Banda Aceh, Infoaceh.net — Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (FK USK) bekerja sama dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh menggelar kegiatan edukatif dan interaktif pada Car Free Day di Banda Aceh, Ahad, 12 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia ke-33, dengan mengusung tema “Mental Health in Humanitarian Emergencies” atau Sehat Mental dalam Situasi Bencana Kemanusiaan. Pada kegiatan tersebut, PPDS USK ini mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental terutama di tengah situasi darurat, bencana, maupun tekanan hidup sehari-hari.
“Kegiatan ini merupakan bentuk nyata upaya kami mendekatkan layanan dan edukasi kesehatan mental kepada masyarakat. Kesehatan jiwa bukan hanya urusan rumah sakit, tetapi menjadi tanggung jawab kita bersama,” ujar Kepala Program Studi (KPS) Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa FK USK, dr Syahria SpKJ (K).
Syahrial menjelaskan, ada beragam aktivitas menarik dihadirkan untuk mendekatkan isu kesehatan jiwa kepada publik pada kegiatan ini.
Di antaranya penyuluhan tentang kesehatan mental, konsultasi gratis bersama psikiater dan psikolog, pengisian kuesioner kecemasan dan depresi, serta Mood Meter Wall sebagai tempat peserta mengekspresikan perasaannya secara bebas dan positif.
Selain itu, masyarakat juga diajak menuliskan pesan-pesan dukungan untuk kesehatan mental, yang dipajang di area kegiatan sebagai simbol solidaritas dan empati.
Tidak hanya edukatif, suasana juga dibuat hangat dan menyenangkan dengan adanya doorprize menarik, yang semakin menambah antusiasme ratusan peserta Car Free Day yang hadir.
“Dengan kegiatan ini, PPDS Kedokteran Jiwa FK USK dan RSJ Aceh berharap masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga kesehatan mental, saling mendukung dalam masa sulit, dan tidak ragu mencari bantuan profesional ketika dibutuhkan,” ucapnya.
Kepala Instalasi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSJ Aceh, Aisyah Djamil SPsi Psikolog, menyampaikan kegiatan ini menjadi wujud nyata sinergi antara tenaga kesehatan jiwa, akademisi, dan masyarakat dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental.
Sebab menurutnya, masyarakat Aceh memiliki ketahanan luar biasa dalam menghadapi berbagai bencana dan tantangan hidup.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin mengingatkan bahwa menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik. Semua orang berhak untuk merasa aman, didengar, dan didukung,” ujarnya.