Banda Aceh, Infoaceh.net – Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah menegaskan bahwa Provinsi Aceh kini menjadi provinsi paling aman di Sumatera tahun 2025.
Pernyataan tersebut disampaikannya pada kegiatan Forum Komunikasi Kehumasan Kapolda Aceh bersama awak media, influencer serta para Kasi Humas Polres/Polresta jajaran Polda Aceh, yang berlangsung di Aula Presisi Mapolda Aceh, Kamis pagi (2/10/2025).
Menurut Kapolda, berdasarkan data hasil survei, Aceh menduduki peringkat pertama provinsi paling aman di Sumatera dengan skor 6,92 persen, mengungguli Sumatera Barat (6,89 persen), Jambi (6,74 persen), Riau (6,64 persen), Bengkulu (6,61 persen), Kep. Bangka Belitung (6,18 persen), Kepulauan Riau (6,03 persen), Lampung (5,95 persen), Sumatera Utara (5,69 persen) dan Sumatera Selatan (5,5 persen).
“Setelah dilanda konflik berkepanjangan dan pernah dianggap kawasan yang tidak aman, kini Aceh bersalin rupa menjadi provinsi paling aman di Sumatera,” ujar Kapolda Aceh.
Ia menambahkan, jaminan keamanan berdampak luas terhadap perkembangan daerah. Dengan kondisi yang stabil, investasi dapat tumbuh, jumlah wisatawan meningkat, dunia usaha berjalan lancar, dan pembangunan semakin maju.
“Ketika keamanan terjaga, angka kemiskinan dan pengangguran pun bisa ditekan. Inilah cita-cita Aceh Meuseyuhu,” tegas Marzuki.
Data Polda Aceh mencatat, tren kriminalitas umum di Aceh periode Januari–September 2025 mengalami penurunan signifikan.
Angka crime total (CT) turun menjadi 5.498 kasus dari 6.589 kasus pada tahun sebelumnya. Sementara itu, angka kriminal narkoba juga menurun, dari 1.113 kasus di tahun 2024 menjadi 886 kasus di tahun 2025.
Namun demikian, tren kejahatan tertinggi masih didominasi kasus pencurian (1.761 kasus), penganiayaan (810 kasus), penipuan (534 kasus), dan penggelapan (478 kasus).
Dalam hal pemberantasan narkoba, Polda Aceh juga melakukan pemusnahan ladang ganja seluas 26 hektare sepanjang 2025, meningkat dari 14 hektare di tahun sebelumnya.
Meski kondisi keamanan membaik, Kapolda menyoroti adanya paradoks di Aceh.
Menurutnya, secara ideal, keamanan seharusnya menjadi faktor pendorong investasi, pertumbuhan ekonomi, serta penurunan angka pengangguran dan kemiskinan.
Namun kenyataannya, investor masih sulit masuk ke Aceh, tingkat pengangguran relatif tinggi, dan masyarakat belum sepenuhnya sejahtera.
Salah satu penyebabnya, kata Kapolda, adalah narasi negatif yang masih melekat pada Aceh.
“Label Aceh sebagai daerah tidak aman masih terlalu dominan, padahal kondisi sebenarnya jauh lebih baik,” jelasnya.
Forum Kehumasan Polda Aceh ini menjadi ajang silaturahmi dan sinergi antara kepolisian dengan media serta influencer dalam membangun citra positif Aceh.
Kapolda berharap, peran aktif media dapat memperkuat narasi bahwa Aceh adalah daerah yang aman, nyaman, dan layak untuk investasi serta kunjungan wisata.



