INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Aceh

Konser Artis Nasional Dilarang di Aceh, Penyanyi Lokal Boleh Tampil

Last updated: Selasa, 28 Oktober 2025 11:11 WIB
By Redaksi
Share
Lama Bacaan 7 Menit
Konser penyanyi Aceh Bergek sukses digelar di Taman Bustanussalatin atau Taman Sari Banda Aceh, Sabtu malam (25/10). (Foto: Ist)
Konser penyanyi Aceh Bergek sukses digelar di Taman Bustanussalatin atau Taman Sari Banda Aceh, Sabtu malam (25/10). (Foto: Ist)
SHARE

Banda Aceh, Infoaceh.net – Aceh kembali jadi sorotan nasional. Kali ini bukan karena konflik politik atau bencana alam, tapi karena konser musik yang dilarang atas nama syariat.

Konser yang menghadirkan Slank, D’Masiv, dan Rafly Kande untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda di Banda Aceh tiba-tiba dibatalkan.

Pemerintah Aceh menjadi sorotan setelah melakukan pengadaan mobil mewah senilai Rp6,55 miliar untuk Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta.
BPPA Beli Mobil Dinas Mewah Rp6,5 Miliar untuk Pejabat Aceh di Jakarta

Alasannya berubah-ubah — dari retribusi yang belum dibayar, hingga alasan moralitas. Namun yang membuat publik Aceh bertanya-tanya, di saat konser artis nasional dilarang, panggung hiburan yang menghadirkan penyanyi lokal Bergek justru berjalan tanpa hambatan di Taman Bustanussalatin atau Taman Sari Banda Aceh.

- ADVERTISEMENT -

Semula, konser bertajuk Panggung Sumpah Pemuda 2025 itu direncanakan digelar di Lapangan Panahan Stadion Harapan Bangsa, Lhong Raya, Sabtu sore hingga malam hari (25/10/2025).

Panggung dan sound system sudah disiapkan, baliho sponsor sudah terpasang, bahkan sebagian tiket sudah terjual.

- ADVERTISEMENT -
Plt Kepala Dinas Pendidikan Aceh Murthalamuddin
Beasiswa 93 Ribu Anak Yatim Belum Cair, Disdik Aceh Minta Maaf

Tapi dua hari sebelum acara, lapangan tiba-tiba digembok oleh petugas Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Aceh.

“Kami sudah urus semua izin, bahkan sudah bayar sewa tahap awal. Tapi lokasi ditutup begitu saja,” kata Fitri Syafruddin, koordinator panitia pelaksana.

“Tidak ada surat pembatalan, hanya perintah lisan. Ini bukan soal izin, ini soal keberpihakan.”

Sekda Aceh M. Nasir Syamaun memimpin rapat pembahasan Rencana Operasional Angkutan Laut Luar Negeri lintasan Krueng Geukueh–Penang, di ruang rapat Sekda, Kamis (13/11).
Pelayaran Krueng Geukueh–Penang Bergeser ke Awal 2026, Pemerintah Aceh Matangkan Persiapan

Dispora Aceh berdalih, panitia belum melunasi biaya retribusi sebesar Rp700 juta.
Angka fantastis itu dihitung berdasarkan tarif Rp10.000 per meter per hari untuk area kosong seluas 14.523 meter persegi selama lima hari.

- ADVERTISEMENT -

Namun yang janggal, menyewa stadion utama di kompleks yang sama hanya dikenai biaya sekitar Rp8 juta per malam.

Perbandingan yang tak masuk akal — membuat alasan retribusi terasa lebih seperti dalih politik ketimbang persoalan administratif.

Padahal, acara itu bukan konser hiburan biasa. Panitia menggandeng BNN, GRANAT dan Polda Aceh untuk kampanye anti narkoba.

Pesan utamanya jelas: “Pemuda Sehat, Aceh Kuat.” Bahkan Slank yang dikenal kritis terhadap narkoba diundang untuk mengisi segmen Dakwah Musik Positif.

Namun, narasi dakwah itu tidak cukup menenangkan kelompok yang menolak.

Beberapa ormas seperti Suara Gerakan Rakyat Aceh (SUGRA) dan Ikatan Muslimin Aceh Mendaulat (IMAM) menuding konser musik berpotensi melanggar syariat Islam.

