Aceh Besar, Infoaceh.net — Menjaga alam dan merawat bumi merupakan bagian daripada ibadah kepada Allah. Keyakinan seperti ini akan mengantarkan seseorang untuk terus menjaga alam ini, selain karena ia bernilai ibadah, menjaga alam juga sama artinya menjaga tempat tinggal kita sendiri.
Hal sesuai firman Allah Swt: “Dan Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya”.
Dosen Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Ustaz Dr Tgk Ismu Ridha MA menyampaikan hal itu dalam khutbah Jum’at di Masjid Hikmatullah Dusun Tgk Malem, Komplek PU Ajuen, Kecamatan Peukan Bada, 14 November 2025 bertepatan 23 Jumadil Awal 1447 Hijriah.
Ustaz Ismu Ridha mengungkapkan, kerusakan alam kita mencapai tahapan yang sangat mengkhawatirkan, penggundulan hutan, konservasi sawah menjadi pertokoan, tambang illegal, belum lagi produksi sampah mencapai angka yang meresahkan.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) menyampaikan Aceh Besar dan Banda Aceh saja menghasilkan 300 ton sampah per hari.
“Eksploitasi alam di luar batas kewajaran tersebut melahirkan bencana alam yang tak kunjung usai, sebut saja banjir, tanah gersang, udara kotor, longsor dan lautan yang berlimbah. Benarlah adanya bahwa kerusakan di bumi dan lautan ini disebabkan oleh tangan manusia itu sendiri,” urainya.
Ia menambahkan, Islam tidak hanya menekankan ibadah mahdhah semata, tetapi juga ibadah ghairu mahdhah.
Ibadah mahdhah adalah ibadah murni yang berhubungan langsung dengan Allah seperti salat, puasa dan zakat.
Sementara itu, ibadah ghairu mahdhah adalah perbuatan sehari-hari yang tidak hanya menyangkut hubungan langsung dengan Allah, tetapi juga berkaitan erat dengan sesama makhluk dan lingkungan sekitar.
Ketua BKM Masjid Abu Indrapuri ini menjelaskan, di dalam banyak ayat, Allah Swt melarang kita untuk merusak semesta ini. Salah satunya di dalam Q.S. Al-A’raf: 56 Allah berfirman: Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap.
Karenanya Rasulullah memberikan spirit kepada kita agar senantiasa menjaga dan merawat alam ini. Di antaranya: “Tidaklah seorang yang berjalan lalu dia mendapatkan ranting berduri, lalu dia menyingkirkannya, maka Allah berterimakasih dan menyanjung-nyanjungnya serta mengampuni dosa-dosanya. (HR Muslim)
Di kesempatan lain, Islam juga mengajarkan kita gerakan ekoteologi. Di dalam salah satu hadisnya Rasulullah bersabda: “Jika terjadi hari kiamat sementara di tangan salah seorang dari kalian ada sebatang tunas, maka jika ia mampu sebelum terjadi hari kiamat untuk menanamnya maka tanamlah.” (HR. Bukhari)
“Jika pohon tersebut tumbuh dan menghasilkan, maka setiap manfaat yang diperoleh darinya akan dicatat sebagai sedekah. Oleh karenanya, sebagaimana sebatang pohon itu abadi, maka pahala tersebut akan terus abadi walau jiwanya telah tiada. Maka seharusnya kita merawat alam, menjaga bumi, menanam pohon agar amal kita terus abadi,” pungkasnya. (Sayed M. Husen)



