Infoaceh.net – Pakar Neuroscience Behavior dr Tifauzia Tyassuma atau Dokter Tifa melontarkan pernyataan keras melalui akun media sosialnya, @DokterTifa pada Senin (15/9/2025).
Kali ini, dirinya mengungkapkan sejumlah dugaan pelanggaran berat dan kejahatan yang dikaitkan dengan mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.
Dalam unggahannya, Dr. Tifa menyinggung berbagai kasus yang menurutnya berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan mantan kepala negara tersebut.
“Tidak sampai setahun pasca lengser, sudah dikejar dosa-dosanya: 900+ nyawa KPPS, 300+ nyawa korban Kanjuruhan, 6 mujahid KM 50, ratusan korban pinjol dan judol, ratusan korban kelaparan di Yahukimo (Papua) dan juga tempat-tempat lain,” tulisnya.
Ia juga menyinggung dugaan korupsi yang disebutnya bernilai “ribuan triliun” yang dikaitkan dengan pejabat-pejabat di bawah pemerintahan sebelumnya, namun menurutnya “bermuara ke satu nama.”
“Korupsi ribuan triliun atas nama anak buah, tetapi semua bermuara ke satu nama. Sudah didaftar ke OCCRP, sehingga tak mungkin berkelit lagi,” tulis Dr. Tifa, merujuk pada lembaga investigasi jurnalisme lintas negara, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).
Lebih lanjut, Dr. Tifa juga menyentil isu dugaan pemalsuan ijazah, serta memperingatkan para pejabat dan penerus kekuasaan agar tidak melanjutkan apa yang ia sebut sebagai ‘kejahatan orang ini’.
“Kebohongan ijazah 20 tahun dengan nikmat fasilitas dan segala kemewahan yang dirasakan anak, menantu, sampai cucu,” lanjutnya.
“Mau pergi kemana Fir’aun, Hamman dan Qorun ketika Allah sudah mulai menurunkan azab atas kezaliman?” tanyanya.
“Ingat! Kezaliman dibalas Allah di dunia bukan ditunda di akhirat. Dosanya sih hitung-hitungan tetap di akhirat. Tapi nanti. Zalimnya itu lho, balasannya di dunia,” tegasnya.
Dalam bagian akhir unggahan, Dr. Tifa menyinggung peristiwa kekacauan Politik di Nepal sebagai pengingat bagi para pemimpin di Indonesia.
“Apa yang terjadi pada orang ini dan kejadian di Nepal dimana Penguasa dihajar habis hingga istrinya meninggal dibakar, menteri-menteri dikejar massa, semoga menjadi pelajaran dan membuka mata para Pejabat di Indonesia,” jelas Dr Tifa.