INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Guru Apatis Tak Peduli Siswanya, Hambat Kualitas Pendidikan

Last updated: Sabtu, 16 September 2023 20:18 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 7 Menit
Dr Erlawana MPd
Dr Erlawana MPd
SHARE
Oleh: Dr Erlawana MPd

PERNAHKAH Anda bertemu guru yang sikapnya acuh tak acuh? Atau Anda bertemu guru yang tidak peduli terhadap perkembangan terkini sekolah maupun luar sekolah?

Guru yang sekadar tahu jadwal masuk sekolah jam berapa, sekadar tahu jumlah siswanya di kelas ada berapa.

Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan

Tapi tidak pernah mau tahu mengapa siswa tidak masuk sekolah, tidak pernah mau tahu siswanya mau belajar atau tidak.

- ADVERTISEMENT -

Bahkan tak peduli dengan siswa melanggar tata tertib karena menganggap itu tugasnya bidang kesiswaan.

Sikap acuh tak acuh yang ditunjukkan guru seperti ini adalah salah satu perilaku Toxic yang dapat merugikan kemajuan sekolah.

- ADVERTISEMENT -
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Dilansir dari kamus online Merriam Webster, ‘toxic’ merupakan kata dalam bahasa Inggris yang berarti ‘racun’. Ya, guru model ini hanya sekadar peduli pada urusannya sendiri dan tidak memperhatikan masalah yang dihadapi kolega guru lainnya.

Guru macam ini sekadar tahu hari ini harus memakai seragam apa, besok pakai seragam apa, total tunjangannya berapa, namun cara mengajarnya tak berubah walaupun era telah berganti. Yang berubah hanya penampakannya semakin tua.

Guru seperti ini tahu bahwa teknologi berkembang selalu, tetapi dirinya merasa tidak terlalu perlu. Kegiatan sekolah dia tak pernah peduli (bukan panitia, katanya).

Riza Syahputra
Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

Jika pun jadi panitia hanya bekerja sekedarnya buat gugurkan kewajiban. Mengajar di kelas, tapi jarang memeriksanya apalagi mengembalikan hasil ulangan anak didiknya. Padahal harusnya hasil ulangan siswa dikoreksi dan dikembalikan.

- ADVERTISEMENT -

Justru parahnya lima belas menit sebelum waktu pulang sudah siap-siap keluar kelas.

Dirinya berpikir sudah hebat, tak perlu lagi membaca, tak perlu lagi tingkatkan kualitas diri. ‘Ogah’ melakukan perubahan dan cenderung bersikap mempertahankan ‘status quo’ yang ada.

Bagi mereka sudah cukup dengan yang ada dan cenderung berupaya mempertahankan ‘status quo’ sehingga relatif sulit menerima perubahan ke arah yang lebih baik dalam pembelajaran.

Merasa status pegawai negeri, tidak perlu kerja keras karena tidak akan dipecat.

Lalu apa bedanya dengan sikap guru yang satu ini? Datangnya selalu pagi, jarang terlambat, pakaian seragam selalu dikenakan, atribut lengkap terpasang, dan saat jam mengajar masuk tepat waktu.

Tapi dianya sekadar penuhi tuntutan kurikulum sesuai standar minimal.

Paradigma berpikirnya cuma berseragam sesuai jadwal, datang dan pulang tepat waktu, santai saja di sekolah sudah merasa cukup dan merasa berhak menerima tunjangan ini itu.

Tentunya kedua perilaku destruktif guru yang dideskripsikan di atas akan mempengaruhi interaksi antara guru dan siswa sehingga akan menghambat proses belajar siswa dan kesejahteraan psikologisnya di sekolah.

Perilaku seperti ini akan menghambat upaya meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Lalu pertanyaannya, kapan “mereka” ini serius mengajar dan mendidik siswa?

Cobalah kita introspeksi diri, berapa banyak siswa di sekolah kita, berapa persen dari mereka yang mengenal kita?

Jika prosentasenya tinggi, maka Anda boleh diacungi jempol, jika prosentasenya kecil, tanyakan kepada sahabat terdekat Anda kenapa? Atau Anda makin tak dikenal siswa di sekolah sendiri, karena ketidak pedulian Anda akan dibalas oleh ketidakpedulian “mereka”.

Pentingnya Keteladanan

Kalau saja seorang guru mau serius sedikit saja saat mengajar di kelas, peduli pada penanaman etika, estetika dan karakter siswa, maka sekolah akan selalu membutuhkan dirinya.

Keteladanan guru memiliki keterkaitan terhadap kepedulian guru. Sebagai contoh dalam hal kebersihan.

Kepedulian guru akan ‘kebersihan’ dapat menularkan perilaku hidup bersih kepada peserta didik. Guru memberikan teladan dalam membuang sampah pada tempatnya.

Hal senada juga dapat diterapkan pada ketertiban, kedisiplinan, kerapian, keindahan, perilaku sosial, dan spiritualitas. Guru memiliki peran supaya bisa menjadi contoh yang baik bagi siswa dan supaya guru bisa menjadi inspirasi bagi siswa (Minsih & Galih D, 2018).

Bentuk kepedulian lainnya guru dalam mengatasi bullying adalah dengan memberi intervensi yang memadai.

