Banda Aceh, Infoaceh.net – Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh terus memperkuat komitmen untuk menciptakan lingkungan akademik yang aman, berkarakter dan bebas kekerasan.
Komitmen ini diwujudkan melalui kegiatan Sosialisasi Pembinaan Karakter bertema “Membangun Kampus Aman dan Berkarakter: Sinergi Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan USK” yang digelar di Gedung AAC Dayan Dawood, Kamis (13/11/2025).
Rektor USK Prof Dr Ir Marwan menegaskan bahwa membangun kampus yang aman dan berkarakter tidak cukup hanya melalui aturan, tetapi juga dengan menumbuhkan kesadaran moral dan budaya saling menghormati di seluruh lapisan civitas akademika.
“Kampus yang aman dan berkarakter bukan hanya dibangun dengan regulasi, tetapi melalui kesadaran moral. Semua unsur kampus — dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa, dan pimpinan — punya tanggung jawab menjaga USK dari segala bentuk kekerasan dan penyimpangan perilaku,” ujar Rektor.
Prof Marwan menyebut, peningkatan kasus kekerasan di dunia pendidikan tinggi menjadi perhatian serius. Karena itu, USK telah membentuk Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (Satgas PPKPT), Unit Pembinaan Karakter (UPK), serta Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK) sebagai langkah nyata pencegahan dan penanganan kekerasan.
Ia menjelaskan, langkah tersebut juga sejalan dengan Permendikti Ristek Nomor 55 Tahun 2024 dan Peraturan Rektor Nomor 33 Tahun 2025 yang menjadi landasan hukum bagi upaya pencegahan kekerasan di lingkungan kampus.
Namun, menurutnya, peraturan tanpa kesadaran moral tidak akan berarti banyak.
“Kecerdasan tanpa karakter adalah kekosongan, sedangkan karakter tanpa kecerdasan adalah ketertinggalan. USK ingin melahirkan lulusan yang unggul dalam ilmu, santun dalam perilaku, dan kuat dalam nilai moral serta spiritualnya,” tegas Prof Marwan.
Sebagai simbol komitmen bersama, kegiatan ini diakhiri dengan penandatanganan Pakta Integritas oleh perwakilan civitas akademika, disaksikan langsung oleh Rektor dan jajaran pimpinan. Momen ini menandai dimulainya Gerakan Kampus Berintegritas di USK, yang menegaskan tekad bersama untuk menolak segala bentuk kekerasan dan pelanggaran etika.
Ketua Panitia, Aditya Rivaldy SH LLM menjelaskan kegiatan ini berangkat dari keprihatinan atas meningkatnya fenomena kekerasan dan lemahnya pembinaan karakter di kalangan mahasiswa.
Hasil survei terhadap 101 mahasiswa menunjukkan lebih dari 25 tanggapan yang menyoroti perilaku tidak pantas, pelanggaran etika dan kekerasan verbal. Beberapa mahasiswa bahkan mengaku pernah mengalami tindakan bernuansa pelecehan dari pihak yang memiliki posisi akademik.
“Urgensi kegiatan ini tidak bisa ditunda. Kita perlu memperkuat kesadaran karakter agar seluruh warga kampus mampu menjaga diri dan lingkungannya dari tindakan yang merugikan,” ujar Aditya.
Ia menambahkan, hasil pemetaan karakter menunjukkan sekitar 60 persen mahasiswa laki-laki memerlukan pendampingan untuk memperkuat pemahaman sosial dan moral, sebagai upaya membangun karakter yang tangguh dan berintegritas.
Kegiatan ini juga menghadirkan tiga narasumber utama:
Dr Zahratul Idami SH MHum dari Unit Pembinaan Karakter (UPK), yang menekankan pentingnya integrasi nilai karakter dalam budaya akademik.
Dr Fajriani SPd MEd dari Unit Pelayanan Bimbingan dan Konseling (UPBK), yang memaparkan kondisi kesehatan mental mahasiswa dan strategi intervensi psikologis.
Perwakilan Satgas PPKPT USK, yang menjelaskan mekanisme pelaporan kekerasan serta pendampingan korban secara profesional dan rahasia.
Melalui gerakan ini, USK bertekad menjadikan kampus sebagai ruang yang aman, bermartabat, dan bebas kekerasan — tempat di mana kecerdasan dan karakter tumbuh beriringan.



