Banda Aceh, Infoaceh.net — Aceh menjadi tuan rumah penyelenggaraan Seminar Nasional Forum Komunikasi Dewan Komisaris Bank Pembangunan Daerah (BPD) seluruh Indonesia, baik konvensional maupun syariah, yang berlangsung pada 17–18 November 2025 di Anjong Mon Mata Pendopo Gubernur Aceh.
Kegiatan ini mengangkat tema “Protokol Pencegahan, Penanganan & Pemulihan Serangan Siber terhadap Bank” dan dihadiri para komisaris BPD dari berbagai provinsi di tanah air.
Pada seminar tersebut, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh, Daddi Peryoga, turut hadir sebagai pembicara kunci.
Ia menyampaikan materi mengenai “Peran Regulator dalam Keamanan Siber Perbankan, dimulai dari pencegahan, penanganan hingga pemulihan pasca serangan”, menekankan pentingnya kesiapsiagaan perbankan menghadapi eskalasi ancaman siber yang semakin kompleks.
Daddi mengungkapkan, pada tahun 2024 tercatat lebih dari 330 juta trafik anomali di Indonesia, dengan sektor keuangan menjadi target serangan terbesar kedua.
Situasi tersebut menunjukkan bahwa ketahanan siber kini bukan lagi sebatas isu teknis, tetapi telah menjadi risiko strategis yang mempengaruhi stabilitas sektor keuangan, kepercayaan publik, dan kelangsungan layanan bank.
Melalui regulasi seperti POJK TI, ketentuan Layanan Digital, hingga SEOJK Keamanan Siber, OJK memastikan setiap bank diwajibkan memiliki sistem perlindungan yang tangguh, responsif, dan mampu melakukan deteksi dini.
Penguatan firewall, Disaster Recovery Plan (DRP), Business Continuity Plan (BCP), serta pengujian keamanan berbasis skenario juga terus didorong.
“Kita tidak bisa sendirian. Perbankan perlu bergaul, berdiskusi, dan membangun ekosistem dengan para ahli, termasuk komunitas white hacker,” ujar Daddi.
Ia menegaskan perlunya sinergi multipihak dalam memperkuat ketahanan siber nasional.
Dalam pemaparannya, ia juga mengapresiasi peran para ahli keamanan yang bekerja tanpa sorotan publik.
“Keahlian adalah anugerah, dan para white hacker adalah penjaga yang bekerja dalam senyap. Mari saling menghormati, menjaga silaturahmi, dan membangun kepercayaan karena keamanan lahir dari kolaborasi, bukan kecurigaan,” tuturnya.
Ia menambahkan dua pesan penting yang menjadi sorotan peserta seminar:
“Serangan siber tidak menunggu kesiapan kita, tetapi menunggu momen tepat atas kelemahan kita.”
“Dalam dunia digital, benteng terkuat bukan tembok kode, melainkan kolaborasi dan kepercayaan.”
Sebagai tuan rumah, Aceh mendapat apresiasi atas perannya menyediakan ruang dialog nasional mengenai keamanan siber sektor perbankan.
Seminar ini diharapkan menjadi momentum memperkuat kerja sama antar-BPD di seluruh Indonesia dalam menjaga stabilitas keuangan daerah sekaligus meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan perbankan.
Aceh pun menyampaikan kebanggaannya dapat menjadi pusat diskusi strategis yang relevan dengan tantangan digital masa kini.
“Mari kita jaga kepercayaan publik dan stabilitas sistem keuangan daerah,” demikian pesan penutup dari forum tersebut.
Foto:
Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh, Daddi Peryoga hadir sebagai pembicara kunci.



