INFOACEH.netINFOACEH.netINFOACEH.net
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Dunia
  • Umum
  • Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Gaya Hidup
Cari Berita
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Font ResizerAa
Font ResizerAa
INFOACEH.netINFOACEH.net
Cari Berita
  • Beranda
  • Aceh
  • Nasional
  • Luar Negeri
  • Umum
  • Biografi Ulama Aceh
  • Syariah
  • Politik
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Opini
  • Olahraga
  • Hukum
  • Kesehatan & Gaya Hidup
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Rights Reserved.
Opini

Aceh Anak Tiri Republik: Dari Krisis Listrik hingga Antri BBM

Last updated: Kamis, 2 Oktober 2025 00:26 WIB
By Redaksi - Wartawati Infoaceh.net
Share
Lama Bacaan 8 Menit
Aceh gelap gulita akibat padamnya listrik yang mengalami gangguan pasokan. (Foto: Ist)
Aceh gelap gulita akibat padamnya listrik yang mengalami gangguan pasokan. (Foto: Ist)
SHARE
Oleh: Muhammad Saman

“Aceh ini seakan anak tiri di republik sendiri.” Ungkapan ini kerap terdengar di kalangan masyarakat, terutama dalam beberapa bulan terakhir ketika deretan persoalan mendasar terus menghantam provinsi paling barat Indonesia ini.

Mulai dari listrik yang sering terganggu dan kerap padam, antrian panjang bahan bakar minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), hingga gangguan berulang layanan perbankan syariah terbesar di Aceh, PT Bank Syariah Indonesia (BSI).

Peta Wilayah Kerja Migas Aceh (Dok. Dinas ESDM Aceh)
Tiga Proyek Migas Aceh: Banyak Panggung, Minim Bukti

Warga pun mengeluh, sementara pemerintah pusat terkesan abai dan membiarkan persoalan itu berlarut-larut tanpa solusi nyata.

- ADVERTISEMENT -

Krisis Listrik: Lilin Kembali Jadi Primadona

Dalam dua pekan terakhir, Banda Aceh dan sekitarnya kerap gelap gulita di malam hari. Pemadaman bergilir yang dilakukan PLN tidak hanya mengganggu kenyamanan warga, tetapi juga melumpuhkan aktivitas ekonomi.

- ADVERTISEMENT -
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
20 Tahun Menghabiskan APBN: BPKS Layak Dievaluasi atau Dibubarkan

“Usaha kecil kami bisa berhenti total kalau listrik padam. Mesin produksi tak jalan, pelanggan marah, tapi PLN hanya bilang ada gangguan sistem,” ujar Safrizal, seorang pelaku UMKM di Peunayong, Banda Aceh.

Pemadaman listrik yang berulang ini membuat Aceh seolah kembali ke masa lalu, ketika lampu minyak dan lilin menjadi penerang utama rumah-rumah warga.

Padahal, Aceh dikenal sebagai daerah penghasil energi: ada PLTU, PLTA, bahkan cadangan gas dan minyak bumi yang melimpah. Ironisnya, listrik justru menjadi barang mewah di Tanah Rencong.

Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Aceh Kaya Energi, Tapi Miskin Otoritas

Ulama muda Aceh, Ustadz Masrul Aidi Lc, menilai perlakuan diskriminatif pemerintah terhadap Aceh.

- ADVERTISEMENT -

“Aceh diperlakukan berbeda oleh pemerintah pusat, dibandingkan dengan daerah lain ketika listrik padam,” ungkap Ustadz Masrul Aidi, dalam pernyataannya yang dikutip dari unggahan media sosial, Selasa (30/9).

Ia menyinggung langkah cepat Presiden Prabowo yang langsung meminta maaf saat terjadi blackout atau gangguan listrik di Bali, sementara untuk Aceh justru terkesan diam.

