Banda Aceh, Infoaceh.net – Nama Dr Tgk H Ajidar Matsyah Lc MA sempat mencuri perhatian dalam seleksi Komisioner Baitul Mal Aceh tahun ini.
Alumni Dayah Darul Ulum Tanoh Mirah, Peusangan, Bireuen itu mencatat nilai tertinggi dalam rangkaian seleksi yang digelar Panitia Seleksi (Pansel) hingga uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test di Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
Namun, keberhasilan akademis dan integritasnya tak cukup mengantarkan ke kursi komisioner.
Tgk Ajidar, yang juga pimpinan Dayah Tinggi Islam Samudera Pase, Baktiya, Aceh Utara, dikenal di kalangan dayah sebagai sosok cendekiawan yang memadukan tradisi pesantren dan pendidikan tinggi modern.
Ia juga mengajar di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan menjadi pendiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES) Baktiya.
“Semua proses sudah beliau lalui, dari administrasi, ujian CAT, sampai wawancara, bahkan dengan nilai tertinggi,” kata Ketua Ikatan Alumni Tanoh Mirah, Tgk Mustafa Isa, atau yang akrab disapa Waled Pulo dalam keterangan tertulisnya, Ahad (16/11/2025).
“Kami tentu sedikit kecewa, karena kapasitas dan rekam jejak beliau sudah sangat jelas,” terangnya.
Meski menempati peringkat pertama versi Pansel, nama Tgk. Ajidar kandas di tahap akhir pembahasan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA).
Komisi yang beranggotakan perwakilan partai seperti PPP, Partai Aceh, Demokrat, NasDem, Golkar, PKB, Gerindra, PKS, PAN, dan PAS itu memiliki kewenangan untuk memutuskan hasil akhir seleksi.
Kabar gagalnya Tgk. Ajidar cepat beredar di kalangan alumni dayah. Beberapa di antaranya menilai keputusan itu mencerminkan dinamika politik yang kerap membayangi proses seleksi lembaga publik di Aceh.
Namun, banyak pula yang menilai kegagalan ini tak akan menghentikan kiprah Tgk. Ajidar dalam bidang pendidikan dan pemberdayaan umat.
“Beliau sudah berbuat banyak di dunia pendidikan Islam. Amanah itu tak mesti datang dari jabatan,” ujar salah satu rekannya di kalangan akademisi UIN Ar-Raniry.



