INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Mamad Si Benteng Mini Warga Israel

Last updated: Rabu, 25 Juni 2025 08:17 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 7 Menit
Mamad Si Benteng Mini Warga Israel
SHARE

OLEH: AHMADIE THAHA*

PADA Jumat pagi, 13 Juni, langit Tel Aviv masih biru. Suasana tenang, jika definisi “tenang” adalah langit yang segera dilubangi rudal-rudal berhulu ledak. Israel akhirnya melancarkan serangan militer terhadap titik-titik yang diidentifikasi sebagai pusat pembuatan nuklir Iran.

Polres Gayo Lues menangkap JN (47), ayah bejat pelaku pemerkosaan terhadap anak kandungnya sendiri yang masih di bawah umur. (Foto: Ist)
Ayah Bejat di Gayo Lues Perkosa Anak Kandung Selama 9 Tahun Ditangkap

Ini bukan langkah mendadak, melainkan babak baru dari perang yang sudah lama mereka siapkan. Langkah ini mereka sebut sebagai “pertahanan preventif” — istilah diplomatik dari strategi “menyerang duluan supaya bisa mengaku diserang belakangan.”

- ADVERTISEMENT -

Tentu saja, Iran tdak tinggal diam. Kali ini, mereka punya alasan — bukan cuma untuk membalas, tapi sekalian menggenapi niat melenyapkan Israel dari peta. Rudal-rudal balistik Iran meluncur bak kawanan kerlap-kerlip dari jarak hampir 2.000 kilometer.

Serangan balasan Iran langsung menyasar dan menghancurkan fasilitas militer dan pusat vital di Israel. Tapi seperti biasa, ada yang menghantam rumah warga sipil. Terutama, perumahan “baru” yang dibangun di atas tanah yang dirampas dari warga Palestina.

- ADVERTISEMENT -
Anggota DPR RI asal Aceh, M. Nasir Djamil menerima kunjungan 30 keuchik dari Kota Lhokseumawe di Warung Aceh Amiirah, Kuningan, Jakarta Selatan, Jum'at (21/11). (Foto: Ist)
Nasir Djamil Terima 30 Keuchik dari Lhokseumawe di Jakarta, Sampaikan Sejumlah Keluhan

Warga Israel sendiri tampaknya sudah sejak lama tahu bahwa serangan ini akan datang. Bahkan mungkin, sebelum Perdana Menteri Benyamin Netanyahu menekan tombol “launch,” para arsitek telah lebih dulu menekan tombol “autocad.”

Maka sejak tahun 1992, negara kecil itu mewajibkan pembangunan Mamad, singkatan dari Merkaz Mugan Dirati atau “Ruang Perlindungan Apartemen”, di setiap rumah baru. Bentuknya berupa kamar beton setebal dendam geopolitik yang tak kunjung reda.

Di hari biasa, ia bisa jadi ruang kerja, kamar tidur tamu, atau tempat main anak. Tapi saat sirene meraung dan langit berubah menjadi layar film perang, Mamad menjadi Noah’s Ark versi arsitektur modern: satu ruang yang diharapkan menyelamatkan satu keluarga.

Abang ipar berinisial J (25) ditangkap karena diduga melakukan pemerkosaan anak di bawah umur di Kabupaten Aceh Tenggara.
Abang Ipar Rudapaksa Anak di Bawah Umur di Aceh Tenggara Berakhir di Bui

Ambillah contoh Levi Ben-Haim, warga pinggiran Ashkelon. Ia sudah dua pekan bertahan di dalam Mamad rumahnya bersama istri, dua anak, seekor kucing, dan satu koper berisi mimpi liburan ke Eropa yang lagi-lagi harus ditunda.

- ADVERTISEMENT -

Ketika tanda-tanda perang mulai tampak, Levi langsung melengkapi ruang itu dengan semua kebutuhan dasar: air, makanan kering, senter, radio darurat, dan tentu saja, Wi-Fi — karena apalah artinya selamat dari misil jika tak bisa mengunggah story Instagram?

Selimut darurat, tisu basah, dan kopi instan ikut masuk daftar. Di sudut ruangan, kulkas kecil berdiri tenang di samping tumpukan kaleng hummus dan biskuit yang masa kedaluwarsanya bisa bersaing dengan lamanya konflik ini berlangsung.

Ruang perlindungan warga menjadi wajib dibangun setelah pengalaman traumatis dalam Perang Teluk 1991, ketika rudal Scud Irak menghantam wilayah Israel dan para warga kesulitan mencapai tempat perlindungan bersama dengan cepat, sebelum serangan tiba.

