INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Umum

Penambang Rakyat di Aceh Jadi Korban Kriminalisasi Akibat Kekosongan Regulasi

Last updated: Senin, 6 Oktober 2025 15:57 WIB
By Hasrul
Share
Lama Bacaan 7 Menit
Sektor pertambangan rakyat di Aceh masih berjalan di ruang gelap hukum. Kekayaan alam terutama emas, pasir dan mineral ikutan lainnya, masih lebih banyak digarap tanpa payung hukum pasti. (Foto: Ist)
SHARE

Banda Aceh, Infoaceh.net — Hampir dua dekade setelah Aceh memperoleh kekhususan melalui Undang-undang Pemerintahan Aceh (UUPA), sektor pertambangan rakyat masih berjalan di ruang gelap hukum.

Kekayaan alam yang terkandung di perut bumi Aceh, terutama emas, pasir, dan mineral ikutan lainnya, masih lebih banyak digarap tanpa payung hukum yang pasti.

Musisi Ahmad Dhani meluapkan kemarahan setelah kabar retaknya rumah tangganya dengan Mulan Jameela beredar luas di media sosial.
Ahmad Dhani Bantah Isu Cerai: “Ini Hoaks Paling Biadab!”

Wakil Ketua DPW Asosiasi Penambang Rakyat Indonesia (APRI) Provinsi Aceh Delky Nofrizal Qutni mengungkapkan, ribuan penambang rakyat dari berbagai daerah di Aceh beroperasi dalam ketidakpastian legalitas, di mana negara kehilangan potensi fiskal sementara masyarakat kecil hidup di bawah bayang-bayang kriminalisasi.

- ADVERTISEMENT -

Kondisi ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan merupakan konsekuensi dari disharmoni regulasi antara Undang-undang Minerba dan UUPA.

Melalui UU Nomor 3 Tahun 2020, pemerintah pusat menarik kewenangan perizinan ke Jakarta, sedangkan Aceh, yang semestinya mampu memanfaatkan kekhususannya untuk melengkapi regulasi daerah, belum memiliki instrumen hukum yang memadai.

- ADVERTISEMENT -
Ilustrasi-perselingkuhan
Istri Grebek Suami ‘Booking’ Adik Kandung, Pengakuan Bayaran Murahan Bikin Publik Meledak

“Kekosongan regulasi inilah yang memicu maraknya penambangan tanpa izin (PETI), konflik sosial di lapangan, serta kerusakan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan,” ujar Delky Nofrizal Qutni yang juga Ketua DPC APRI Kabupaten Aceh Selatan, dalam keterangannya, Senin (6/10).

Menurutnya, dalam situasi inilah gagasan penyusunan Qanun Aceh tentang Izin Pertambangan Rakyat (IPR) dan Surat Izin Pertambangan Batuan (SIPB) menjadi sangat penting.

Qanun bukan sekadar produk hukum daerah, melainkan jembatan untuk menyelaraskan kewenangan antara pusat dan Aceh, serta memberikan kepastian hukum bagi puluhan ribu penambang rakyat yang selama ini bekerja di wilayah yang secara sosial diakui, tetapi secara hukum diabaikan.

Sosok Yasika Aulia Ramadhani baru-baru ini menjadi sorotan publik.Diketahui, Yasika Aulia Ramadhani merupakan anak dari Wakil Ketua II DPRD Sulawesi Selatan (Sulsel), Yasir Machmud.
Viral Putri Pejabat Sulsel Kelola 41 Dapur MBG, Jejak Bisnis dan Harta Ayahnya Disorot

Perbedaan tafsir antara pemerintah pusat dan Aceh sejak lama menjadi akar persoalan. Pasal-pasal dalam UU Minerba menyebutkan bahwa penetapan wilayah pertambangan rakyat dilakukan oleh pemerintah pusat berdasarkan usulan daerah.

- ADVERTISEMENT -

Artinya, Bupati maupun Gubernur tidak lagi berwenang menerbitkan izin. Kondisi ini bertolak belakang dengan Qanun Aceh Nomor 15 Tahun 2013 j.o. Qanun Aceh Nomor 15 tahun 2017 yang pernah memberikan ruang bagi kepala daerah menetapkan izin pertambangan.

Akibatnya, ribuan penambang rakyat akan terjebak dalam status abu-abu dimana mereka bekerja di tambang yang secara de facto sah secara sosial, namun secara de jure ilegal di mata negara.

