Banda Aceh, Infoaceh.net – Ratusan tenaga kesehatan (nakes) di RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh menggelar aksi mogok kerja sebagai bentuk protes atas pemotongan jasa medis yang dinilai semena-mena.
Aksi ini mengguncang nurani publik, sebab para nakes sejatinya adalah garda terdepan yang siang malam bekerja tanpa mengenal lelah demi kemanusiaan.
Pemerhati Kebijakan Publik Aceh,
Drs. Isa Alima angkat bicara dengan nada prihatin yang mendalam.
Ia menegaskan bahwa masalah jasa medis tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena menyangkut keadilan bagi para pejuang kesehatan.
“Mereka bekerja siang malam demi kemanusiaan. Nakes mempertaruhkan nyawanya demi membela keselamatan nyawa lainnya. Jika hak mereka dipotong tanpa kejelasan, itu bukan hanya bentuk ketidakadilan, tapi juga melukai martabat profesi mulia ini,” ujar Isa Alima, dalam pernyataannya, Kamis (18/9).
Isa menilai, pemotongan sepihak jasa medis berpotensi meruntuhkan semangat kerja dan mengganggu pelayanan kesehatan masyarakat.
Menurutnya, Pemerintah Aceh harus segera turun tangan untuk menyelesaikan persoalan ini dengan arif dan transparan.
Ia mengusulkan tiga langkah solusi cepat:
1. Dialog Terbuka antara manajemen RSUDZA, Pemerintah Aceh, dan perwakilan nakes untuk mencari titik temu.
2. Audit dan Klarifikasi Anggaran Jasa Medis, agar publik mengetahui kebenaran dan transparansi penggunaan dana.
3. Kebijakan yang Adil dan Berkelanjutan, sehingga jasa medis tidak lagi menjadi sumber konflik, melainkan motivasi bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan pengabdian.
“Nakes adalah benteng terakhir kita dalam menghadapi penyakit, bencana, dan darurat medis. Jangan biarkan mereka kehilangan harapan karena kebijakan yang tidak adil. Pemerintah harus segera menyelesaikan polemik jasa medis ini, sebelum dampaknya lebih luas bagi pelayanan kesehatan rakyat Aceh,” tambah Isa Alima.
Aksi mogok ini menjadi cermin bahwa suara nakes perlu lebih didengar. Mereka bukan sekadar pekerja, melainkan pahlawan kemanusiaan yang setiap hari berada di garis depan menyelamatkan nyawa.