Mamak (Merkaz Mugan Komati), nama perlindungan publik ini kalau itu, terletak di lantai dasar apartemen. Namun, ia seringkali sulit diakses tepat waktu. Kadang terkunci saat paling dibutuhkan, atau lebih tragis lagi: hancur duluan sebelum bisa menyelamatkan siapa pun.

Lalu muncullah Mamad: ruang perlindungan pribadi dalam rumah, dibangun dengan dinding beton bertulang setebal 20 sampai 30 sentimeter. Pintu bajanya dirancang tahan ledakan. Jendelanya bisa dibuka, tapi dilengkapi penutup logam kedap udara.

Sistem ventilasinya dirancang bisa menyaring gas kimia dan biologis, dengan kipas manual atau otomatis. Atap dan lantainya sekuat dindingnya. Tidak ada celah lemah jika dibangun sesuai standar. Sebuah bunker pribadi, tersembunyi dalam arsitektur sehari-hari.

Saat tidak sedang diserang, Mamad bisa berfungsi biasa. Banyak keluarga menghiasinya seperti kamar lain dalam rumah. Tapi dalam waktu-waktu genting, ia berubah menjadi ruang penentu: antara hidup dan hancur bersama reruntuhan rumah.

Keampuhan Mamad sudah terbukti. Dalam serangan roket dari Gaza tahun 2023, sebuah rumah dua lantai di Ashkelon hancur total. Tapi Mamad di lantai dasar tetap utuh. Semua anggota keluarga yang berlindung di dalamnya selamat.

Meski demikian, tak semua warga menyambut Mamad tanpa suara. Kritik pun muncul. Terutama soal biaya tambahan bagi keluarga menengah ke bawah. Tapi secara umum, Mamad tetap dianggap salah satu inovasi pertahanan sipil efektif di era modern.

Jika dibandingkan dengan sistem pertahanan sipil negara lain, Mamad terbilang unik. Korea Selatan, misalnya, punya jaringan stasiun bawah tanah yang dapat difungsikan sebagai tempat perlindungan. Jepang membangun rumah tahan gempa, tapi tak dirancang menahan misil.

Swiss bahkan punya bunker pribadi di tiap rumah sejak Perang Dingin. Gaza? Mereka hanya punya doa… dan mungkin ruang kosong di bawah tangga. Di masa silam, pertahanan sipil hanya soal bersembunyi di gua terdalam dan berharap mammoth tak ikut masuk.

Mamad adalah buah dari insting bertahan hidup yang dipadu kepanikan geopolitik dan teknologi bangunan modern. Ia mencerminkan mentalitas masyarakat yang menjadikan rumah bukan sekadar tempat pulang, tapi benteng terakhir dari dunia luar yang brutal.

Bagaimana dengan Indonesia? Kita tak punya Mamad. Tapi kita punya kolong ranjang, lemari bawah tangga, dan doa ibu. Kita juga punya 17 ribu pulau yang bisa dijadikan tempat ngungsi — asal tidak tergenang banjir atau longsor buatan sendiri.

Bencana yang kita hadapi juga berbeda. Bukan misil dari negara tetangga atau dari pusat-pusat sengketa di AS, Eropa, dan Timur Tengah, tapi banjir dari selokan sendiri, longsor dari bukit akibat reklamasi dan tambang, atau gas melon dari regulator bocor.

Pemerintah pun tidak merasa perlu mewajibkan rumah tahan rudal. Tapi warga kita lebih cerdas secara spiritual: beberapa rumah bahkan sudah punya “kamar aman” untuk menyembunyikan anak dari guru privat atau suami dari notifikasi Shopee sang istri.

Mamad boleh jadi simbol ketahanan, tapi juga penanda bahwa normalisasi konflik telah berlangsung terlalu lama. Negara yang bangga karena setiap rumah punya bunker, sejatinya bukan negara kuat, tapi negara yang terus-menerus bersiap untuk hancur.

Ironisnya, Israel menjadikan Mamad sebagai bukti kecanggihan sipilnya. Tapi bukankah lebih unggul negara yang tak perlu Mamad sama sekali? Negara di mana anak-anak tak hafal jenis sirene dari suara, dan tak terbiasa berlomba masuk bunker terbirit-birit?

Mamad memang mungkin menyelamatkan nyawa. Tapi jika mereka terlalu lama tinggal di dalamnya, mereka bisa lupa rasanya hidup di luar sana. Kamar itu juga mungkin tahan ledakan, tapi tak bisa melindungi diri dari trauma, dendam, atau kebijakan luar negeri yang tak waras.

Maka, barangkali yang harus dibangun bukan hanya bunker dari beton dan lempengan baja yang tebal, tapi juga akal sehat dan hati nurani. Dua hal yang, sayangnya, belum ada pabriknya.

