INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Umum

One Piece Flag Versus Merah Putih di Tanah Republik

Last updated: Senin, 4 Agustus 2025 13:05 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 7 Menit
One Piece Flag Versus Merah Putih di Tanah Republik
#image_title
SHARE

OLEH: FIRMAN TENDRY MASENGI

   

Dinsos Aceh Gelar Jalan Santai Peringati Hari Pahlawan, Diikuti Lebih 600 Peserta

“DI dunia ini, ada orang-orang yang tak akan bisa kau kendalikan meski kau memiliki seluruh kekuasaan.” – Eiichiro Oda, One Piece

- ADVERTISEMENT -

Prolog: Negeri yang Tak Pernah Amanah

Negeri yang dipandu oleh “kitab suci” peradaban Pembukaan & UUD 1945 sejak lama dimatikan. Indonesia adalah nama sebuah  negeri yang gemar sekali memperingati kemerdekaan. Sepanjang tahun, berpuluh tahun rakyat dihimbau  untuk bersorak sorai, bersolek dalam batik, mengikuti lomba-lomba penuh tawa palsu, menyanyikan lagu wajib dengan suara tercekat agar lupa perut kosong atau pekerjaan tak menentu. Miskin.

- ADVERTISEMENT -
Seleksi 12 Jabatan Pemerintah Aceh Jangan Hanya Formalitas Tanpa Integritas

Di layar, wajah-wajah busuk pemimpin tampil terampil membagikan kebohongan dalam narasi tentang pencapaian, pembangunan, dan angka-angka pertumbuhan. Padahal kemiskinan terus bertambah. 

Namun di sela-sela upacara  dan sorakan, terselip tanya lirih yang tak bisa diusir: Benarkah kita telah merdeka? Ataukah kita hanya hidup dalam versi revisi dari masa kolonial, kini dijalankan oleh para elite yang berbicara dengan bahasa nasionalisme sambil menanam dinasti?

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tampaknya, bukan peristiwa yang  terjadi pada 17 Agustus 1945. Ia telah menjadi “proyek kebohongan” yang terus diproduksi. Dan semakin ke sini, yang terlihat bukan penyempurnaan, melainkan pengkhianatan.

Sekjen KPU RI, Bernad Dermawan Sutrisno, resmi melantik T. Joan Virgianshah sebagai Sekretaris KIP Aceh
T. Joan Virgianshah Dilantik sebagai Sekretaris KIP Aceh

Merah Putih yang Usang dan Kehilangan Makna

- ADVERTISEMENT -

Bendera Merah Putih berkibar di ribuan tiang. Tapi ia kini tak lagi menyala sebagai lambang perlawanan, melainkan simbol upacara yang kehilangan makna. Ia disulap menjadi aksesoris negara: dikibarkan ketika pemilu tiba, diturunkan ketika konsesi tambang dinegosiasikan, dicuci ketika aparat menghajar demonstran.

Merah Putih, seperti republik ini, telah menjadi ornamen dalam panggung Politik. Ia menjadi dekorasi kebohongan, bukan percikan keberanian.

Dalam ruang-ruang kekuasaan, para elite menyembah simbol negara, tetapi menista isinya. Mereka menyebut rakyat sebagai tuan, tapi menjual kedaulatannya kepada korporasi. Mereka bersumpah setia pada Pancasila, namun memperlakukan sila kelima seperti lelucon pasar gelap.

Maka tak heran jika simbol-simbol alternatif mulai tumbuh dari lapisan bawah kesadaran kolektif. Di antaranya: bendera bajak laut Topi Jerami dari serial One Piece.

One Piece: Simbol  Perlawanan yang Lebih Jujur

Di tengah absurditas sistem politik hari ini, One Piece menjadi lebih dari sekadar hiburan pop. Ia telah menjelma menjadi alegori sosial: tentang mimpi yang dirampas, kekuasaan yang busuk, dan keberanian untuk menolak tunduk.

Monkey D. Luffy, tokoh sentral serial ini, adalah bajak laut yang ingin menjadi Raja. Tapi bukan raja dalam artian kuasa, melainkan sebagai simbol kebebasan absolut. Ia tidak ingin memerintah, tapi tak ingin diperintah. Ia tidak menjanjikan kesejahteraan, tapi menjamin kehormatan dan kebebasan memilih jalan hidup.

Dalam dunia One Piece, Pemerintah Dunia adalah karikatur dari sistem global yang korup: mereka menutupi sejarah, membenarkan tirani, dan menciptakan ketertiban yang melanggengkan ketakutan. Apakah ini terdengar asing?

