INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Emas Otsus, Abu di Periuk, Angka Kemiskinan Turun di Atas Kertas

Last updated: Sabtu, 6 September 2025 23:01 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 5 Menit
SHARE

Oleh: Fadhli Irman*

SEJAK 2008 hingga 2025, pemerintah pusat telah mengucurkan lebih Rp100 triliun dana Otonomi Khusus (Otsus) ke Aceh. Angka sebesar itu mestinya cukup untuk menyalakan dapur kesejahteraan berupa rumah layak bagi rakyat, pendidikan tinggi gratis, layanan kesehatan berkualitas, hingga lapangan kerja produktif.

Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti

Namun yang terjadi, setelah lebih dari 15 tahun, Aceh masih menjadi provinsi termiskin di Sumatera.

- ADVERTISEMENT -

Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2025 mencatat, 12,33 persen penduduk Aceh hidup miskin, setara dengan 704.690 orang.

Angka ini memang turun dibanding September 2024 yang mencapai 12,64 persen. Bahkan enam bulan terakhir, ada 85.570 orang keluar dari garis kemiskinan, penurunan tercepat dalam empat tahun terakhir.

- ADVERTISEMENT -
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan

Tetapi angka itu ibarat fatamorgana di padang pasir yang menunjukkan gerakan, tapi tak menyentuh inti persoalan, dimana struktur penguasaan yang timpang.

Dari perspektif materialisme dialektika historis, kontradiksi antara dana triliunan dengan realitas kemiskinan menunjukkan kesalahan dalam basis distribusi ekonomi.

Alih-alih menjadi alat emansipasi, dana Otsus lebih sering menjelma mesin rente bagi elite birokrasi dan politik.

Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Tan Malaka dalam filsafat Madilog mengingatkan akal sehat harus menyingkap mitos, dan di Aceh, mitos kesejahteraan dari Otsus ternyata menyembunyikan praktik korupsi, salah urus dan penyaluran yang tidak tepat sasaran.

- ADVERTISEMENT -

Lihatlah realitas sehari-hari. Masih banyak anak yatim, janda, dan mantan kombatan yang hidup dalam rumah reyot, hanya terdata tiap tahun tanpa pernah mendapat bantuan.

Pendidikan yang disebut “gratis” masih sering dibayangi pungutan liar. Banyak orang tua terpaksa menghentikan pendidikan anaknya di SMA karena biaya tambahan terlalu mahal.

Layanan kesehatan memang ditopang Jaminan Kesehatan Aceh (JKA), tapi tunggakan klaim BPJS terkadang membuat pelayanan sering tersendat.

Ada pula indikasi tumpang tindih dengan JKN yang justru menambah kekacauan.

Sementara itu, lapangan kerja tak kunjung tercipta. Aceh kaya sumber daya alam, namun rakyat hanya menjadi penonton. Konflik lahan antara masyarakat dan perusahaan perkebunan atau tambang terus berulang.

Program plasma yang dijanjikan untuk rakyat sering tak jelas wujudnya. Tambang rakyat tidak kunjung dilegalkan, sehingga masyarakat dilarang menikmati hasil alam di tanahnya sendiri.

Padahal, 19 provinsi lain di Indonesia tanpa kekhususan seperti Aceh sudah dilakukan penetapan Wilayah Pertambangan Rakyat (WPR) dan sudah banyak rakyatnya yang diberikan Izin Pertambangan Rakyat (IPR), namun di Aceh dengan kekhususannya justru membuat rakyat menambang di tanah leluhurnya dihantui penegakan hukum dan dituding ilegal.

UMKM, yang digadang-gadang sebagai tulang punggung ekonomi, masih kesulitan banyak yang akses modal.

Realisasi pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Aceh pada 2024 katanya mencapai Rp4,93 triliun, tetapi faktanya banyak usaha kecil tetap gagal mendapatkan pinjaman karena syarat agunan yang berat dan rendahnya literasi finansial.

Bagi bank, angka KUR adalah statistik, namun bagi rakyat kecil, ia tetap menjadi pintu sering tertutup.

