Pidie Jaya, Infoaceh.net – Ketika luka akibat bencana belum sepenuhnya kering di bumi Pidie Jaya (Pijay), tangan-tangan persaudaraan dari Kabupaten Pidie datang mengulurkan bantuan.
Bukan dengan seremoni mewah, melainkan dengan nasi bungkus hangat dan ketulusan hati yang mendalam.
Masyarakat Gampong Tibang, Kecamatan Pidie, pada Rabu (31/12/2025), bergerak bersama mengunjungi warga Pijay yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor.
Aksi kemanusiaan ini dilakukan secara estafet, menyusuri sejumlah desa yang masih berjuang untul pulih di Kecamatan Meureudu, mulai dari Gampong Seunong, Alue Sandeng, Blang Awe, hingga berakhir di Meunasah Baroh.
Menariknya, aksi solidaritas ini digerakkan utamanya oleh kaum hawa. Ibu-ibu rumah tangga Gampong Tibang menjadi motor penggerak solidaritas ini.
Dari dapur-dapur sederhana, mereka menyisihkan rezeki dan tenaga untuk menyiapkan setidaknya lima bungkus nasi dari setiap rumah.
Hasilnya, ribuan paket nasi bungkus terkumpul dan tersalurkan hari itu.
Bantuan tidak hanya diberikan di titik pengungsian, tetapi juga dibagikan langsung kepada warga di sepanjang jalan menuju lokasi terdampak.
Tokoh masyarakat Gampong Tibang, Drs M. Isa Alima, yang ikut turun langsung ke lapangan menyatakan, aksi ini adalah murni panggilan jiwa.
“Ini bukan soal banyak atau sedikit. Ini soal rasa. Saat saudara kita di Pijay terluka, kita tak pantas berpaling. Inilah Aceh, hidup dalam ikatan sesama,” tutur Isa Alima dengan nada haru.
Senada dengan hal tersebut, Keuchik Gampong Tibang Safaruddin, beserta perangkat Tuha Peut, turut mendampingi warga untuk memastikan distribusi bantuan berjalan tertib dan tepat sasaran kepada mereka yang paling membutuhkan.
Tanpa spanduk besar maupun klaim berlebihan, aksi ini meninggalkan kesan mendalam bagi warga Pijay. Jejak langkah para relawan yang menyatu dengan lumpur menjadi bukti bahwa solidaritas tak mengenal jarak dan kemanusiaan tidak perlu menunggu perintah.
Di penghujung tahun 2025, Gampong Tibang telah mengajarkan sebuah pesan abadi: bahwa di tengah duka bencana, masyarakat Aceh akan selalu menemukan jalan untuk saling menguatkan dan memulihkan satu sama lain.