*) Penulis adalah Wartawan Senior

TAGGED:bunker Israelgeopolitik Timur Tengahinfoacehisraelkonflik israel iranMAMADnetanyahunormalisasi perangopini Ahmadie Thahaperang modernperlindungan sipilpertahanan sipilrudal IranSerangan UdaraTel Avivtrauma perangwww.infoaceh.net
Previous Article Kesedihan Anies Lihat Tom Lembong Diborgol, Terdiam hingga Gelengkan Kepala Anies Baswedan Terdiam Sedih Lihat Tom Lembong Diborgol di Sidang Korupsi Gula
Next Article Perang 12 Hari, Israel Merugi Rp195 Triliun: Anggaran Jebol, Pajak Naik, Rakyat Menjerit Perang 12 Hari, Israel Merugi Rp195 Triliun: Anggaran Jebol, Pajak Naik, Rakyat Menjerit

Populer

Pemerhati Pembangunan dan Kebijakan Publik Aceh M. Isa Alima
Ekonomi
Ganti Rugi Lahan Tol Sibanceh Jangan Tinggalkan Luka bagi Masyarakat
Jumat, 21 November 2025
Anggota DPR RI asal Aceh, M. Nasir Djamil menerima kunjungan 30 keuchik dari Kota Lhokseumawe di Warung Aceh Amiirah, Kuningan, Jakarta Selatan, Jum'at (21/11). (Foto: Ist)
Nasional
Nasir Djamil Terima 30 Keuchik dari Lhokseumawe di Jakarta, Sampaikan Sejumlah Keluhan
Jumat, 21 November 2025
Polres Langsa menggelar pertemuan dengan unsur KPA dan PA Kota Langsa, Jum'at pagi, 21 November 2025.  (Foto: Ist)
Aceh
Jelang 4 Desember, TNI/Polri dan KPA-PA di Langsa Sepakat Tidak Ada Perayaan Milad GAM 
Sabtu, 22 November 2025
Kantor Cabang Pembantu (KCP) Peunayong Bank Aceh Syariah. (Foto: Ist)
Ekonomi
Dana Nasabah Rp2,1 Miliar Raib di Bank Aceh: Jejak Transaksi Gelap dan Diamnya Kepala Cabang
Jumat, 21 November 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Rektor UIN Ar-Raniry Prof Mujiburrahman menerima kunjungan Director (Pengarah) Education Malaysia Indonesia (EMI) Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, Dr Hasnul Faizal bin Hushin Amri, Kamis (20/11).
Pendidikan

UIN Ar-Raniry Bahas Peluang Pembukaan Kelas Perguruan Tinggi Malaysia di Aceh

Kamis, 20 November 2025
Rektor USK Prof Dr Ir Marwan
Pendidikan

USK Masuk Peringkat 1000 Dunia QS Sustainability 2026

Kamis, 20 November 2025
Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah melaksanakan kunjungan kerja (kunker) di Polres Pidie, Kamis, 20 November 2025.
Aceh

Kapolda: Aceh Harus Jadi Daerah Aman dan Nyaman Bagi Semua Orang

Kamis, 20 November 2025
Kepala DPMG Aceh Besar Carbaini SAg
Politik

Besok, 209 Keuchik akan Dilantik Bupati Aceh Besar di Jantho

Kamis, 20 November 2025
Kejati Aceh menggelar program edukasi hukum bertajuk “Jaksa Masuk Dayah” dengan menyasar ratusan santri Dayah YPI Darussa’adah Cabang II Cot Tarom, Bireuen, Kamis (20/11). (Foto: Ist)
Pendidikan

Jaksa Masuk Dayah di Bireuen, Kejati Aceh Ingatkan Bahaya Perundungan

Kamis, 20 November 2025
PLN Aceh melalui ULP Kutacane melakukan pengecekan langsung ke Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Lawe Sikap, untuk memastikan keandalan pasokan listrik di Aceh Tenggara.
Aceh

PLN Optimalkan Pasokan Listrik Aceh Tenggara Melalui PLTMH Lawe Sikap

Kamis, 20 November 2025
Pemateri Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXIV tahun 2025 di Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI Aceh, Kamis (20/11).
Umum

Dana Desa di Aceh Belum Efektif Tekan Kemiskinan, Banyak Habis untuk Fisik

Kamis, 20 November 2025
Kajari Sabang Elvin Arjuna Candra SH MH membuka acara seleksi duta pelajar sadar hukum 2025, Kamis (20/11). (Foto: Ist)
Pendidikan

Kejari Sabang dan Disdik Seleksi Duta Pelajar Sadar Hukum 2025, Ini Juaranya

Kamis, 20 November 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?