INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

G30S/PLN dan Revolusi Kemandirian Energi Aceh

Last updated: Rabu, 1 Oktober 2025 22:34 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 5 Menit
Delky Nofrizal Qutni
Delky Nofrizal Qutni
SHARE
Oleh: Delky Nofrizal Qutni*

Sejarah terkadang suka berulang dalam bentuk yang berbeda. Jika 60 tahun lalu bangsa ini dikejutkan peristiwa G30S/PKI, kini Aceh diingatkan lewat sebuah ironi di media sosial dengan sebutan G30S PLN.

Dari 29 September hingga 1 Oktober 2025, hampir seluruh Aceh gelap gulita. Listrik padam, jaringan komunikasi terputus, aktivitas ekonomi lumpuh, dan roda pemerintahan tersendat.

Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti

Di media sosial, istilah G30S PLN pun lahir sebagai sindiran pedas terhadap betapa rapuhnya infrastruktur energi di Serambi Mekkah.

- ADVERTISEMENT -

Kegelapan itu bukan sekadar insiden teknis, melainkan simbol keterpurukan kebijakan energi. Aceh yang digadang-gadang sebagai daerah kaya sumber daya justru masih tergantung pada kabel interkoneksi dengan Sumatera Utara.

Bayangkan, dua dekade setelah damai, dengan kucuran dana otonomi khusus triliunan rupiah tiap tahunnya, Aceh masih berada di posisi paling bawah dalam peta ekonomi Sumatera.

- ADVERTISEMENT -
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan

Pemadaman listrik yang bertepatan dengan momentum sejarah itu seakan menegaskan bahwa kita sedang dikurung oleh ketergantungan yang dibangun atas nama pembangunan.

Padahal, potensi energi Aceh nyaris tak terbatas. Data resmi menunjukkan Aceh memiliki cadangan PLTA dan PLTMH lebih dari 5.000 MW yang tersebar di 70-an titik sungai. Potensi panas bumi mencapai 1.100-1.300 MWe, termasuk di Geureudong, Seulawah Agam, dan Jaboi di Sabang yang sudah masuk tahap eksplorasi.

Di bidang energi surya, Aceh menyimpan potensi hampir 7.900 MW yang bisa dipanen lewat PLTS atap dan pembangkit komunal. Angin (bayu) diperkirakan bisa menghasilkan 231 MW di kawasan perbukitan dan pesisir, sementara biomassa dan biogas dari limbah pertanian, perkebunan, dan peternakan mencapai 1.100 MW lebih.

Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Jika dijumlahkan, Aceh punya modal energi bersih lebih dari 15.000 MW, jauh melebihi kebutuhan konsumsi domestik.

- ADVERTISEMENT -

Namun kenyataannya, potensi itu lebih sering berhenti di atas kertas. Sebagian besar proyek masih dalam tahap studi atau tersendat karena keterbatasan infrastruktur transmisi dan regulasi.

Draft RUPTL bahkan mencatat bahwa penambahan kapasitas PLTA/PLTM di Aceh terhambat lantaran belum ada jaringan transmisi yang memadai.

Akibatnya, Aceh tetap nyaman bergantung pada listrik impor dari Sumatera Utara, sebuah pilihan pragmatis yang kini terbukti rapuh.

Pemadaman massal ini seharusnya dibaca sebagai peringatan keras, bukan sekadar gangguan sesaat.

Momentum “G30S PLN” bisa menjadi cambuk untuk merancang revolusi kemandirian energi. Energi bukan semata persoalan teknis, melainkan urat nadi kedaulatan ekonomi.

Tanpa listrik yang stabil, jangan harap ada industrialisasi, hilirisasi, atau penguatan UMKM. Selama Aceh tidak bisa berdiri di atas kaki sendiri dalam urusan energi, selama itu pula Aceh akan terus menjadi daerah pinggiran meski berada di jalur perdagangan dunia, dengan Sabang sebagai pintu gerbang internasional.

