Banda Aceh, Infoaceh.net — Pemadaman listrik di sejumlah wilayah Aceh telah berlangsung hingga 18 hari pascabencana banjir bandang dan longsor yang melanda provinsi tersebut pada 26 November lalu.
Hingga Ahad, 14 Desember 2025 pukul 15.00 WIB, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Aceh menyatakan proses pemulihan kelistrikan masih terus berjalan dan belum sepenuhnya rampung.
Kondisi ini membuat ribuan warga di daerah terdampak harus bertahan tanpa pasokan listrik dalam waktu yang cukup lama.
Aktivitas rumah tangga, usaha kecil, layanan publik, hingga fasilitas pendidikan dan ibadah turut terdampak akibat belum normalnya aliran listrik.
Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Aceh, Lukman Hakim, menyampaikan pemulihan kelistrikan pascabencana menghadapi berbagai kendala di lapangan, terutama kerusakan jaringan distribusi, gardu listrik yang terendam banjir, serta akses menuju lokasi gangguan yang masih tertutup lumpur dan material longsor.
“PLN Aceh terus melakukan upaya maksimal untuk memulihkan pasokan listrik. Namun harus kami sampaikan bahwa hingga hari ke-18 pascabencana, masih terdapat sejumlah wilayah yang belum dapat dinormalkan sepenuhnya karena kondisi medan yang sangat sulit dan faktor keselamatan,” ujar Lukman Hakim dalam keterangan resminya, Ahad (14/12).
Menurutnya, ratusan petugas teknik PLN dikerahkan dan bekerja secara bergiliran selama 24 jam di lapangan.
Selain perbaikan jaringan dan gardu distribusi, PLN juga menyiagakan genset serta pembangkit cadangan guna menjaga pasokan listrik sementara, terutama di lokasi-lokasi yang bersifat vital.
PLN Aceh mengklaim telah memprioritaskan pemulihan listrik pada fasilitas pelayanan publik, seperti rumah sakit, puskesmas, posko pengungsian, instalasi air bersih, serta kantor pemerintahan dan keamanan.
Langkah ini dilakukan agar proses penanganan bencana dan pelayanan dasar kepada masyarakat tetap dapat berjalan.
Meski demikian, di tingkat masyarakat, pemadaman listrik yang berkepanjangan menimbulkan keluhan dan kesulitan baru.
Sejumlah warga mengaku terpaksa memasak menggunakan kayu bakar, menghentikan aktivitas usaha, serta kesulitan mengakses informasi akibat keterbatasan daya listrik dan jaringan komunikasi.
PLN Aceh mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bahaya kelistrikan, khususnya di wilayah yang masih tergenang banjir.
Warga diminta tidak mendekati kabel listrik yang terputus, gardu yang terendam, maupun tiang listrik yang kondisinya tidak stabil.
“Jika masyarakat menemukan potensi gangguan atau kondisi berbahaya terkait kelistrikan, segera laporkan melalui aplikasi PLN Mobile atau Contact Center 123 agar dapat segera kami tindak lanjuti,” kata Lukman Hakim.
PLN juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami masyarakat akibat lamanya pemadaman listrik. Pihaknya meminta pengertian publik karena proses pemulihan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek keselamatan petugas dan warga.
“PLN Aceh berkomitmen terus bekerja hingga seluruh sistem kelistrikan kembali pulih sepenuhnya. Kami mohon doa dan dukungan masyarakat agar proses pemulihan dapat berjalan lancar,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pemulihan listrik di Aceh masih berlangsung, sementara masyarakat Aceh berharap pemerintah dan PLN dapat mempercepat normalisasi pasokan listrik agar kehidupan warga pascabencana dapat segera kembali berjalan normal.