Indonesia pascareformasi, dalam banyak hal, merepresentasikan logika kekuasaan semacam itu. Stabilitas menjadi mantra suci. Kritik dianggap kebisingan. Dan hukum dijalankan seperti pisau tukang daging: tajam ke lawan politik, tumpul untuk lingkaran istana.

Luffy tidak tunduk pada sistem seperti itu. Dan rakyat Indonesia pun tampaknya mulai mencari pelarian dalam simbol bajak laut yang lebih jujur daripada parlemen mereka sendiri.

Rakyat yang Terus Bermimpi

Ada sesuatu yang getir dalam ironi ini: bangsa yang telah merdeka selama lebih dari tujuh dekade, tapi rakyatnya masih bermimpi tentang arti kemerdekaan yang sejati.

Mereka bermimpi tentang negara yang tidak memperkosa alam demi investor. Tentang pendidikan yang tidak menjadi mesin klasifikasi sosial. Tentang keadilan yang tidak bisa dibeli. Tentang pemilu yang bukan lelucon elit politik.

Tetapi setiap kali rakyat mendekat pada mimpi itu -dalam bentuk demonstrasi, kritik, atau partisipasi- kekuasaan justru menertawakannya, menghambatnya, bahkan menghukumnya. Maka mimpi-mimpi itu pun mundur ke ruang fiksi, kepada tokoh-tokoh seperti Luffy yang, meski khayal, menawarkan kejujuran dan keberanian yang nyata.

One Piece, secara paradoks, menjadi mitos yang lebih masuk akal ketimbang pidato kenegaraan presiden.

Luffy dan Pendiri Bangsa

Para pendiri bangsa Indonesia adalah semacam bajak laut dalam sejarah mereka sendiri. Mereka menolak tatanan kolonial, menantang narasi dunia, dan berlayar dalam badai geopolitik global dengan perahu kecil bernama republik. Tapi setelah mereka wafat -atau disingkirkan- republik ini direbut oleh mereka yang mengaku sebagai pelanjut perjuangan, namun tak mewarisi keberaniannya.

Kini republik ini dipimpin oleh orang-orang yang menyembah elektabilitas lebih dari integritas. Yang lebih bangga menanam anak dalam jabatan ketimbang memperjuangkan nasib petani. Maka jangan salahkan rakyat jika mereka lebih percaya pada Luffy daripada pada lembaga-lembaga negara.

Luffy mungkin bajak laut, tapi ia bukan pencuri. Ia hanya ingin menciptakan dunia yang tidak ditentukan oleh kelahiran, status, atau kekuasaan. Bukankah itu juga yang dahulu diperjuangkan oleh Tan Malaka, Sjahrir, atau Soekarno?

Kemerdekaan Tak Pernah Diberi -Harus Direbut 

Kemerdekaan bukan hadiah. Ia bukan surat keputusan yang bisa diteken oleh presiden. Ia bukan seremoni. Ia adalah keberanian untuk berkata tidak pada sistem yang tidak adil. Keberanian untuk menolak diam.

Dan jika hari ini republik ini terus dibajak oleh elite politik, maka satu-satunya jalan ialah membajaknya kembali. Bukan untuk kepentingan diri sendiri, tapi demi mengembalikan hak rakyat untuk bermimpi secara utuh, bukan hanya lewat fiksi.

Jika simbol negara tak lagi mampu membakar semangat, maka rakyat akan menciptakan simbolnya sendiri. Jika Merah Putih terus dipakai untuk membungkus kebohongan, maka jangan heran jika bendera Topi Jerami dikibarkan sebagai lambang perlawanan baru.

Bukan karena kita lebih mencintai Negeri Asing  daripada Indonesia. Tapi karena kita “muak” dengan pengkhianatan yang berseragam nasionalisme.

Epilog: Menuju Kemerdekaan Republik yang Sejati 

Suatu hari nanti, anak-anak akan bertanya: “Apa makna kemerdekaan?” Dan jika jawabannya masih seputar upacara dan angka statistik, maka republik ini belum benar-benar bebas.

Mungkin kemerdekaan sejati hanya akan tiba ketika rakyat berhenti tunduk, dan mulai menjadi bajak laut dalam republiknya sendiri. Bukan perampok, tapi pemberontak terhadap sistem yang telah kehilangan nurani.

Dan mungkin, One Piece bukan sekadar harta. Ia adalah simbol tentang sebuah dunia yang bisa dibayangkan kembali -lebih adil, lebih bebas, dan lebih jujur daripada negeri bernama Indonesia hari ini. 

