Jakarta, Infoaceh.net — Kreator konten sekaligus influencer asal Aceh, Sherly Annavita, mengaku mengalami teror beruntun usai menyuarakan kritik terhadap penanganan bencana di wilayah Sumatera.
Dugaan teror tersebut disampaikan Sherly melalui unggahan di akun Instagram resminya, @sherlyannavita, Selasa (30/12/2025).
Sherly mengungkapkan dirinya menerima pesan-pesan ancaman ke nomor pribadi dan akun media sosial selama beberapa hari terakhir.
Menurutnya, intensitas teror meningkat drastis pada malam sebelum unggahan tersebut dibuat.
“Malam tadi teror jadi semakin jelas ditunjukkan,” tulis Sherly.
Tak hanya berupa pesan ancaman, Sherly menyebut teror telah berkembang menjadi aksi vandalisme fisik. Kendaraan pribadinya dicoret, rumah tempat ia tinggal dilempari sekantung telur busuk, serta ditemukan secarik kertas berisi ancaman.
“Sangat sulit untuk dibilang ini tidak diorkestrasi atau tidak ada yang memerintahkan,” ujar Sherly.
Ia menduga teror tersebut berkaitan erat dengan sikapnya yang terbuka mengkritik penanganan bencana di Sumatera, khususnya setelah ia menyampaikan pandangan di sejumlah acara televisi nasional.
“Teror-teror ini terasa sekali setelah Sherly yang memang berasal dari Aceh/Sumatera ikut memberikan pandangan di beberapa acara TV,” katanya.
Sherly juga mengaitkan peristiwa ini dengan pengalaman serupa yang pernah dialaminya pada 2019, saat ia mengkritik wacana pemindahan ibu kota negara di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Ia meminta pihak yang berada di balik teror tersebut untuk menghentikan aksi intimidasi, sembari menegaskan bahwa dirinya dan para influencer maupun relawan yang bersuara soal bencana bukan musuh negara.
“Teror terhadap rakyat tidak boleh dinormalisasi, apa pun alasannya,” tegas Sherly.
Dalam unggahan lanjutan, Sherly mengonfirmasi bahwa dirinya telah melapor kepada Ketua RT dan pihak keamanan kompleks tempat tinggalnya. Laporan tersebut diterima dengan baik, bahkan pihak lingkungan sekitar mengaku telah mengetahui adanya coretan vandalisme sejak pagi hari usai salat Subuh dan mengizinkan dokumentasi dipublikasikan.
Namun, pengecekan rekaman CCTV belum dapat dilakukan karena sebagian tetangga yang memiliki kamera pengawas sedang berada di luar kota untuk liburan akhir tahun.
Sebagai langkah antisipasi, Sherly menyatakan akan memasang CCTV secara mandiri dalam waktu dekat.
Sherly juga menjelaskan bahwa dokumentasi teror sengaja dibuat dalam bentuk video dengan didampingi dua orang sahabatnya, guna memastikan peristiwa tersebut tidak dianggap hoaks serta agar dirinya tidak merasa menghadapi intimidasi seorang diri.
Ia menambahkan bahwa pelaku diduga mengetahui detail identitas pribadi keluarganya, termasuk adiknya yang tinggal bersamanya, karena identitas tersebut dicetak dan disertakan dalam kertas ancaman.
“Jangan sampai karena saya tidak memperlihatkan menangis di video ini lalu dianggap hoaks. Saya sengaja terlihat tegar agar korban intimidasi lainnya berani dan tidak merasa harus sembunyi sendirian,” tulisnya.
Teror terhadap Sherly terjadi di tengah situasi bencana besar yang melanda wilayah Sumatera bagian utara. Banjir bandang dan tanah longsor menghantam sedikitnya 52 kabupaten/kota di Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat sejak akhir November 2025.



