Infoaceh.net – Mantan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menilai kritik dan demo rakyat terhadap DPR merupakan ekspresi kejengkelan yang wajar. Menurutnya, demo dipicu oleh gaya hidup anggota dewan yang terkesan hedonis di tengah gaji dan tunjangan yang sangat besar.
“Demo ini kan muncul dari tunjangan DPR. Jadi benar kalau DPR kemudian banyak dikritik karena taruhlah agak hedonis hidupnya. Jadi kita harus maklumi (kejengkelan) rakyat,” ujar Mahfud MD melalui kanal YouTube miliknya, Rabu (27/8/2025).
Mahfud menyebut, penghasilan anggota DPR saat ini sudah terlampau besar. Ia merujuk pada data Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) yang mencatat gaji anggota DPR bisa mencapai Rp230 juta per bulan. Namun, Mahfud mengaku pernah mendengar angka yang lebih fantastis.
“Kalau Fitra sebut Rp230 juta per bulan, yang saya dengar justru miliaran per bulan. Di luar penghasilannya ada uang reses. Ada lagi tunjangan pembuatan undang-undang,” ungkapnya.
Ia menceritakan pengalamannya saat masih menjadi anggota Panitia Khusus (Pansus) Undang-Undang Pemilu tahun 2008. Mahfud mengaku pernah menemukan adanya tawaran studi banding ke luar negeri meskipun undang-undang sudah selesai dibahas. Ia pun menolak tawaran tersebut karena merasa tidak etis.
“Loh kan undang-undangnya sudah selesai, (tapi) ditawarkan untuk studi banding. Dia bilang ‘ini hak pak’. Saya coret, saya ndak mau,” tegas mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.
Mahfud menambahkan, fasilitas dan tunjangan yang diterima anggota DPR saat melakukan perjalanan dinas ke luar negeri juga sangat besar. “Itu uangnya gede, uang ke luar negeri itu dollar. Sudah dapat duduk bisnis hotel, uang saku juga gede,” pungkasnya.



