INFOACEH.NET, BANDA ACEH — Peringatan 19 tahun Hari Damai Aceh tahun 2024 terlihat sepi. Acara yang digelar di Taman Bustanussalatin atau Taman Sari Banda Aceh berlangsung seadanya dan banyak kursi kosong yang tidak terisi karena sedikitnya undangan yang hadir.
Di lokasi acara tidak terlihat kehadiran Pj Gubernur Aceh Bustami Hamzah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Zulfadli dan Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar.
Begitu juga dengan unsur Forkopimda Aceh lainnya seperti Kapolda Aceh Irjen Pol Achmad Kartiko, Pangdam Iskandar Muda Mayjen TNI Niko Fahrizal dan Kajati Aceh Joko Purwanto tidak terlihat di lokasi acara, semuanya diwakili.
Bahkan Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA) Muzakir Manaf atau Mualem juga tidak hadir pada peringatan Hari Damai Aceh tahun 2024.
Sepinya acara peringatan 19 tahun damai tersebut salah satunya disebabkan karena sangat minim informasi kepada publik dan kurangnya publikasi kegiatan oleh Pemerintah Aceh.
Akibatnya peringatan hari bersejarah bagi Aceh itu berlangsung seadanya oleh warga yang hadir.
Padahal 15 Agustus 2024 adalah momen memperingati 19 tahun perdamaian di tanah rencong, untuk mengenang perjalanan panjang yang telah mengubah wajah Aceh sejak penandatanganan perjanjian damai pada 15 Agustus 2005 silam.
Plh. Asisten Pemerintahan, Keistimewaan Aceh dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Aceh Dr Yusrizal yang hadir mewakili Pj Gubernur Aceh mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas nikmat perdamaian yang telah dianugerahkan kepada Aceh selama hampir dua dekade terakhir.
Dalam sambutan Pj Gubernur yang dibacakannya, Yusrizal mengatakan tema peringatan yang diusung tahun ini yakni “Hari Damai Aceh sebagai Bingkai Perdamaian Dunia” memiliki harapan bahwa Aceh dapat menjadi contoh perdamaian yang berkelanjutan bagi dunia internasional.
Yusrizal menegaskan selama 19 tahun terakhir, perdamaian telah membawa banyak berkah bagi Aceh, termasuk kemajuan di sektor infrastruktur, ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
“Ini adalah bukti bahwa dengan perdamaian, kita dapat mencapai banyak hal yang sebelumnya tidak mungkin,” tegasnya.
Namun demikian, Yusrizal juga mengingatkan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi. “Perjalanan kita belum selesai. Masih ada banyak pekerjaan yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan perdamaian ini terus berlanjut dan membawa manfaat bagi seluruh rakyat Aceh,” lanjutnya.
Dalam konteks yang lebih luas, Yusrizal menyoroti pentingnya menjaga persatuan dan kebersamaan, terutama menjelang pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut dan Pilkada 2024.
Menurutnya, PON XXI kesempatan emas bagi Aceh untuk menunjukkan kepada seluruh Indonesia bahwa provinsi ini siap menjadi tuan rumah yang baik dengan semangat sportivitas yang tinggi. Sementara itu, Pilkada 2024 harus menjadi contoh pelaksanaan demokrasi yang damai dan adil di Aceh.
“Mari kita jadikan peringatan ini sebagai momentum untuk merenungi perjalanan panjang kita, menghargai setiap pencapaian yang telah diraih, dan merencanakan masa depan yang lebih baik untuk Aceh,” kata Yusrizal.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk terus bersinergi dan bekerja sama dalam membangun Aceh yang lebih damai, sejahtera, dan berprestasi.