“Aceh ini dulu daerah modal kemerdekaan. Tapi setelah 80 tahun merdeka, masih diperlakukan seperti rakyat kelas dua. Saat Bali padam, Presiden langsung minta maaf. Tapi saat Aceh padam, tak ada suara,” tegas Ustadz Masrul, yang juga pimpinan Dayah Babul Maghfirah Cot Keu’eung, Aceh Besar.

Menurutnya, ketidakadilan ini semakin menambah panjang daftar keluhan rakyat Aceh, mulai dari proyek jalan tol Sigli–Banda Aceh yang tak kunjung selesai, lemahnya penegakan syariat Islam, hingga pengelolaan dana otonomi khusus (otsus) yang lebih banyak dinikmati pihak luar daerah.

BBM: Antri Panjang, Warga Putus Asa

Masalah lain yang tak kalah pelik adalah kelangkaan BBM. Hampir setiap SPBU di Aceh dipadati antrean panjang kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.

“Sudah dua jam antri, belum tentu dapat. Kalau habis ya harus balik lagi besok,” keluh Rahmad, sopir angkutan umum di Aceh Besar.

Kelangkaan BBM ini menimbulkan keresahan luas. Aktivitas transportasi masyarakat terganggu, ongkos logistik meningkat, dan harga kebutuhan pokok perlahan ikut terdongkrak.

Namun, hingga kini belum ada kepastian dari Pertamina maupun pemerintah pusat mengenai solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah ini.

Pemerhati Kebijakan Publik, Drs Isa Alima, angkat bicara mengenai persoalan ini. Ia mendesak Pertamina segera mengambil langkah cepat dan tepat untuk menormalisasi pasokan BBM di Aceh.

“Antrean panjang di sekitar SPBU membuat badan jalan tersendat. Ini jelas merugikan masyarakat dan dunia usaha. Pertamina harus segera mencari solusi agar distribusi solar tidak terganggu,” kata Isa Alima kepada wartawan, Senin (22/9/2025).

Menurutnya, kelangkaan solar dan Pertalite tidak hanya menghambat mobilitas masyarakat, tetapi juga berdampak serius terhadap sektor transportasi dan logistik.

Truk pengangkut barang yang sulit memperoleh bahan bakar akan mengakibatkan keterlambatan distribusi barang, yang pada akhirnya memicu kenaikan harga kebutuhan pokok di pasaran.

Isa menilai, salah satu penyebab utama kelangkaan adalah tidak meratanya penyaluran solar di sejumlah SPBU.

Ketika ada SPBU yang berhenti menjual solar karena kehabisan stok, maka kendaraan langsung menumpuk di SPBU lain yang masih beroperasi. Situasi ini menyebabkan antrean panjang dan rawan menimbulkan konflik antar-sopir di lapangan.

“Pemerintah harus serius menangani masalah kelangkaan solar ini. Jika dibiarkan berlarut, dampaknya bukan hanya pada kemacetan, tetapi juga akan menghantam sektor ekonomi Aceh. Dunia usaha akan terganggu, distribusi logistik tersendat, dan harga barang kebutuhan masyarakat bisa naik,” tegasnya.

BSI: Perbankan Syariah yang Sering Tumbang

Sementara itu, di sektor keuangan, masyarakat Aceh juga menghadapi persoalan pelik. Sejak diberlakukannya Qanun Lembaga Keuangan Syariah (LKS) pada 2021, hampir seluruh bank konvensional hengkang dari Aceh. Bank Syariah Indonesia (BSI) pun menjadi pemain dominan.

Namun, dominasi ini tak diimbangi dengan kualitas layanan. Hampir setiap pekan, nasabah di Aceh menghadapi gangguan jaringan: transaksi gagal, ATM mati, mobile banking error.

“Uang saya ada, tapi tidak bisa ditarik. Kadang tiga hari baru normal. Bagaimana kalau ada kebutuhan mendesak?” ungkap Nuraini, seorang ibu rumah tangga di Banda Aceh.

