersebut turut diaminkan Sekretaris daerah (Sekda) Pidie H Idhami MSi. Ia menyampaikan terima kasih, berkat kolaborasi dengan mahasiswa USK, PORA yang sebelumnya diragukan, justru sukses, baik secara penyelenggaraan maupun prestasi.
“Berkat kerja sama semua kita, PORA XIV Pidie berlangsung sukses. Bahkan untuk PON mendatang, ada lima cabang olahraga yang akan dipertandingkan di sini,” sebut Sekda Pidie.
Idhami mengingatkan, kepada seluruh mahasiswa KKN USK untuk kembali ke Pidie, minimal menyambung silaturahmi yang telah terajut.
Terlebih, kepada putra Pidie, ia meminta untuk membangun daerahnya demi kemajuan pembangunan.
Setelah penarikan mahasiswa KKN di Pidie, siang harinya setelah zuhur, penarikan juga berlangsung di Aceh Besar.
Wakil Rektor III USK Prof Dr Mustanir MSc menerangkan, tak ada KKN yang sempurna. Menurutnya, kesan mendalam justru datang dari pengalaman yang sulit. Hal itu amat berharga bagi mahasiswa, dalam tumbuh kembang diri menjadi pribadi yang lebih matang.
“Yang tidak kalah penting selama di gampong, terbentuknya soft skill bagi mahasiswa, terutama menyangkut komunikasi yang baik. Seriuslah menjemput kontribusi terbaik dalam membangun Indonesia dari desa. Karena desa adalah miniatur dari Indonesia,” pesan Prof Mustanir.
Wakil Rektor III mengucapkan terima kasih kepada seluruh unsur yang terlibat, mulai dari bupati, camat, geuchik, perangkat desa dan masyarakat, yang telah menerima serta mendidik mahasiswa USK selama menjalani KKN periode XXII.
Sementara Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto menerangkan, ia sangat senang atas kehadiran mahasiswa KKN di kabupaten yang ia pimpin. Ia mengakui ada dampak positif yang diberikan mahasiswa USK selama KKN.
“Selama 30 hari, saya 4 kali berperan dalam menyukseskan KKN USK di Aceh Besar. Mungkin itu salah satu yang terbanyak. Bahkan beberapa kali, setiap pekan saya WA dan menanyakan kondisi mahasiswa di desa-desa yang sedang menjalani KKN,” beber Pj Bupati Aceh Besar.
Lebih jauh, Iswanto menarasikan, pihaknya selalu terbuka dan berharap Aceh Besar menjadi pilihan USK setiap kali menjalankan program pengabdian kepada masyarakat.
“Kami sangat siap, sama-sama kita bimbing dan bina. Banyak gampong yang membutuhkan pengabdian, agar pembangunan bisa kita lanjutkan,” jelas Iswanto.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, mantan Plt Gubernur Aceh dan Menpan-RB Azwar Abubakar, Ketua LPPM USK Prof Dr Taufiq Fuadi Abidin SSi MTech, Ketua P3KKN Drs Zulfitri M Biomed, dan sejumlah tamu undangan. (IA)



