Banda Aceh, Infoaceh.net — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat pertumbuhan ekonomi Aceh pada triwulan III tahun 2025 sebesar 4,46 persen (year-on-year).
Angka ini menunjukkan perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,82 persen. (y-on-y).
Sementara pertumbuhan ekonomi secara nasional pada Triwulan III-2025 mencapai 5,04 persen (y-on-y)
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Aceh Tasdik Ilhamuddin menyampaikan dalam konferensi pers di Banda Aceh, Rabu (5/11/2025), bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh atas dasar harga berlaku pada periode ini mencapai Rp65,56 triliun.
“Secara triwulanan (quarter-to-quarter), ekonomi Aceh tumbuh 1,71 persen, sedangkan secara kumulatif tahun berjalan (c-to-c) tumbuh 4,62 persen,” jelas Tasdik.
Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 6,36 persen, disusul oleh perdagangan dan reparasi sebesar 6,28 persen, serta industri pengolahan sebesar 5,68 persen.
“Sektor pertanian masih menjadi motor utama perekonomian Aceh karena berkontribusi besar terhadap pembentukan PDRB dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah signifikan,” kata Tasdik.
Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian hanya tumbuh 3,79 persen, sedangkan transportasi dan pergudangan naik 5,09 persen.
Beberapa sektor lainnya tumbuh lebih lambat, di antaranya jasa keuangan, pendidikan, dan pemerintahan.
Konsumsi Pemerintah Turun Tajam
Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,85 persen, menunjukkan daya beli masyarakat yang relatif terjaga.
Namun, konsumsi pemerintah justru mengalami kontraksi tajam sebesar -5,62 persen, yang menjadi salah satu penyebab perlambatan ekonomi Aceh.
“Penurunan belanja pemerintah daerah pada triwulan ini berpengaruh cukup besar terhadap laju pertumbuhan ekonomi,” ujar Tasdik.
Adapun pembentukan modal tetap bruto (PMTB) tumbuh -0,29 persen, ekspor naik 3,50 persen, dan impor turun -2,36 persen.
Masih di Bawah Rata-Rata Sumatera
BPS juga mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Aceh masih berada di bawah rata-rata Pulau Sumatera.
Provinsi Sumatera Utara memberikan kontribusi terbesar terhadap perekonomian kawasan sebesar 23,58 persen dengan pertumbuhan 4,55 persen (y-on-y).
“Dengan capaian 4,46 persen, Aceh masih perlu memperkuat sektor produktif dan mendorong investasi agar tidak terlalu bergantung pada konsumsi,” tutup Tasdik.
