BANDA ACEH, Infoaceh.net – Gelombang pencopotan pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Aceh masih terus berlanjut.
Setelah sebelumnya dua pejabat kesehatan memilih mundur dari jabatannya, kini Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem mencopot sedikitnya lima pejabat setingkat kepala dinas, staf ahli dan kepala sekretariat.
Salah satu yang terkena imbas pencopotan adalah Mohd. Tanwier, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Aceh.
Tanwier resmi diberhentikan dari jabatannya per 3 September 2025.
Tanwier yang menjabat sejak Juni 2020 ini belum mengetahui siapa yang akan ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) untuk menggantikannya.
Selain Tanwier, empat pejabat eselon II lainnya juga dicopot dari jabatan strategis mereka, yakni:
Alhudri, dicopot dari Staf Ahli Gubernur Bidang Keistimewaan Aceh, SDM, dan Hubungan Kerja Sama
Amirullah, dicopot dari Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh (BMA)
Ade Surya, dicopot dari Kepala Dinas Pengairan Aceh
Usamah El-Madny, dicopot dari Kepala Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh.
Amirullah membenarkan kabar pencopotan tersebut. Namun ia belum mendapat informasi siapa penggantinya di Baitul Mal Aceh.
Di kalangan birokrasi, pencopotan Alhudri dianggap sudah bisa diprediksi. Mantan Pj Bupati Gayo Lues itu sempat ditunjuk sebagai Plt Sekda Aceh oleh Mualem pada Maret 2025, namun hanya bertahan 28 hari sebelum diberhentikan. Setelah itu ia kembali ke jabatan Staf Ahli Gubernur.
Sejumlah sumber di lingkungan Sekretariat Daerah Aceh menyebutkan Alhudri jarang masuk kantor dan tidak menjalankan tugasnya sebagai Staf Ahli setelah lengser dari Plt Sekda.
Sebelumnya, dr. Munawar SpOG, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dan dr. Isra Firmansyah SpA, Direktur RSUD dr Zainoel Abidin (RSUDZA), juga meninggalkan jabatannya.
Munawar memilih beralih ke jabatan fungsional dokter ahli madya, sementara Isra kembali menjadi dokter pendidik klinis ahli madya di RSUDZA.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala BKA Abdul Qahar belum memberikan keterangan resmi terkait alasan pencopotan lima pejabat eselon II tersebut. Upaya konfirmasi yang dilakukan wartawan belum direspons.
Pencopotan besar-besaran ini menambah panjang daftar pejabat eselon II yang bergeser di era kepemimpinan Mualem.
Publik kini menanti apakah langkah ini merupakan bagian dari penataan birokrasi untuk memperkuat kinerja pemerintahan, atau justru memicu ketidakstabilan karena banyaknya kursi strategis yang kosong dan menunggu pengisian Plt.