Masalah yang sama juga terjadi pada pengelolaan batuan. Regulasi pusat tidak secara tegas menjelaskan siapa yang berwenang mengurus izin SIPB, sementara di lapangan, izin yang tumpang tindih kerap terjadi.

Banyak pelaku usaha kecil yang harus mengurus berlapis dokumen dari sistem OSS hingga rekomendasi daerah, namun akhirnya tetap menghadapi penolakan.

Penambang tanpa modal besar akhirnya memilih jalur pintas yakni menggali tanpa izin dan menjual hasilnya melalui jalur informal.

Data Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen aktivitas tambang rakyat di Aceh berlangsung di luar mekanisme hukum formal.

Angka ini mencerminkan bukan hanya lemahnya pengawasan, tetapi juga kegagalan negara menghadirkan solusi.

Ketika aparat turun ke lapangan tanpa disertai pendekatan pembinaan, penambang rakyat justru menjadi korban kriminalisasi.

Alat kerja disita, pekerja ditangkap, dan sumber penghidupan keluarga lenyap. Negara yang seharusnya menjadi fasilitator legalitas justru tampil sebagai alat represi.

Dalam konteks disharmoni inilah Qanun Aceh menemukan relevansinya. Qanun bukan untuk menggantikan kewenangan pusat, tetapi menjadi pelengkap dalam tata kelola pertambangan rakyat. Ia dapat mengatur proses pra-perizinan, mekanisme verifikasi, serta sistem pembinaan dan pengawasan yang melibatkan pemerintah daerah.

Dengan demikian, setiap permohonan IPR atau SIPB dari Aceh yang diajukan ke pusat telah melalui penyaringan teknis dan sosial di tingkat lokal. Langkah ini penting untuk menekan angka penolakan, mempercepat birokrasi, dan mengurangi biaya transaksi yang selama ini membebani penambang kecil.

Qanun juga dapat mengatur batasan luas lahan, masa berlaku izin yang proporsional, serta memberikan kejelasan terhadap mineral ikutan seperti perak atau logam lain yang bernilai ekonomi, agar hasil ikutan tersebut tidak lagi dianggap ilegal.

Lebih jauh qanun harus mengatur pembinaan tambang rakyat sebagai kewajiban pemerintah daerah. Dana bagi hasil PNBP yang diterima Aceh bisa dialokasikan sebagian untuk pelatihan teknis, penerapan teknologi ramah lingkungan, dan fasilitasi reklamasi pascatambang.

Qanun juga wajib menjamin bahwa tidak ada pungutan ganda di luar ketentuan pusat. Royalti dan iuran tetap sudah diatur dalam regulasi nasional, sehingga pungutan daerah hanya boleh dilakukan atas dasar layanan nyata seperti pengujian laboratorium atau sertifikasi teknis.

Dalam hal pengawasan, Qanun mesti memberi mandat jelas kepada Dinas ESDM Aceh sebagai otoritas utama, di mana penindakan administratif cukup dilakukan di tingkat daerah tanpa harus menyeret penambang ke ranah pidana.

Aparat penegak hukum sebaiknya hanya dilibatkan bila terjadi pelanggaran serius, bukan untuk menakut-nakuti rakyat kecil.

Pertanyaan mendasar hari ini adalah apakah pemerintah Aceh dan DPRA memiliki keberanian politik untuk mewujudkan Qanun ini menjadi kenyataan. Kekhususan Aceh bukan sekadar simbol politik, melainkan peluang untuk membangun tata kelola yang adil dan berdaulat.

Gubernur Aceh harus memimpin inventarisasi wilayah pertambangan rakyat dan menyiapkan dokumen resmi untuk diajukan ke pemerintah pusat, sementara DPRA perlu menjadikan penyusunan Qanun IPR-SIPB sebagai prioritas legislasi, bukan agenda pinggiran.

Aceh juga perlu membentuk unit teknis khusus yang menangani tambang rakyat agar pelaksanaan Qanun tidak berhenti di atas kertas. Kolaborasi dengan perguruan tinggi, lembaga riset, dan masyarakat sipil juga penting untuk memperkuat kapasitas teknis dan memastikan kelestarian lingkungan.

Jika langkah ini berani diambil, Qanun Aceh tentang IPR dan SIPB akan menjadi preseden nasional bahwa kekhususan daerah dapat menghadirkan keadilan hukum dan manfaat ekonomi bagi rakyat.

Namun jika keberanian itu tak kunjung muncul, lubang-lubang tambang rakyat akan terus menjadi simbol ironi tentang tanah yang kaya namun membuat rakyatnya miskin, serta kekhususan yang dijanjikan namun tak pernah benar-benar hadir dalam kehidupan sehari-hari.

