Sabang, Infoaceh.net – Kelompok wisata yang menamakan diri Berkah Sabang Indah (BSI) Gampong Krueng Raya, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang, membeli sebidang tanah milik mantan Penjabat (Pj) Keuchik Krueng Raya, Ardiansyah.
Fakta mengejutkan, lokasi tanah yang dibeli itu ternyata berada di kawasan rawan gempa dan longsor.
Data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sabang mengungkapkan, tanah yang dibebaskan dengan nilai transaksi Rp492.400.000 tersebut masuk dalam Peta Risiko Bencana Kota Sabang.
Berdasarkan titik koordinat 5°52 Lintang Utara dan 95°19 Bujur Timur, jelas tergambar bahwa lokasi tersebut termasuk dalam zona risiko bencana.
“Masuk di kawasan permukiman, daerah rawan gempa tinggi, serta rawan longsor sedang,” ungkap salah seorang sumber dari BPBD Kota Sabang, Kamis (28/8).
Hasil pengamatan di lapangan memperlihatkan tanah tersebut berada di lereng tebing Gunung Cot Labu dengan tingkat kemiringan yang cukup berisiko.
Terlihat adanya pemotongan tebing, sehingga dikhawatirkan potensi longsor di area itu akan semakin besar.
Sementara Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD) Kota Sabang melalui Kabid Pendapatan Denny mengungkapkan, harga tanah pada transaksi jual beli antara mantan Pj Keuchik Krueng Raya dengan Kelompok Wisata BSI berada di bawah angka Rp50.000 per meter.
“Nilai NJOP di Lingkungan Mustika Kolam Permata hanya Rp44.500 per meter,” kata Denny ketika dikonfirmasi wartawan, Rabu (30/7).
Jika dibandingkan, harga pembelian tanah tersebut jelas mencapai lebih dari dua kali lipat di atas NJOP pemerintah.
Dengan luas 4.294 meter persegi dan nilai transaksi Rp492.400.000, maka harganya jauh melampaui NJOP Rp44.500 per meter.
Hingga berita ini dipublikasikan, pihak BSI Maslahat maupun pengurus kelompok wisata belum berhasil dikonfirmasi terkait dugaan pemalsuan dokumen dalam proses pembelian lahan tersebut.
Sebagaimana pernah diberitakan, BSI Maslahat sebelumnya telah menyalurkan dana hibah sebesar Rp6,2 miliar kepada Kelompok Wisata Berkah Sabang Indah melalui program Desa BSI Klaster Pariwisata Sabang.
Dana yang bersumber dari zakat, infak, sedekah, dan wakaf (Ziswaf) para pegawai Bank Syariah Indonesia itu kini dipertanyakan keabsahan penyalurannya setelah muncul indikasi manipulasi dokumen.
Sebagai informasi, Bank Syariah Indonesia merupakan mitra Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU), yang sejak tahun 2022 resmi berganti nama menjadi Bangun Sejahtera Indonesia Maslahat (BSI Maslahat).