“Kami menolak semua kegiatan yang bercampur laki-laki dan perempuan serta mengundang maksiat,” kata Tgk. Abdul Wahid, salah satu tokoh ormas.
“Aceh harus menjaga marwah sebagai Serambi Mekkah.”

Sikap serupa disampaikan Tgk. Muslim At Thahiri, Ketua Ikatan Muslimin Aceh Mendaulat (IMAM), yang juga menolak konser Slank di Banda Aceh dan konser Dewa 19 yang akan digelar di kota Lhokseumawe nanti pada 29 November 2025.

“Kami tidak menolak orangnya, tapi bentuk kegiatannya. Konser bukan bagian dari budaya Aceh,” katanya tegas.

Setelah gelombang penolakan meningkat, para pejabat terkesan menghindar. Tidak ada yang mau disalahkan, tapi hasil akhirnya jelas: konser nasional dibatalkan secara halus.

Pihak panitia mengaku menerima ancaman langsung dari kelompok masyarakat. Ada yang datang dengan nada “menasihati”, ada pula yang mengancam akan “mendatangi lokasi” jika konser tetap digelar.

“Kami tidak mau bentrok. Jadi kami memilih mundur. Tapi ini preseden buruk bagi kebebasan berekspresi,” kata Steffy Burase, istri mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, yang merupakan salah satu penggagas acara.

Ironisnya, konser yang membawa misi sosial dan pesan positif justru dituding sebagai maksiat, sementara acara hiburan lokal yang lebih longgar malah diizinkan.

Panggung Bergek Tetap Bergema

Di malam yang sama ketika konser nasional dibatalkan, Taman Bustanussalatin (Taman Sari) di jantung Kota Banda Aceh justru ramai.

Di depan Kantor Wali Kota Banda Aceh digelar konser musik etnik yang menghadirkan penyanyi lokal Bergek, Cut Keumala dan beberapa grup band daerah.

Penyanyi lokal Bergek tampil memukau lewat lagu-lagu hits seperti Kamera 360, Boh Hate, dan Han Meutuka.

Penonton bercampur — laki-laki dan perempuan berdiri berdampingan, anak muda berswafoto, sebagian berjoget kecil mengikuti irama.

Tidak ada ormas yang datang menegur, tidak ada polisi syariah yang membubarkan. Semua tampak “aman dan sesuai syariat.”

Padahal, dari sisi bentuk, dua acara ini tak jauh berbeda sama-sama menampilkan musik, campur gender, dan digelar di ruang publik.

Hanya satu hal yang membedakan — yang satu menampilkan artis nasional, yang lain musisi lokal.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar:
Apakah moralitas di Aceh kini diukur dari siapa yang tampil, bukan dari apa yang disampaikan?

Seorang Budayawan di Banda Aceh, menyebut ini sebagai bentuk “moralisme selektif”.

“Selama ini musik lokal dianggap budaya, tapi ketika musisi nasional tampil, langsung dicap maksiat. Ini bukan soal agama, ini soal tafsir dan kepentingan,” katanya.

Ia menilai, pemerintah daerah cenderung takut pada tekanan ormas kecil yang mengklaim membawa suara syariat, padahal mayoritas masyarakat Aceh sebenarnya moderat dan terbuka.

“Ketika pemerintah tunduk pada tekanan itu, kreativitas publik jadi korban,” tambahnya.

Kasus pembatalan konser ini bukan peristiwa pertama terjadi. Nantinya, konser Dewa 19 di Lhokseumawe juga diperkirakan bakal mendapat tekanan serupa.

Gembok di pintu stadion itu kini menjadi simbol — bukan hanya penghalang acara musik, tapi penanda betapa ketakutan telah menguasai ruang budaya dan seni di Aceh.

Setiap upaya kreatif selalu diawasi oleh kacamata kecurigaan moral, setiap kegiatan anak muda ditakar dengan tafsir syariat yang lentur sesuai kepentingan kelompok tertentu.

Konser yang batal ini menunjukkan betapa sempitnya ruang publik di Aceh bagi ekspresi non-formal.

Ketika seni dianggap ancaman, dan musik dicurigai sebagai maksiat, maka Aceh perlahan kehilangan denyut mudanya.
Padahal, musik dan seni adalah bagian dari sejarah Aceh — dari seudati, rapa’i hingga hikayat didong.

