Banda Aceh, Infoaceh.net — Anggota DPR RI asal Aceh, M. Nasir Djamil, meminta seluruh aparat negara untuk mengedepankan kecerdasan dan pendekatan rasional dalam menghadapi masyarakat, bukan menggunakan kekerasan.
Menurutnya, tindakan represif justru berpotensi menimbulkan persoalan baru dan membuka ruang bagi pihak-pihak yang ingin mengacaukan situasi Aceh.
Nasir menegaskan, saat ini pemerintah pusat dan daerah sedang bekerja keras menanggulangi dampak bencana besar banjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Aceh.
Oleh karena itu, suasana kondusif harus dijaga bersama, terutama di tengah status tanggap darurat yang telah diperpanjang hingga 8 Januari 2026.
“Status tanggap darurat ini diharapkan tidak berubah menjadi darurat kekerasan di Aceh,” ujar Nasir Djamil, Ahad (28/12).
Ia juga mengimbau masyarakat agar mengedepankan rasionalitas, bukan emosionalitas, terutama dalam menyikapi berbagai informasi yang beredar dan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Kepada pimpinan institusi aparat negara, baik sipil, militer, maupun kepolisian di Aceh, Nasir Djamil berharap adanya peningkatan kuantitas dan kualitas koordinasi dalam penanganan bencana serta dalam menyikapi dinamika sosial yang berkembang di tengah masyarakat.
“Apapun dinamika sosial yang terjadi harus dihadapi dengan kecerdasan dan rasionalitas, bukan dengan kekerasan dan emosionalitas,” tegas Anggota Komisi III DPR RI ini.
Ia mengajak seluruh elemen untuk menyatukan barisan demi memastikan masyarakat Aceh yang terdampak banjir besar dan tanah longsor memperoleh hak-haknya secara layak dan adil.
Terkait aksi masyarakat yang menuntut agar bencana di Sumatera—meliputi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat—ditetapkan sebagai bencana nasional, Nasir Djamil menyarankan agar unjuk rasa dilakukan secara tertib dan damai.
“Tunjukkan kepada masyarakat Indonesia dan dunia bahwa orang Aceh adalah masyarakat yang beradab, dewasa, dan cinta damai,” pungkasnya.