Sejak damai ditandatangani di Helsinki, Aceh sejatinya memiliki modal besar untuk melompat maju. Dana otsus yang mengalir tiap tahun seharusnya mampu membangun sentra produksi energi, pangan, hingga industri pengolahan.

Tetapi dana itu lebih banyak habis untuk proyek jangka pendek, birokrasi yang membengkak, dan pembangunan fisik tanpa orientasi masa depan. Maka wajar bila setelah dua dekade, Aceh masih tercatat sebagai salah satu provinsi termiskin di Sumatera.

G30S PLN menyingkap kelemahan struktural itu. Ia memperlihatkan bahwa Aceh tidak pernah serius menggarap potensi dirinya sendiri. Jika listrik saja harus menunggu belas kasihan tetangga, bagaimana mungkin kita bicara tentang kemandirian ekonomi?

Revolusi kemandirian energi harus menjadi agenda politik utama. Tidak cukup sekadar membangun pembangkit, harus ada keberanian membuat peta jalan energi Aceh yang memadukan PLTA, panas bumi, bayu, dan surya.

Harus ada kemauan politik untuk menjadikan energi sebagai instrumen kedaulatan, bukan sekadar proyek tender.

Kegelapan hampir tiga hari itu sebetulnya sebuah metafora. Ia menggambarkan betapa Aceh selama ini berjalan dalam lorong gelap kebijakan yang kaya sumber daya, tapi miskin pemanfaatan.

Sudah waktunya Aceh menyalakan lampu dengan tangannya sendiri, bukan terus berharap pada kabel yang bisa sewaktu-waktu diputus dari luar. Revolusi kemandirian energi bukan pilihan, melainkan keharusan.

Karena dalam dunia modern, bangsa dan daerah yang tak mampu menguasai energinya sendiri, pada hakikatnya masih hidup dalam kegelapan.

*Penulis adalah Pemerhati Sosial Politik dari Sudut Warung Kopi, Ketua Aceh Kreatif
Previous Article Bank Aceh Syariah Cabang Idi menyalurkan zakat perusahaan Rp500 juta kepada Baitul Mal Kabupaten Aceh Timur. (Foto: Ist) Bank Aceh Cabang Idi Serahkan Zakat Rp500 Juta ke Baitul Mal Aceh Timur
Next Article Persiraja Banda Aceh akhir pekan ini berhadapan dengan pemuncak klasemen sementara Garudayaksa FC di Stadion H. Dimurthala Lampineung, Banda Aceh dalam lanjutan Pegadaian Championship 2025/26, Ahad malam (5/10) Jamu Garudayaksa FC, Persiraja Jual Harga Tiket Mulai Rp30 Ribu

Populer

Kapal Aceh Hebat-1 di Pelabuhan Sinabang, Simeulue. (Foto: Ist)
Ekonomi
Kapal Aceh Hebat-1 Menuju Malaysia, Armada ke Simeulue Jangan Diabaikan
Minggu, 23 November 2025
Umum
Seleksi 12 Jabatan Pemerintah Aceh Jangan Hanya Formalitas Tanpa Integritas
Minggu, 23 November 2025
Masyarakat 19 desa Kecamatan Cot Girek dan Pirak Timu, Aceh Utara menuntut penyelesaian sengketa lahan dengan PTPN IV. (Foto: Ist)
Umum
PTPN IV Lakukan Kriminalisasi, 5 Warga Cot Girek Jadi Tersangka
Minggu, 23 November 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Persiraja Banda Aceh vs Sriwijaya FC
Olahraga
Jamu Sriwijaya FC Senin Malam, Laga Kandang Terakhir Persiraja Tahun Ini
Minggu, 23 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Riza Syahputra
Opini

Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

Rabu, 12 November 2025
dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Rabu, 12 November 2025
Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
Mahmud Padang
Opini

Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Jumat, 31 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?