Kesuksesan intervensi tersebut bergantung pada keyakinan guru akan kemampuan dirinya dalam menyelesaikan permasalahan bullying yang dihadapi siswa di sekolah (Skinner et al., 2014).

Agar dapat menjadi fasilitator yang baik, guru hendaknya memiliki sikap peduli. Menurut Gorgeous (2012) ada lima sikap guru terhadap peserta didik dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) menunjukkan kepedulian dan kebaikan; (2) berbagi tanggung jawab; (3) sensitif menerima keragaman; (4) meningkatkan instruksi individu; dan (5) mendorong kreativitas.

Sikap tersebut juga diperlukan peserta didik untuk mendukung terciptanya pembelajaran yang kondusif (Kardo & Yuzarion, 2017).

Maka jadilah guru yang baik dan berkesan bagi siswa. Ketika disebut nama Anda, siswa langsung heboh ceritakan tentang kesan mereka mengenai Anda.

Sekarang kita balik bertanya, siapa guru sekolah yang Anda ingat hingga kini? Pasti jawabannya adalah guru yang berkarakter karena Anda terus mengenangnya hingga kini.

Ya sudah, yang berlalu biarlah berlalu. Mumpung masih ada kesempatan, jadilah Anda menjadi guru yang baik, guru yang berkesan bagi siswa. Jangan lagi membuat alasan-alasan klasik malas masuk kelas.

Jadilah guru yang komitmen, kuasai lah materi pelajaran, kuasai metode mengajar sehingga siswa tidak cepat bosan.

Janganlah Anda fokus ke bisnis usaha Anda sementara tugas utama Anda mengajar hanya dijadikan pekerjaan sampingan, atau barangkali Anda menjadi guru karena profesi terdesak, akibat tidak ada lagi pekerjaan yang lain?

Jadilah guru yang saling memotivasi, saling menghormati, dan salin membimbing sesama rekan sejawat.

Demikian juga dengan orang tua dan mayarakat sekitar, secara rutin terus berinteraksi dengan menggali kebutuhan dan membuat kesepakatan, dan peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat dan melakukan semua usaha untuk secara bersama-sama berperan aktif dalam meningkatkan proses pembelajaran. Endingnya, Anda akan dihormati dan dihargai.

Ingatlah, menjadi seorang guru bukanlah profesi yang mudah. Tugas anda seorang guru tidak hanya sebatas mentransfer ilmu pengetahuan saja, akan tetapi lebih dari itu bagaimana dapat mengembangkan karakter terbaik siswa dan memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna serta memastikan seluruh siswa dapat menerapkan ilmunya di keseharian.

Dalam mengembangkan karakter pastinya seorang guru juga harus menjadi teladan karakter yang terbaik juga untuk siswa.

Bersyukurlah bagi sekolah-sekolah hari ini masih banyak guru yang masih punya motivasi dan semangat untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, sehingga memberikan dorongan dan dukungan kepada “Difference Teachers” untuk melakukan perubahan itu.

*Penulis adalah Kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh
TAGGED:apatisguruGuru Apatis Tak Peduli SiswanyahambatHambat Kualitas Pendidikankualitasopinipedulipendidikansiswanya,tak
Previous Article Kanwil Kemenkumham Aceh melakukan sosialisasi layanan perseroan perorangan yang mengusung tema "UMKM Bangkit-Indonesia Maju", Jumat (15/9) di Hotel Permata Hati, Aceh Besar Hanya Modal Rp 50 Ribu, Pelaku Usaha di Aceh Sudah Bisa Jadi CEO
Next Article Aceh Impor Beras dari Thailand, Meningkat Dua Kali Lipat Agustus 2023

Populer

Bupati Aceh Utara, Ismail A. Jalil (Ayahwa) melantik 34 pejabat baru di aula Setdakab Aceh Utara, Senin sore (17/11). (Foto: Ist)
Politik
Sekda Aceh Utara Dicopot, Bupati Ayahwa Lantik 34 Pejabat Baru
Senin, 17 November 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025
Aktivis perempuan Aceh Yulindawati
Aceh
Aktivis Perempuan Aceh Kritik Ketua DPRA: Ribut Saat Polisi Panggil Pokja, Diam Soal Tanah Blang Padang-BatalyonTNI
Sabtu, 12 Juli 2025
Dr Tgk H Ajidar Matsyah Lc MA, alumni Dayah Darul Ulum Tanoh Mirah, Peusangan, Bireuen gagal jadi Komisioner Baitul Mal Aceh. (Foto: Ist)
Aceh
Raih Nilai Tertinggi, Alumni Tanoh Mirah Gagal Jadi Komisioner Baitul Mal Aceh
Senin, 17 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan
Senin, 17 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Rabu, 12 November 2025
Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Di jantung Indonesia, tepatnya di Kota Yogyakarta yang dikenal dengan budaya, seni, dan solidaritas sosialnya, berdiri sebuah lembaga kemanusiaan yang menjadi simbol harapan: Rumah Zakat Yogyakarta.
Umum

Rumah Zakat Yogyakarta Ubah Amal Jadi Pemberdayaan: Dari Sedekah ke Kemandirian Sosial

Minggu, 9 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
Mahmud Padang
Opini

Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Jumat, 31 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?