LHOKSEUMAWE, Infoaceh.net — Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Lhokseumawe mendesak Komandan Kodim (Dandim) 0103/Aceh Utara Letkol Arh Jamal Dani Arifin untuk membuktikan komitmen penindakan terhadap oknum aparat TNI yang diduga merampas telepon genggam jurnalis saat meliput aksi damai di Aceh Utara.
Desakan tersebut disampaikan menyusul insiden yang dialami jurnalis Muhammad Fazil pada Kamis, 25 Desember 2025, ketika ia menjalankan tugas peliputan aksi massa di depan Kantor Bupati Aceh Utara.
Dalam peristiwa itu, Fazil diduga mengalami intimidasi hingga perampasan alat kerja oleh oknum anggota TNI.
Ketua AJI Lhokseumawe, Zikri Maulana, menegaskan, tindakan perampasan alat kerja jurnalis merupakan pelanggaran serius terhadap kebebasan pers sebagaimana dijamin dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.
“Tindakan tersebut adalah bentuk penghalangan kerja jurnalistik dan tidak dapat dibenarkan dalam situasi apa pun,” ujar Zikri didampingi Sekretaris AJI Lhokseumawe, Muzakir, Sabtu (27/12/2025).
AJI Lhokseumawe menyampaikan tiga tuntutan kepada Kodim 0103/Aceh Utara.
Pertama, meminta Dandim membuktikan secara nyata, tegas, dan transparan komitmennya untuk memberikan sanksi kepada pelaku sebagaimana pernyataan yang telah disampaikan kepada publik sebelumnya.
Kedua, AJI menuntut jaminan bahwa Muhammad Fazil tidak akan mengalami intimidasi, teror, atau tekanan lanjutan dalam menjalankan tugas jurnalistiknya.
Ketiga, Kodim diminta menjamin keselamatan dan keamanan seluruh jurnalis yang melakukan peliputan di wilayah Aceh Utara.
Zikri menambahkan, peristiwa ini harus menjadi pembelajaran penting bagi seluruh aparat agar menghormati kerja jurnalistik dan kebebasan pers sebagai pilar demokrasi.
“Kasus ini akan terus kami kawal hingga tuntas. Tidak boleh ada lagi kekerasan atau intimidasi terhadap jurnalis,” tegasnya.
Diketahui, insiden terjadi saat Fazil merekam aksi damai masyarakat yang menuntut penetapan status bencana nasional atas musibah banjir bandang di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
Saat merekam konvoi massa yang mengibarkan bendera putih dan bendera bulan bintang, terjadi insiden peserta aksi terjatuh yang kemudian memicu kedatangan aparat TNI.
Seorang oknum TNI diduga memaksa Fazil menghapus rekaman video. Meski telah menjelaskan bahwa video tersebut belum dipublikasikan dan merupakan bagian dari kerja jurnalistik, tekanan terus berlanjut hingga upaya perampasan telepon genggam disertai ancaman perusakan.
Akibat tarik-menarik, gawai milik Fazil terjatuh dan mengalami kerusakan.



