Banda Aceh, Infoaceh.net — Tepuk tangan meriah menggema di aula SMA Negeri 10 Fajar Harapan Banda Aceh, Selasa (8/10/2025).
Di hadapan Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka dan para tamu kehormatan, seorang siswi bernama Iffah Azka Alia tampil percaya diri menyampaikan pidato yang menggetarkan hati.
Dengan tutur jernih dan penuh semangat, ia berbicara tentang mimpi, kesenjangan pendidikan, dan tekad besar untuk mengubah Indonesia.
Iffah, siswi kelas 12 yang juga penerima Beasiswa Garuda, memulai pidatonya dengan kisah masa kecilnya.
Ia menceritakan bagaimana dirinya tumbuh di pelosok Aceh, lalu sempat tinggal di Jakarta dan kota kecil Lhokseumawe.
Perjalanan itu membuatnya menyadari perbedaan mencolok dalam akses pendidikan di berbagai daerah Indonesia.
“Saya adalah anak pelosok yang pernah tinggal di Jakarta dan kota kecil Lhokseumawe. Hal itu membuat saya memahami betapa besar perbedaan akses pendidikan yang didapatkan anak-anak di negeri ini,” ujarnya tulus.
Kisah sederhana itu seketika menyentuh hati para tamu undangan.
Dalam pandangan Iffah, ketimpangan pendidikan bukanlah alasan untuk menyerah, melainkan panggilan untuk berbuat lebih. Ia ingin menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengamat.
Iffah mengungkapkan ia bercita-cita untuk mempelajari bisnis dan ekonomi, bidang yang diyakininya mampu memberi dampak nyata bagi pembangunan Indonesia.
Beasiswa Garuda, baginya, bukan sekadar bantuan biaya, tetapi simbol kepercayaan dan tanggung jawab untuk berkontribusi bagi bangsa.
“Saya berharap Beasiswa Garuda bisa mengantarkan saya mencapai mimpi saya, agar pada akhirnya rakyat Indonesia bisa merasakan manfaat dari usaha kami,” katanya penuh semangat.
Dalam pidatonya, Iffah juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, atas perhatian terhadap pendidikan di Aceh.
Ia menilai, perhatian itu memberi motivasi baru bagi siswa-siswi di daerah untuk terus berprestasi.
“Kami merasa diapresiasi dan dipercaya oleh bangsa ini,” ucapnya bangga.
Tak lupa, Iffah juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada para guru dan teman-temannya di SMA Negeri 10 Fajar Harapan yang selalu mendukungnya dalam setiap langkah.
“Guru dan teman-teman saya luar biasa. Mereka selalu bilang, ini cuma sementara. Suatu hari nanti saya pasti bisa sukses dan membanggakan Indonesia serta keluarga,” ujarnya sambil tersenyum haru.
Pidato yang disampaikan Iffah Azka Alia bukan hanya menuai tepuk tangan, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh hadirin.
Kata-katanya menjadi pengingat bahwa mimpi besar bisa lahir dari tempat terpencil sekalipun, selama diiringi tekad dan kerja keras.
Kini, Iffah menatap masa depan dengan keyakinan bulat. Ia bertekad melanjutkan pendidikan ke University of Pennsylvania, Amerika Serikat — salah satu universitas ternama dunia.
Dari Aceh, Iffah ingin membawa nama Indonesia ke panggung global.
“Saya ingin membuktikan bahwa anak dari pelosok pun bisa bermimpi besar dan membuat perubahan,” tutupnya penuh keyakinan.



