INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Legacy Sultan Iskandar Muda untuk Kepemimpinan Nasional

Last updated: Senin, 5 Mei 2025 01:46 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 5 Menit
SHARE
Oleh: Sri Radjasa Chandra MBA*

ROMANTIKA perjalanan panjang bangsa ini, sarat dengan kisah heroisme para leluhur pendiri bangsa ini. Tidak sedikit pengorbanan rakyat semata-mata demi mewujudkan harga diri sebagai bangsa.

Para pemimpin dan tokoh datang silih berganti, mengorbankan segenap jiwa raganya, menjadi teladan bagi generasi selanjutnya.

Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti

Seiring dengan perubahan dunia yang amat cepat, dengan membawa nilai-nilai modernisasi yang kerapkali kontradiksi dengan kultur yang kita pedomani. Memberi konsekuensi semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi bangsa ini, agar tetap eksis.

- ADVERTISEMENT -

Tetapi ironinya, para petinggi negara justru terjebak di pusaran etika nilai hedonisme, individualistik, materialistik dan kosmetika kemanusiaan.

Akibatnya bangsa yang diwarisi kekayaan alam melimpah dan budi pekerti yang menjunjung tinggi kebersamaan, kini menjadi bangsa yang tersisih di gubuk kumuh, menjadi bangsa yang tidak mampu berdiri diatas kaki sendiri, menjadi bangsa yang hanya memiliki harapan asal besok bisa makan, menjadi objek dari kekuasaan yang korup.

- ADVERTISEMENT -
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan

Bangsa ini dihadapkan oleh krisis kepemimpinan yang memiliki kapasitas negarawan, krisis pemimpin yang memiliki karakter bapak bangsa.

Berangkat dari penghormatan terhadap para pemimpin yang dicintai rakyatnya dan tidak bermaksud untuk membandingkan dengan para penyelenggara negara hari ini.

Mungkin kita perlu sejenak menengok ke belakang, membuka kembali legacy untuk mengais nilai keteladan tentang keberhasilan sosok pemimpin Sultan Iskandar Muda yang memimpin Kesultanan Aceh Darussalam antara tahun 1607 -1636, kini jasanya dianugrakan penghargaan pahlawan nasional.

Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Di usianya yang masih sangat muda 19 tahun, Sultan Iskandar Muda mulai memegang tampuk kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam, mewarisi kondisi carut marut kesultanan Aceh Darussalam, akibat aksi makar para ulee balang, kudeta yang gagal mengakibatkan terbunuhnya sultan, monopoli sumber-sumber ekonomi oleh orang kaya, kelaparan melanda seluruh wilayah Kesultanan Aceh Darussalam.

- ADVERTISEMENT -

Kenegarawanan Sultan Iskandar Muda diuji, walau usianya yang relatif muda, tapi amat menonjol karakter sebagai bangsa bangsa yang selalu hadir di tengah kesulitan rakyat Aceh.

Kenyataan sejarah yang tidak dapat dipungkiri, Sultan Iskandar Muda adalah sosok pemimpin yang mengambil jalan revolusi, dalam rangka mengembalikan stabilitas kesultanan Aceh Darussalam.

Sultan Iskandar Muda mengambil kebijakan sentralisasi kekuasaan yang menyangkut politik, ekonomi, hukum dan militer.

Selanjutnya Sultan Iskandar Muda memulai gerakan nasional sapu bersih terhadap anasir makar di kalangan ulee balang. Kepada Ulee balang yang membangkang, langsung dilakukan eksekusi.

Di saat bersamaan Sultan Iskandar Muda juga melakukan perampasan aset milik para oligarki dan orang kaya, untuk segera dibagikan kepada rakyat yang dilanda kelaparan.

Penegakan hukum dengan pendekatan “hukum adalah sultan” untuk mengatasi situasi darurat, mendapat dukungan rakyat Aceh saat itu dan mengantarkan Aceh memasuki zaman keemasan serta kesetaraan dalam pergaulan internasional.