Previous Article Kapolda Aceh Tinjau Program PMT Ibu Hamil-Lansia di Tibang yang Dibiayai Dana Desa
Next Article DPRK Banda Aceh Dorong Pemerintah Aceh Beri Beasiswa Penuh untuk Anak Yatim dan Korban Konflik

Populer

Keributan antara Anggota Dewan pecah di gedung DPRA pada Senin siang, 17 November 2025. (Foto: Ist)
Politik
Keributan Memalukan Pecah di Gedung DPRA, Rapat Resmi Berubah Saling Lempar
Selasa, 18 November 2025
Ketua Majelis Komisi Informasi Pusat (KIP) RI, Rospita Vici Paulyn
Politik
Sidang Ijazah Jokowi Memanas, Ketegasan Rospita Vici Paulyn Jadi Pembeda
Senin, 17 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan
Senin, 17 November 2025
Tim SKK Migas bersama Mubadala Energy, Senin (17/11) melakukan kunjungan lapangan ke fasilitas BPKS Sabang sebagai rencana lokasi shorebase migas Blok Andaman. (Foto: Infoaceh.net/Andi Armi)
Ekonomi
SKK Migas dan Mubadala Energy Tinjau Rencana Lokasi Shorebase Blok Andaman di Sabang
Senin, 17 November 2025
Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) kembali mengguncang struktur kekuasaan sipil di Indonesia
Nasional
Putusan MK Meledak: Daftar Petinggi Polisi yang Harus Angkat Kaki dari Jabatan Sipil
Senin, 17 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Helwa Bachmid kembali angkat bicara membalas pernyataan Fadlun Faisal Balghoits istri sah Habib Bahar bin Smith.Bersama sang ibu keduanya tampil live bersama membantah semua tudingan yang dilayangkan.
Umum

bunda Helwa Bachmid Turun Tangan: Bantah Fitnah, Sindir Balik Istri Sah Habib Bahar

Selasa, 18 November 2025
Polresta Banda Aceh menggelar Operasi Zebra Seulawah 2025 mulai Senin (17/11). (Foto: Ist)
Umum

12 Pengendara Ditilang dan 25 Ditegur Hari Pertama Operasi Zebra Seulawah Polresta Banda Aceh

Selasa, 18 November 2025
Kapolres Aceh Besar AKBP Sujoko memimpin apel Gelar Pasukan dalam rangka Operasi Zebra Seulawah 2025 di Lapangan Mapolres setempat, Jantho, Senin (17/11).
Umum

Polres Aceh Besar Apel Gelar Pasukan Operasi Zebra Seulawah 2025

Selasa, 18 November 2025
Kasubdit II Ditrekrimsus TIPID Fismondev Polda Aceh, Kompol Frihamdeni memaparkan berbagai modus tindak pidana perbankan yang marak terjadi di Aceh. (Foto: Ist)
Umum

Polda Aceh Ungkap Banyak Kasus Kredit Bermasalah Akibat Kolusi dengan Pegawai Bank

Senin, 17 November 2025
Muspika Tangse, Pidie, bersama Komite Peralihan Aceh (KPA) menggelar Silaturahmi Kebangsaan yang dihadiri berbagai unsur dan tokoh masyarakat, Senin (17/11). (Foto: Ist)
Umum

KPA dan Muspika Tangse Gelar Silaturahmi Kebangsaan: Rawat Damai dalam Bingkai NKRI

Senin, 17 November 2025
Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah melakukan kunjungan kerja ke Polres Bener Meriah, Senin, 17 November 2025. (Foto: Ist)
Umum

Kapolda Soroti Paradoks Aceh: Paling Aman di Indonesia, Ekonomi Terendah di Sumatera

Senin, 17 November 2025
Seorang pria berinisial DH (36 tahun) ditangkap Unit PPA Polres Kepahiang pada Jumat (14/11/2025) atas tuduhan persetubuhan berulang terhadap adik iparnya yang masih di bawah umur.
Umum

Balas Dendam ke Istri, Pria Tega Setubuhi Adik Iparnya yang Masih 13 Tahun Hingga 12 Kali

Senin, 17 November 2025
Pesawat angkut strategis A-400 dari Skadron Udara 31 Lanud Halim Perdanakusuma mendarat perdana di Bandara SIM Blang Bintang, Aceh Besar, Ahad (16/11).
Umum

Pesawat A-400 TNI AU Mendarat Perdana di Aceh

Senin, 17 November 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?