Ketergantungan penuh pada BSI membuat masyarakat Aceh tidak punya banyak pilihan. Ketika sistem BSI terganggu, otomatis hampir seluruh transaksi keuangan di Aceh lumpuh.

Pusat Dinilai Abai

Berulangnya persoalan listrik, BBM, dan layanan bank syariah menimbulkan pertanyaan besar: di mana perhatian pemerintah pusat?

“Ini bukan masalah baru. Sudah lama Aceh menjerit soal listrik, energi, dan pelayanan publik. Tapi sampai sekarang tidak ada solusi konkret,” kata pemerhati kebijakan publik Aceh Isa Alima.

Dengan berbagai kondisi miris ini memperkuat kesan bahwa Aceh hanyalah “anak tiri” dalam pembangunan nasional Indonesia

Meski Aceh memberi kontribusi besar lewat sumber daya alamnya, yang kembali ke daerah justru hanya janji-janji tanpa realisasi.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Jika dibiarkan, persoalan ini bukan hanya menurunkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga berbahaya bagi iklim investasi di Aceh.

Investor tentu berpikir dua kali masuk ke daerah yang listriknya tak stabil, BBM langka, dan layanan perbankan sering error.

Di sisi lain, masyarakat kecil menjadi korban paling nyata. UMKM kehilangan pelanggan, nelayan tak bisa melaut karena sulit mendapat solar, sementara warga kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari akibat naiknya biaya transportasi.

Masyarakat Aceh kini menunggu sikap nyata pemerintah pusat. Apakah tetap membiarkan persoalan ini berlarut-larut, atau turun tangan langsung dengan langkah konkret?

“Kalau Aceh terus diperlakukan seperti ini, wajar saja muncul rasa kecewa dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat,” kata seorang tokoh masyarakat di Banda Aceh.

Aceh butuh keadilan, bukan janji. Butuh perhatian nyata, bukan sekadar kunjungan pejabat yang hanya datang saat ada bencana atau seremoni.

Deretan persoalan yang menimpa Aceh hari ini—listrik, BBM, perbankan—bukan sekadar masalah teknis. Ini adalah cermin dari lemahnya perhatian negara terhadap daerah yang telah banyak berkorban dan berkontribusi bagi republik.

Jika pemerintah pusat terus abai, label “Aceh anak tiri Republik” bukan lagi sekadar sindiran, tetapi kenyataan pahit yang dirasakan sehari-hari oleh masyarakat Tanah Rencong.

Previous Article Pelayanan perizinan dan investasi di Kantor DPMPTSP Aceh lumpuh total. Gangguan ini dipicu kerusakan puluhan perangkat elektronik akibat rentetan pemadaman listrik. (Foto: Ist) Layanan Perizinan Aceh Lumpuh, Puluhan Perangkat DPMPTSP Hangus Akibat Gangguan Listrik
Next Article Jalan di Aceh Rusak, Pajak Kendaraan Mengalir ke Sumut: Perlu Kesadaran Pakai Plat BL

Populer

Kapal Aceh Hebat-1 di Pelabuhan Sinabang, Simeulue. (Foto: Ist)
Ekonomi
Kapal Aceh Hebat-1 Menuju Malaysia, Armada ke Simeulue Jangan Diabaikan
Minggu, 23 November 2025
Umum
Seleksi 12 Jabatan Pemerintah Aceh Jangan Hanya Formalitas Tanpa Integritas
Minggu, 23 November 2025
Masyarakat 19 desa Kecamatan Cot Girek dan Pirak Timu, Aceh Utara menuntut penyelesaian sengketa lahan dengan PTPN IV. (Foto: Ist)
Umum
PTPN IV Lakukan Kriminalisasi, 5 Warga Cot Girek Jadi Tersangka
Minggu, 23 November 2025
Siapa Andini Permata Videonya Berdurasi 2 Menit 31 Detik Bareng Adiknya Viral di Medsos
Umum
Siapa Andini Permata? Sosok Fiktif di Balik Video 2 Menit 31 Detik yang Jadi Umpan Penipuan Digital
Jumat, 11 Juli 2025
Persiraja Banda Aceh vs Sriwijaya FC
Olahraga
Jamu Sriwijaya FC Senin Malam, Laga Kandang Terakhir Persiraja Tahun Ini
Minggu, 23 November 2025