Sikap konsisten dan konsekuen sebagai ciri negarawan, dibuktikan Sultan Iskandar Muda, ketika sanksi hukum harus dijatuhkan kepada anak kandungnya selaku putra mahkota bernama Meurah Pupok yang dijatuhi hukuman pancung.

Pernyataan Sultan Iskandar Muda yang monumental menghadapi hukuman pancung terhadap putranya “Mate aneuk meupat jeurat, mate adat pat tamita (Mati anak ada kuburannya, Mati adat tidak ada gantinya)”.

Sebuah pernyataan yang tidak mungkin diucapkan oleh seorang pemimpin, tanpa memiliki kualitas negarawan, sikap kesatria dan ketaqwaan yang tinggi terhadap Allah SWT.

Potret carut marut Aceh di awal kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, mungkin merefleksikan kondisi kehidupan berbangsa bernegara Indonesia hari ini, krisis multidimensional melanda semua aspek kehidupan, runtuhnya penegakan hukum, monopoli sumber-sumber ekonomi di tangan oligarki dan pejabat negara, terbelahnya kekuasaan negara akibat cawe-cawe mantan presiden sebelumnya.

Tetapi Indonesia tidak memiliki sosok pemimpin sekaliber Sultan Iskandar Muda, tidak muncul bapak bangsa yang dengan segenap jiwa raganya berada di tengah kesulitan rakyat.

Kini yang tertinggal cuma sekelompok orang-orang yang memegang kendali kekuasaan, tapi miskin nurani dan jauh dari sikap kesatria, bahkan diduga menderita cacat aqidah.

Sistem pemerintahan dan politik yang menjunjung tinggi nilai demokrasi dan HAM, tapi kenyataanya hanya melahirkan pemimpin monster yang tega merampok warisan anak cucu sendiri.

Dengarkan doa anak-anak Indonesia “kami tidak butuh Disneyland atau gadget canggih, kami cuma mau Sultan Iskandar Muda menang Pilpres 2029, agar orang tua kami dapat hidup layak dan tidak diperlakukan sebagai kuli di negeri sendiri”.

*Penulis adalah Pemerhati Intelijen
TAGGED:jalan Sultan Iskandar MudaSultan Iskandar Muda
Previous Article alai Ikrar Lamteh, di Gampong Lamteh, Kecamatan Peukan Bada, Aceh Besar, sebuah situs bersejarah yang memiliki nilai tinggi dalam perjalanan bangsa Balai Ikrar Lamteh, Warisan Sejarah dan Simbol Perdamaian Aceh
Next Article Kalender Hijriah Hijriah: Kalender Umat Islam yang Penuh Sejarah dan Hikmah

Populer

Kantor Cabang Pembantu (KCP) Peunayong Bank Aceh Syariah. (Foto: Ist)
Ekonomi
Dana Nasabah Rp2,1 Miliar Raib di Bank Aceh: Jejak Transaksi Gelap dan Diamnya Kepala Cabang
Jumat, 21 November 2025
Pemerhati Pembangunan dan Kebijakan Publik Aceh M. Isa Alima
Ekonomi
Ganti Rugi Lahan Tol Sibanceh Jangan Tinggalkan Luka bagi Masyarakat
Sabtu, 22 November 2025
Anggota DPR RI asal Aceh, M. Nasir Djamil menerima kunjungan 30 keuchik dari Kota Lhokseumawe di Warung Aceh Amiirah, Kuningan, Jakarta Selatan, Jum'at (21/11). (Foto: Ist)
Nasional
Nasir Djamil Terima 30 Keuchik dari Lhokseumawe di Jakarta, Sampaikan Sejumlah Keluhan
Jumat, 21 November 2025
Pemerintah Aceh mengumumkan dibukanya Seleksi Terbuka (Open Bidding) untuk 12 Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama atau Eselon II di lingkungan Pemerintah Aceh.
Aceh
Pemerintah Aceh Buka Seleksi Terbuka 12 Jabatan Eselon II
Jumat, 21 November 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Riza Syahputra
Opini

Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

Rabu, 12 November 2025
dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Rabu, 12 November 2025
Aceh

Wagub Aceh: Perjuangan Sekarang Tidak Lagi Mengangkat Senjata

Selasa, 11 November 2025
Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?