Banda Aceh, Infoaceh.net – Gedung rawat inap pasien di RSUD Cut Nyak Dhien (CND) Meulaboh, Aceh Barat, yang dibangun dengan anggaran APBK 2021 senilai Rp11 miliar, kini menjadi sorotan publik.
Pasalnya, bangunan baru tersebut sudah mengalami kebocoran pada atap dan plafon saat hujan, menimbulkan pertanyaan tentang mutu konstruksi dan akuntabilitas penggunaan dana publik.
Ketua DPW Alamp Aksi Aceh, Mahmud Padang, menyatakan keprihatinannya atas kondisi tersebut.
Menurut Mahmud, kejadian ini mengindikasikan dugaan kekurangan volume pekerjaan dan lemahnya kualitas konstruksi.
“Baru selesai dibangun pada 2022, tetapi atap dan plafon bocor saat hujan, bahkan lantai beberapa ruangan sempat tergenang air. Ini membuka dugaan adanya permainan dalam pelaksanaan proyek,” ujar Mahmud, Jum’at (17/10/2025).
Ia menegaskan, proyek senilai Rp11 miliar itu merupakan uang rakyat yang harus dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.
Kegagalan konstruksi pada gedung rumah sakit berdampak langsung pada kenyamanan dan keselamatan pasien yang sedang dirawat.
“Setiap rupiah dari APBK harus digunakan sesuai peruntukannya. Kalau proyek sebesar ini hasilnya seperti ini, wajar masyarakat curiga,” tambah Mahmud.
Mahmud mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI untuk segera melakukan audit dan penyelidikan menyeluruh terhadap proyek tersebut.
Ia juga mengajak masyarakat dan media untuk ikut mengawasi setiap proyek infrastruktur di Aceh Barat agar praktik penyimpangan dan korupsi tidak terus dibiarkan.
“Sudah saatnya semua aparatur berani hidup tanpa korupsi, sesuai amanat TAP MPR XI/1998 tentang Tata Kelola Pemerintahan yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. APH, khususnya KPK, tidak boleh diam melihat dugaan korupsi yang langsung merugikan pelayanan kesehatan masyarakat,” pungkas Mahmud.