BANDA ACEH, Infoaceh.net – Seorang pria paruh baya asal Banda Aceh datang ke Kantor Wilayah Bea Cukai Aceh pada Selasa (12/11/2025) dengan wajah penuh harap.
Ia menanyakan nasib paket yang katanya dikirim dari Afghanistan sejak 25 Oktober lalu. Di tangannya, ia menggenggam foto resi pengiriman yang diterimanya dari seseorang yang dikenal melalui Facebook.
Namun, harapan itu berubah menjadi kekecewaan setelah petugas memeriksa data yang dimaksud.
Nomor resi tersebut tidak dapat dilacak di sistem barang kiriman resmi. Dari tampilannya pun, foto resi terlihat mencurigakan—hasil editan dengan nomor dan tanggal yang tampak ditempel secara tidak rapi.
Kepada petugas, pria itu mengaku kenalannya di dunia maya mengirimkan paket berisi uang dan peralatan kesehatan. Ia bahkan ditunjukkan foto-foto barang tersebut dan dijanjikan akan dihubungi seseorang saat paket tiba di Indonesia.
Kepala Seksi Bimbingan Kepatuhan dan Hubungan Masyarakat Kanwil Bea Cukai Aceh, Muparrih, mengatakan modus seperti ini bukan hal baru.
“Kasus penipuan dengan pola perkenalan di media sosial lalu menjanjikan hadiah atau kiriman dari luar negeri sudah sering terjadi. Biasanya dibalut dengan hubungan personal, bahkan romansa. Untungnya, Bapak ini datang langsung ke kantor untuk memastikan. Tindakannya itu menyelamatkan dari jebakan penipuan,” ujarnya, Kamis (13/11).
Muparrih mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan janji kiriman dari kenalan dunia maya, apalagi jika disertai permintaan uang untuk biaya pengiriman atau klaim paket.
“Waspadai rayuan penipu yang memanfaatkan emosi dan rasa percaya korban. Jangan mudah tergoda dengan janji hadiah dari luar negeri,” tambahnya.
Ia menegaskan seluruh barang kiriman dari luar negeri wajib diberitahukan oleh perusahaan jasa titipan atau pos ke Bea Cukai.
“Masyarakat bisa melacak status kiriman hanya melalui laman resmi Bea Cukai di https://www.beacukai.go.id/barangkiriman. Tidak ada situs lain yang digunakan untuk pelacakan,” tegasnya.
Menurutnya, banyak penipu yang bahkan membuat situs pelacakan palsu demi meyakinkan korban bahwa paketnya sedang dikirim.
Karena itu, kewaspadaan menjadi benteng utama agar tidak terjerat bujuk rayu sindikat.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa tidak semua kiriman dari “teman dunia maya” benar-benar dikirim. Sebelum percaya, cek dulu kebenarannya—atau datangi langsung Kantor Bea Cukai terdekat seperti pria Banda Aceh tersebut.
Langkah kecilnya hari itu menyelamatkan dirinya dari jebakan besar.



