Banda Aceh, Infoaceh.net — Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat, HM Jusuf Kalla (JK) melantik Pengurus PMI Aceh periode 2025–2030 yang diketuai Murdani Yusuf di Kantor PMI Aceh, Kamis (18/12/2025).
Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) turut hadir sekaligus memberikan sambutan pada acara pelantikan pengurus dan Dewan Kehormatan PMI Aceh tersebut.
Ketua PMI Pusat HM Jusuf Kalla menyampaikan PMI akan terus bersinergi dengan Pemerintah Aceh dalam penanganan bencana.
Ia mengapresiasi kepemimpinan Gubernur Aceh yang dinilainya selalu mengutamakan kepentingan rakyat.
JK yang juga mantan Wakil Presiden itu mengatakan, pelantikan pengurus PMI Aceh masa bakti 2025–2030 ini diharapkan menjadi momentum penguatan kolaborasi antara Pemerintah Aceh dan PMI dalam meningkatkan kesiapsiagaan, respons bencana, serta pelayanan kemanusiaan yang berkelanjutan bagi masyarakat Aceh.
Dalam sambutannya, Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh Pemerintah Aceh terhadap kepengurusan PMI Aceh yang baru.
Ia menegaskan, PMI merupakan mitra strategis pemerintah dalam menjalankan misi kemanusiaan, khususnya dalam penanganan bencana dan pelayanan sosial kepada masyarakat.
“Pemerintah dan masyarakat Aceh menyambut baik pelantikan pengurus PMI Aceh. Kami berharap kepengurusan yang baru ini dapat membawa PMI Aceh semakin maju, profesional, dan semakin dekat dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Mualem.
Gubernur menekankan pelantikan tersebut berlangsung di tengah kondisi Aceh yang sedang menghadapi musibah banjir dan longsor di sejumlah daerah. Karena itu, ia mendorong pengurus PMI Aceh yang baru dilantik untuk segera memperkuat peran dan kehadiran di lapangan guna membantu masyarakat terdampak.
“Saat ini Aceh sedang diuji dengan musibah. Sudah saatnya saudara-saudara yang baru dilantik mengambil peran lebih besar membantu korban banjir dan longsor. Bantuan yang selama ini diberikan PMI sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Gubernur.
Mualem menyebutkan beberapa wilayah yang mengalami dampak cukup parah, seperti Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Bireuen, Pidie Jaya, serta wilayah tengah Aceh.
Ia menilai, proses pemulihan di daerah-daerah tersebut membutuhkan kerja keras, kolaborasi lintas sektor, dan waktu yang tidak singkat.
“Berbeda dengan tsunami yang airnya cepat surut, banjir kali ini bertahan berhari-hari dan meninggalkan lumpur yang menimbun rumah, permukiman, serta lahan pertanian. Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua,” ungkapnya.
Gubernur juga menyampaikan harapan agar dukungan dan bantuan kemanusiaan dapat tersalurkan dengan cepat dan tepat sasaran, sehingga masyarakat dapat segera bangkit dan menjalani kehidupan normal kembali.