Republik yang dibajak harus direbut kembali. Dan benderanya.. mungkin tak selalu harus merah putih karena terlalu mulia dikibarkan oleh perampok-perompak negara.

TAGGED:nasionalperistiwaprabowo:www.infoaceh.net
Previous Article Diduga Selingkuh, Netizen Sorot Foto Ari Lasso & Dearly Joshua 5 Tahun sebelum Cerai: Ini Benih-benihnya Diduga Selingkuh, Netizen Sorot Foto Ari Lasso & Dearly Joshua 5 Tahun sebelum Cerai: Ini Benih-benihnya
Next Article Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong Ubah Arah Politik Prabowo Amnesti Hasto dan Abolisi Tom Lembong Ubah Arah Politik Prabowo

Populer

Kapal Aceh Hebat-1 di Pelabuhan Sinabang, Simeulue. (Foto: Ist)
Ekonomi
Kapal Aceh Hebat-1 Menuju Malaysia, Armada ke Simeulue Jangan Diabaikan
Minggu, 23 November 2025
Umum
Seleksi 12 Jabatan Pemerintah Aceh Jangan Hanya Formalitas Tanpa Integritas
Minggu, 23 November 2025
Masyarakat 19 desa Kecamatan Cot Girek dan Pirak Timu, Aceh Utara menuntut penyelesaian sengketa lahan dengan PTPN IV. (Foto: Ist)
Umum
PTPN IV Lakukan Kriminalisasi, 5 Warga Cot Girek Jadi Tersangka
Minggu, 23 November 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Persiraja Banda Aceh vs Sriwijaya FC
Olahraga
Jamu Sriwijaya FC Senin Malam, Laga Kandang Terakhir Persiraja Tahun Ini
Minggu, 23 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Pemko Banda Aceh meraih juara 1 Penghargaan Jamsostek atau Paritrana Award tingkat Provinsi Aceh tahun 2025 kategori pemerintah kabupaten/kota.
Umum

Banda Aceh Juara I Paritrana Award 2025 Tingkat Provinsi Aceh

Minggu, 23 November 2025
Kejati Aceh bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Dayah Aceh dan Bank Aceh Syariah menggelar Jaksa Masuk Dayah di Dayah Bustanul Ulum, Alue Pinang, Langsa Timur, Langsa
Umum

Jaksa Masuk Dayah Edukasi Hukum Santri Dayah Bustanul Ulum Langsa

Minggu, 23 November 2025
UIN Ar-Raniry menggelar Retret Kepemimpinan tahun 2025 pada 21–25 November di Asrama Haji Embarkasi Aceh.
Umum

70 Pejabat UIN Ar-Raniry Ikut Retret Kepemimpinan di Asrama Haji

Minggu, 23 November 2025
Umum

TNI/Polri dan KPA-PA di Langsa Sepakat Tidak Ada Perayaan Milad GAM 4 Desember  

Sabtu, 22 November 2025
Asisten I Sekdakab Aceh Besar, Farhan AP menyampaikan paparan dalam Rapat Kerja Badan Akuntabilitas Publik (BAP) DPD-RI bersama Pemerintah Aceh yang digelar di aula lantai III Kantor Gubernur Aceh, Jum'at (21/11). (Foto: Ist)
Umum

Pemkab Aceh Besar Desak Pencabutan Status Hutan Lindung Lampuuk

Jumat, 21 November 2025
Polres Gayo Lues menangkap JN (47), ayah bejat pelaku pemerkosaan terhadap anak kandungnya sendiri yang masih di bawah umur. (Foto: Ist)
Umum

Ayah Bejat di Gayo Lues Perkosa Anak Kandung Selama 9 Tahun Ditangkap

Jumat, 21 November 2025
Anggota DPR RI asal Aceh, M. Nasir Djamil menerima kunjungan 30 keuchik dari Kota Lhokseumawe di Warung Aceh Amiirah, Kuningan, Jakarta Selatan, Jum'at (21/11). (Foto: Ist)
Nasional

Nasir Djamil Terima 30 Keuchik dari Lhokseumawe di Jakarta, Sampaikan Sejumlah Keluhan

Sabtu, 22 November 2025
Kongres Komite Mahasiswa dan Pemuda Aceh Nusantara (KMPAN) XIII di Jakarta menegaskan komitmen mengawal pelaksanaan UUPA sesuai MoU Helsinki. (Foto: Ist)
Umum

Kongres KMPAN Tegaskan Pengawalan UUPA Sesuai MoU Helsinki

Jumat, 21 November 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?