Kualasimpang, Infoaceh.net — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian menegaskan bahwa relokasi warga yang rumahnya rusak berat atau hilang akibat banjir menjadi fokus utama pemerintah dalam penanganan bencana di Kabupaten Aceh Tamiang.
Hal tersebut disampaikan Mendagri saat meninjau langsung kondisi pascabanjir di Aceh Tamiang, Senin (22/12/2025).
Menurutnya, pemerintah membagi skema penanganan berdasarkan tingkat kerusakan rumah warga.
“Bagi rumah yang rusak berat atau hilang, relokasi menjadi solusi utama. Sedangkan rumah dengan kategori rusak ringan dan sedang akan mendapatkan bantuan uang tunai agar masyarakat dapat membersihkan dan memperbaiki rumahnya,” ujar Tito Karnavian.
Selain itu, Mendagri mengajak seluruh kepala daerah serta masyarakat Indonesia untuk menunjukkan solidaritas dan kepedulian terhadap para korban banjir di Aceh, khususnya Aceh Tamiang yang dinilai sebagai wilayah terdampak paling parah.
Dalam kunjungan tersebut, Mendagri juga menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa pakaian, selimut, sarung, serta kebutuhan makanan khusus bagi perempuan dan anak-anak.
Total bantuan yang disalurkan mencapai 62.169 paket, yang secara simbolis diserahkan kepada Bupati Aceh Tamiang.
“Aceh Tamiang menjadi prioritas penanganan. Pemerintah juga merencanakan pembangunan sekitar 500 unit rumah bagi masyarakat terdampak banjir di daerah ini,” tegas Tito.
Kunjungan kerja Mendagri Tito Karnavian di Aceh Tamiang disambut oleh Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah bersama Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah dan Bupati Aceh Tamiang Armia Pahmi.
Kunjungan ini bertujuan melihat langsung dampak banjir sekaligus mendengar pemaparan terkait langkah-langkah penanggulangan yang telah dan sedang dilakukan di lapangan.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolda Aceh menjelaskan bahwa Polri bergerak cepat dan terukur sejak awal bencana guna memastikan kebutuhan dasar masyarakat terdampak dapat terpenuhi.
“Polri sejak awal langsung mengambil langkah cepat dan terukur untuk membantu masyarakat terdampak banjir, terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar,” ujar Irjen Pol Marzuki Ali Basyah.
Ia menyebutkan, salah satu langkah konkret yang dilakukan adalah mendirikan dapur makan siap saji di wilayah Pangkalan Susu. Dapur tersebut mendistribusikan makanan dua kali sehari kepada warga terdampak.
“Pada tahap awal kami menyiapkan 500 porsi per hari, kemudian meningkat menjadi 1.000 porsi, dan ditargetkan mencapai 3.000 porsi per hari,” jelasnya.
Selain pemenuhan kebutuhan pangan, Polri juga menyiapkan fasilitas air bersih melalui pembangunan sumur bor di sejumlah titik strategis.
“Sumur bor ini diperuntukkan bagi masjid, puskesmas, pesantren, dan permukiman warga. Seluruhnya dilengkapi tandon air, genset, serta mesin pendukung sehingga bisa langsung digunakan,” kata Kapolda.
Hingga saat ini, tercatat 36 titik fasilitas air bersih telah terpasang di Aceh Tamiang, dan jumlah tersebut akan terus bertambah.
“Hari ini kami targetkan penambahan enam titik lagi agar kebutuhan air bersih masyarakat segera terpenuhi,” tambahnya.
Selain itu, Polri juga melakukan pembersihan jalan dan fasilitas umum yang masih tergenang air dengan menurunkan sekitar 40 unit alat semprot bertekanan tinggi.
“Peralatan ini mirip dengan alat pemadam kebakaran dan digunakan untuk mempercepat pembersihan jalan serta fasilitas umum,” pungkas Kapolda Aceh.



