Banda Aceh, Infoaceh.net – Bank Syariah Indonesia (BSI) Region 1 Aceh menjadi sorotan publik setelah menutup kolom komentar pada akun Instagram (IG) resminya dalam beberapa hari ini.
Hal ini seperti terlihat pada Kamis (5/6/2025) di akun Instagram: bsiregion_1aceh yang tidsk ada lagi kolom komentar.
Penutupan ini dilakukan di tengah lonjakan keluhan dari nasabah terkait gangguan pada layanan digital perbankan, khususnya aplikasi BYOND by BSI, yang dalam beberapa hari terakhir mengalami berbagai masalah teknis.
Keluhan mulai bermunculan sejak awal pekan ini, ketika banyak nasabah di Aceh melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengakses layanan melalui aplikasi mobile BSI.
Masalah lain yang paling banyak dikeluhkan meliputi transaksi yang gagal, saldo yang tidak dapat ditarik, hingga notifikasi yang tidak muncul meskipun dana telah masuk atau keluar.
Keluhan Mengalir di Media Sosial
Sebelum kolom komentar ditutup, unggahan-unggahan terbaru di akun Instagram BSI Aceh dibanjiri komentar pedas dan kritik keras dari nasabah yang menyampaikan keluhan mereka secara terbuka.
Banyak dari mereka mengaku frustasi karena tidak mendapatkan jawaban dan penjelasan yang jelas dari pihak bank, sementara dana yang tersangkut tidak dapat digunakan untuk keperluan mendesak.
“Sudah tiga hari dana saya tidak bisa ditarik. CS tidak merespons cepat. Bagaimana ini?” tulis salah satu pengguna Instagram sebelum kolom komentar dibatasi.
Pengguna lain bahkan menyebut bahwa mereka harus bolak-balik ke kantor cabang tanpa mendapatkan solusi. “Katanya sistem eror, tapi ini uang kami. Tidak ada kejelasan. Kami butuh transparansi!” tulis Ramadhan seorang nasabah asal Banda Aceh.
Penutupan Kolom Komentar Menuai Tanda Tanya
Setelah komentar bernada kritis terus mengalir, pihak admin Instagram BSI Aceh menutup fitur komentar tanpa memberikan penjelasan resmi.
Langkah ini memicu reaksi baru dari warganet, yang menilai BSI tidak siap menghadapi kritik dan justru memilih menutup saluran komunikasi terbuka dengan publik.
“Ini bukan solusi. Menutup komentar hanya memperburuk kepercayaan nasabah,” tulis seorang nasabah yang ikut menyoroti kebijakan tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari manajemen BSI Aceh terkait alasan penutupan kolom komentar.
Namun, sejumlah pengamat media sosial menilai tindakan tersebut kemungkinan dilakukan sebagai bentuk mitigasi krisis reputasi, agar unggahan BSI tidak menjadi tempat luapan emosi nasabah.
Gangguan Sistem dan Tuntutan Transparansi
Gangguan layanan digital BSI bukan pertama kalinya terjadi. Tahun lalu, BSI sempat menghadapi sorotan tajam usai serangan siber yang berdampak besar pada sistem perbankan mereka. Kali ini, meskipun belum ada konfirmasi mengenai penyebab teknisnya, efeknya tetap signifikan, terutama bagi nasabah yang sangat mengandalkan transaksi digital.
Warga Aceh menilai bahwa bank sekelas BSI seharusnya memiliki sistem tanggap darurat yang lebih baik. “Penutupan komentar hanya akan memperbesar rasa frustrasi nasabah. Yang dibutuhkan adalah komunikasi terbuka, transparansi, dan penyelesaian cepat,” ujar seorang warga
BSI Diminta Bertanggung Jawab
Sejumlah nasabah dan tokoh masyarakat di Aceh mulai mendesak agar BSI segera memberi penjelasan resmi terkait gangguan ini. Selain itu, mereka meminta agar sistem layanan digital segera diperbaiki dan dana nasabah yang tertahan segera bisa dicairkan.
“Ini bukan sekadar masalah teknis. Ini menyangkut kepercayaan publik terhadap bank syariah nasional yang selama ini menjadi tumpuan umat,” ujar salah seorang tokoh ormas Islam di Aceh di sebuah grup WhatsApp.
Dengan semakin besarnya tekanan publik, kini mata masyarakat Aceh tertuju pada langkah selanjutnya yang akan diambil oleh BSI. Apakah mereka akan memilih jalur dialog terbuka, atau tetap membatasi akses komunikasi publik dengan menutup kolom komentar Instagram demi alasan pengendalian kritik?.



