Aceh Besar, Infoaceh.net – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar mencatat serangkaian peristiwa kebakaran yang melanda sejumlah kecamatan di wilayah Aceh Besar sepanjang sepekan terakhir, sejak 29 Agustus hingga 5 September 2025.
Kebakaran tersebut didominasi oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang meluas hingga puluhan hektar, dengan penyebab utama diduga berasal dari pembakaran sampah yang tidak diawasi.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Aceh Besar, Ridwan Jamil mengatakan hampir semua titik api yang terpantau berawal dari aktivitas masyarakat dalam membakar sampah.
“Dari laporan yang kami terima, hampir semua titik kebakaran berawal dari aktivitas pembakaran sampah masyarakat yang kemudian merembet ke lahan sekitar. Inilah yang menjadi faktor utama karhutla di Aceh Besar,” ujar Ridwan di Kota Jantho, Jum’at (5/9/2025).
Rangkaian peristiwa dimulai pada 29 Agustus 2025, saat api melalap balai pengobatan milik Darmadi Usman (58) di Desa Lagang, Kecamatan Darul Imarah.
Dua unit sepeda motor ikut terbakar, sementara rumah korban hanya mengalami kerusakan ringan.
Berkat kesigapan tiga armada BPBD Aceh Besar dan satu unit damkar Banda Aceh, api berhasil dipadamkan sekitar pukul 02.50 WIB.
Sehari setelahnya, 30 Agustus, kebakaran lahan marak di sejumlah lokasi.
Api membakar lahan di Gampong Blang, Blang Bintang, Lamraya dan Cumcum, Kuta Baro, serta kawasan Lampoh Raja dan Lampakuk di Kuta Cot Glie.
Pada malam harinya, api juga meludeskan rumpun bambu di Desa Mata Ie, Montasik, tak jauh dari Pesantren Istiqmatuddin Darussalam. Dari catatan BPBD, luasan terbakar di setiap lokasi berkisar 1–7 hektar.
Berlanjut pada 31 Agustus, api menghanguskan dapur rumah milik Kartini (62) di Gampong Aneuk Paya, Lhoknga.
Satu unit sepeda motor, tujuh karung padi, dan dua karung pupuk juga musnah terbakar. Pada hari yang sama, kebakaran juga terjadi di areal jerami sawah Desa Kling, Suka Makmur, serta kawasan Bukit Radar, Blang Bintang, dengan luasan mencapai 5 hektar.
Memasuki awal bulan, 2–5 September, kebakaran masih terus dilaporkan. Api membakar lahan di Lam Ara Eungkit, Kuta Malaka, kebun rumbia di Babah Jurong, Kuta Baro, bak dah di Cadek, Baitussalam, serta kebun warga di Ujong Batee, Mesjid Raya.
Puncaknya terjadi pada 5 September, ketika dua titik kebakaran nyaris bersamaan, yakni di depan Mess Atlet Kota Jantho dan di Desa Lampaya, Lhoknga. Skala kebakaran pada periode ini bervariasi dari 50 meter persegi hingga 5 hektar.
Berdasarkan data BPBD Aceh Besar, total dampak kebakaran selama sepekan terakhir mencakup 19,5 hektar lahan terbakar, dua bangunan rusak berat, dua rumah terdampak ringan, tiga unit sepeda motor hangus, serta hasil panen dan pupuk yang turut musnah.
Dalam proses penanganan, BPBD Aceh Besar mengerahkan sejumlah armada pemadam kebakaran dengan dukungan TNI, Polri, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Banda Aceh, serta partisipasi masyarakat.
Ridwan Jamil kembali mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan pembakaran sampah atau membuka lahan dengan cara dibakar.
“Kami berharap masyarakat berhenti membakar sampah atau membuka lahan dengan cara dibakar. Api sekecil apapun bisa meluas dan sulit dikendalikan bila tidak diawasi. Mari kita jaga bersama agar kejadian serupa tidak terus berulang,” tegasnya.