Kontradiksi lain tampak pada peta kemiskinan per kabupaten. Aceh Singkil mencatat 19,06 persen penduduk miskin, diikuti Pidie (18,59%), Gayo Lues (18,30%), dan Pidie Jaya (18,28%).

Hanya Banda Aceh yang mampu menekan kemiskinan di bawah 10 persen, yakni 6,95 persen. Ironinya, daerah dengan elite politik dan birokrat terkaya justru sering menempati daftar termiskin.

Di balik angka itu, korupsi terus mencabik legitimasi dana Otsus. Kasus penyimpangan program, korupsi proyek pembangunan menjadi bukti bahwa dana triliunan tidak pernah benar-benar “mendarat” ke meja makan rakyat.

Bagi rakyat Aceh, dana Otsus pernah dianggap emas, sebagai lambang rekonsiliasi, simbol kedaulatan, dan jalan menuju kemakmuran.

Namun kini, emas itu lebih mirip abu di periuk. Rakyat masih menunggu rumah layak, pendidikan gratis berkualitas, dan layanan kesehatan yang manusiawi hingga lapangan pekerjaan.

Mereka menunggu, sementara elite asyik berpesta dengan kursi jabatan dan proyek mercusuar.

Sun Tzu dalam The Art of War menulis, strategi tanpa taktik adalah jalan paling lambat menuju kemenangan, sementara taktik tanpa strategi adalah kegaduhan sebelum kekalahan.

Pengelolaan dana Otsus Aceh gagal selama ini karena tak pernah benar-benar punya strategi. Audit independen, transparansi pengelolaan, serta redistribusi sumber daya menjadi prasyarat jika emas Otsus ingin benar-benar berubah menjadi kesejahteraan.

Kalau tidak, Aceh akan terus dipenuhi paradoks bahwa angka kemiskinan yang sesekali turun di atas kertas, tapi perut rakyat tetap kosong.

Dana triliunan akan tetap menguap, sementara periuk di dapur rakyat Aceh hanya berisi abu.

*Penulis adalah Pemerhati Sosial Politik dan Koordinator Gerakan Pemuda Negeri Pala (GerPALA)
Previous Article Bupati Aceh Besar Muharram Idris foto bersama seusai acara Musda VI PKS Aceh Besar di Hotel Illona Boutique Hotel, Kecamatan Ingin Jaya, Sabtu (6/9). (Foto: Ist) Resmi Dikukuhkan, Ini Pengurus Baru PKS Aceh Besar 2025–2030
Next Article Gubernur Muzakir Manaf bersama Wamenkomdigi (Sekjen PP KAGAMA) Nezar Patria saat menghadiri pelantikan Pengurus KAGAMA Aceh periode 2025–2030 di Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu (6/9). (Foto: Ist) Mualem Ajak Alumni UGM Bawa Aceh Keluar dari Provinsi Termiskin

Populer

Kapal Aceh Hebat-1 di Pelabuhan Sinabang, Simeulue. (Foto: Ist)
Ekonomi
Kapal Aceh Hebat-1 Menuju Malaysia, Armada ke Simeulue Jangan Diabaikan
Minggu, 23 November 2025
Umum
Seleksi 12 Jabatan Pemerintah Aceh Jangan Hanya Formalitas Tanpa Integritas
Minggu, 23 November 2025
Masyarakat 19 desa Kecamatan Cot Girek dan Pirak Timu, Aceh Utara menuntut penyelesaian sengketa lahan dengan PTPN IV. (Foto: Ist)
Umum
PTPN IV Lakukan Kriminalisasi, 5 Warga Cot Girek Jadi Tersangka
Minggu, 23 November 2025
Persiraja Banda Aceh vs Sriwijaya FC
Olahraga
Jamu Sriwijaya FC Senin Malam, Laga Kandang Terakhir Persiraja Tahun Ini
Minggu, 23 November 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Riza Syahputra
Opini

Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

Rabu, 12 November 2025
dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Rabu, 12 November 2025
Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
Mahmud Padang
Opini

Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Jumat, 31 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?