Aceh Jaya, Infoaceh.net — Hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Aceh Jaya sejak Sabtu (18/10) dini hari menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam permukiman warga di delapan kecamatan.
Data sementara dari Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB) BPBK Aceh Jaya mencatat, 1.776 kepala keluarga (KK) atau 5.465 jiwa terdampak banjir di 34 gampong.
Kecamatan yang paling parah dilanda banjir antara lain Setia Bakti, Darul Hikmah, Panga, Teunom, Pasie Raya, Krueng Sabee, Jaya, dan Sampoiniet.
Di Setia Bakti, air menggenangi tujuh gampong seperti Lhok Bot, Gunong Meunasah, Paya Laot, Sapek, Pante Kuyun, Glee Seubak, dan Gampong Baroh.
Sementara di Darul Hikmah, banjir melanda delapan gampong termasuk Masen, Babah Dua, Lamteungoh, dan Paya Santeut.
Bupati Aceh Jaya Safwandi memimpin rapat darurat di kantor BPBK Aceh Jaya, Senin (20/10) pagi. Rapat tersebut turut dihadiri Plt Sekda, Kepala BPBK, Dinas Sosial, Dinas PUPR, PMI, serta tim SAR untuk membahas langkah mitigasi dan antisipasi lanjutan menghadapi potensi banjir susulan.
“Saya minta setiap instansi bergerak cepat. Kita harus siaga penuh, karena curah hujan masih tinggi dan debit air di beberapa wilayah belum stabil,” tegas Safwandi.
Usai rapat, Bupati juga meninjau wilayah Pasie Raya dan Teunom. Ia menyampaikan bahwa akses jalan lintas utama Teunom–Pasie Raya masih aman dilalui warga.
“Di Panga sempat terjadi peningkatan air di Babah Ceupan, tetapi alhamdulillah hari ini sudah menurun. Namun di wilayah Pulo Tinggi dan Krueng Beukah, air kemungkinan akan meningkat siang hingga sore nanti,” ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBK Aceh Jaya A.G. Suhadi menjelaskan, banjir terjadi akibat meluapnya sejumlah sungai setelah hujan deras sejak Sabtu dini hari.
“Debit air meningkat karena curah hujan tinggi, sementara daya tampung sungai tidak mencukupi,” katanya.
Tim reaksi cepat (TRC) BPBK bersama Damkar, TNI, Polri, Dinas Sosial, PMI, dan tim SAR telah dikerahkan untuk melakukan pendataan, kaji cepat, serta membantu warga terdampak. Meski sebagian wilayah mulai surut, beberapa titik masih tergenang.
BPBK Aceh Jaya mencatat sejumlah kebutuhan mendesak untuk penanganan pascabencana, di antaranya pembangunan tanggul pengendali banjir, perkuatan tebing sungai, jetty di muara sungai, serta pengerukan saluran air di titik-titik rawan.
Bupati Safwandi menegaskan, pemerintah daerah akan menindaklanjuti hasil rapat dengan langkah konkret, termasuk mengidentifikasi infrastruktur pengendali banjir yang perlu segera diperbaiki serta mengajukan dukungan ke pemerintah provinsi dan pusat.
Hingga Senin siang, hujan dengan intensitas sedang masih mengguyur beberapa kecamatan. Namun BPBK memastikan penanganan di lapangan tetap terkendali dan terus berkoordinasi dengan BPBA serta BNPB.