Paling Dikomentari

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah atau Dek Fad saat melepas pelari bercelana pendek di event olahraga FKIJK Aceh Run 2025 yang digelar di lapangan Blang Padang Banda Aceh, Ahad pagi (11/5). (Foto: Dok. Infoaceh.net)
Olahraga

Tanpa Peduli Melanggar Syariat, Wagub Fadhlullah Lepas Pelari Bercelana Pendek di FKIJK Aceh Run

Sabtu, 11 Oktober 2025
Anggota Komisi III DPR RI asal Aceh, M Nasir Djamil
Aceh

Komisi III DPR RI Minta Polisi Tangkap Gubsu Bobby Terkait Razia Mobil Plat Aceh

Minggu, 28 September 2025
UMKM binaan BRI sukses ekspansi pasar Internasional
Ekonomi

Negara Diam, UMKM Digasak Shopee-Tokopedia-TikTok

Jumat, 25 Juli 2025
Anggun Rena Aulia
Kesehatan & Gaya Hidup

Serba Cepat, Serba Candu: Dunia Baru Gen Z di Media Sosial

Minggu, 19 Oktober 2025
Fenomena penggunaan jasa joki akademik di kalangan dosen untuk meraih gelar profesor mulai menjadi sorotan di Aceh. (Foto: Ilustrasi)
Pendidikan

Fenomena Joki Profesor di Aceh: Ancaman Serius bagi Marwah Akademik

Jumat, 12 September 2025
FacebookLike
XFollow
PinterestPin
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TiktokFollow
TelegramFollow
WhatsAppFollow
ThreadsFollow
BlueskyFollow
RSS FeedFollow
IKLAN HARI PAHLAWAN PEMKO
IKLAN PEMKO SABANG SUMPAH PEMUDA
IKLAN BANK ACEH HARI SANTRI
IKLAN DJP OKTOBER 2025

Berita Lainnya

Riza Syahputra
Opini

Fobia Terbesar Pejabat Indonesia: Bukan Neraka, Tapi Kehilangan Jabatan

Rabu, 12 November 2025
dr. Suzanna Octiva SpKJ
Opini

Ketika Penjaga Kesehatan Aceh Bertahan Tanpa Kepastian

Rabu, 12 November 2025
Opini

Prabowo Perlu Belajar dari Sultan Iskandar Muda

Senin, 10 November 2025
Opini

Hukum yang Lupa pada Nurani

Sabtu, 8 November 2025
Dr (cand) Yohandes Rabiqy, SE., MM
Opini

Rotasi Pejabat, Stagnasi Abadi: BPKS Sabang Masih Berputar di Lingkaran Gagal

Kamis, 6 November 2025
Mirza Ferdian
Opini

Ketika Wakil Bupati Memukul, Etika Pemerintahan Tumbang

Sabtu, 1 November 2025
Delky Nofrizal Qutni
Opini

Menembus Geureutee, Menyingkap Geopolitik Sumber Daya Mineral Aceh

Jumat, 31 Oktober 2025
Mahmud Padang
Opini

Menanti KPK Basmi Agen Izin Usaha Peubloe (IUP) Nanggroe di Bumi Serambi Mekkah

Jumat, 31 Oktober 2025
TAMPILKAN LAINNYA
INFOACEH.netINFOACEH.net
Follow US
© 2025 PT. INFO ACEH NET. All Right Reserved.
Developed by PT. Harian Aceh Indonesia
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Disclaimer
Logo Info Aceh
Selamat datang di Website INFOACEH.net
Username atau Email Address
Password

Lupa password?