Lhokseumawe, Infoaceh.net — Nama Kolonel Inf Ali Imran mendadak jadi buah bibir publik Aceh. Komandan Korem 011/Lilawangsa itu turun langsung ke lapangan memimpin pasukan TNI bersenjata untuk membubarkan aksi sekelompok massa yang membawa dan mengibarkan bendera Bulan Bintang—simbol yang selama ini identik dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM)—di Simpang Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, Kamis (25/12/2025).
Aksi tersebut sempat menutup badan jalan dan mengganggu arus lalu lintas. Kehadiran TNI di bawah komando langsung Kolonel Ali Imran membuat massa tak berkutik.
Bendera diturunkan, spanduk diamankan, dan satu orang yang diduga provokator ikut digelandang karena kedapatan membawa senjata api rakitan dan senjata tajam jenis rencong.
Situasi pun diklaim terkendali tanpa letusan senjata, sebelum seluruh barang bukti diserahkan ke aparat kepolisian.
Ali Imran bukan sosok sembarangan. Perwira menengah kelahiran Banda Aceh, 9 Juni 1978 itu merupakan putra daerah Aceh yang meniti karier militer dari bawah. Lulusan Akademi Militer (Akmil) tahun 2000 ini dikenal malang melintang di satuan elite TNI.
Kopassus, Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI, hingga Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pernah menjadi bagian dari jejak kariernya.
Saat dipercaya menjabat Danrem 011/Lilawangsa, Ali Imran tercatat sebagai Danrem termuda se-Indonesia. Rekam jejak operasi dan latar belakang intelijen membuat gaya kepemimpinannya dikenal tegas, cepat, dan tanpa basa-basi.
Ia juga mengantongi berbagai pendidikan dan kursus militer strategis, serta disebut menguasai bahasa Inggris aktif di samping bahasa daerah.
Langkah keras Ali Imran membubarkan aksi pembawa bendera GAM menuai beragam reaksi. Sebagian masyarakat menilai tindakan tersebut sebagai upaya menjaga stabilitas keamanan dan mencegah munculnya simbol-simbol yang berpotensi memicu ketegangan lama di Aceh.
Namun di sisi lain, aksi TNI bersenjata di ruang publik juga memantik perbincangan soal sensitivitas sejarah konflik Aceh yang belum sepenuhnya sembuh.
Terlepas dari pro dan kontra, satu hal tak terbantahkan: Kolonel Inf Ali Imran sedang menegaskan pesan kuat. Di bawah komandonya, Korem 011/Lilawangsa tak memberi ruang bagi aksi-aksi yang dianggap mengganggu ketertiban dan kedaulatan negara, bahkan jika itu dilakukan oleh sesama putra Aceh.
“Ambil bendera itu. Ini Indonesia, tidak ada Merdeka-merdeka..,” teriak Kolonel Inf Ali Imran di sela-sela aksi membubarkan massa pengibar bendera Bulan Bintang.