Sayangnya, kini budaya itu terbelah dua: yang satu dilindungi atas nama tradisi, yang lain ditolak atas nama agama.

Kalau artis nasional dilarang, tapi penyanyi lokal boleh tampil, ini akan mengesankan terjadi diskriminasi atas nama syariat.

Malam itu, di Taman Sari, musik tetap bergema. Tapi di Lapangan Panahan yang terkunci, hanya terdengar suara jangkrik dan tiupan angin.

Aceh seolah punya dua wajah — satu terbuka untuk “yang dianggap islami”, dan satu lagi menolak apa pun yang datang dari luar.

Dan di antara dua wajah itu, generasi muda Aceh terjebak dalam kebingungan: ingin berkarya tapi takut dilarang, ingin mengekspresikan diri tapi khawatir disalahkan.

TAGGED:acehBanda AcehBergekbudaya AcehD’MasivKebebasan Berekspresikonserkonser Acehkonser Dewa 19moralitas selektifmusik Acehormas Acehpembatalan konserpemerintah acehSlankSumpah Pemuda 2025syariat Islam Acehtaman sari banda acehutamawww.infoaceh.net
Previous Article Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Ar-Raniry melepas 29 mahasiswa untuk mengikuti program Kuliah Pengabdian Masyarakat Tematik di Kecamatan Bukit, Bener Meriah, Senin (27/10). (Foto: Ist) FSH UIN Ar-Raniry Kirim 29 Mahasiswa ke Bener Meriah, Dukung Digitalisasi dan Tata Kelola Desa
Next Article Kepala DPMPTSP Aceh Marwan Nusuf Tertinggi Realisasi Investasi, Aceh Tamiang dan Lhokseumawe Jadi Magnet Utama Investor

Populer

dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini
Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian
Rabu, 12 November 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy
Opini
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas
Kamis, 13 November 2025
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Umum
Viral Link Video Syakirah Versi Terbaru Berdurasi 16 Menit Beredar di X dan TikTok
Rabu, 28 Mei 2025
Pemerintah Aceh menjadi sorotan setelah melakukan pengadaan mobil mewah senilai Rp6,55 miliar untuk Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) di Jakarta.
Umum
BPPA Beli Mobil Dinas Mewah Rp6,5 Miliar untuk Pejabat Aceh di Jakarta
Kamis, 13 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Satreskrim Polres Aceh Barat berhasil membongkar jaringan pencurian kendaraan bermotor lintas kabupaten yang telah meresahkan warga. (Foto: Ist)
Hukum

Polres Aceh Barat Ungkap Sindikat Curanmor Lintas Kabupaten, 19 Sepeda Motor Diamankan

Kamis, 13 November 2025
Umum

Buntut Masalah di BSI, Pemerintah Pusat Diminta Salurkan Dana APBN Lewat Bank Aceh

Kamis, 13 November 2025
Umum

MaTA: Dua Hari Bahas KUA-PPAS, RAPBA 2026 Terancam Tak Berkualitas

Kamis, 13 November 2025
PT Jasa Raharja Kantor Wilayah Aceh
Umum

Jasa Raharja Aceh: Denda SWDKLLJ Belum Termasuk Pemutihan Pajak Kendaraan

Kamis, 13 November 2025
Ketua DPW PKS Aceh Ismunandar didampingi Sekretaris DPW PKS Kasibun Daulay dan Bendahara DPW PKS Aceh Saifunsyah.
Politik

PKS Aceh Siap Jalankan Program Unggulan Hasil Rakernas 2025

Kamis, 13 November 2025
Panitia Kerja (Panja) Pelestarian Cagar Budaya Komisi X DPR RI mengunjungi Aceh Besar, Rabu (12/11).
Umum

Komisi X DPR RI Tinjau Cagar Budaya di Aceh Besar, Pemkab Usul Anggaran Rp21,5 Miliar

Kamis, 13 November 2025
Umum

Percepatan Pembangunan, TNI Bentuk Batalyon Teritorial di Aceh Tenggara

Kamis, 13 November 2025
Olahraga

Banyak Dirugikan Wasit, Persiraja Bersyukur Dapat Satu Poin di Kandang Adhyaksa FC

Kamis, 13 November 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?