Pidie Jaya, Infoaceh.net — Menjelang pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-36 tingkat Provinsi Aceh yang akan berlangsung di Kabupaten Pidie Jaya pada 1–8 November 2025, publik dikejutkan oleh aksi tak pantas yang diduga dilakukan oleh Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri.
Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, Hasan Basri tampak melontarkan kata-kata kasar, memaki relawan perempuan, dan bahkan melakukan pemukulan terhadap Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Trienggadeng, Muhammad Reza, di lokasi dapur Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Desa Sagoe, Kamis (30/10/2025) pagi.
Tindakan Wakil Bupati tersebut langsung memicu reaksi keras dari berbagai kalangan masyarakat.
Salah satunya datang dari tokoh muda Pidie Jaya, Marjoni Abdul Thaleb, yang menilai sikap Hasan Basri sangat memalukan, terlebih dilakukan di tengah persiapan penyambutan tamu MTQ dari seluruh kabupaten/kota di Aceh.
“Tontonan Wabup tidak bisa dijadikan tuntunan bagi tamu-tamu MTQ yang sedang berdatangan ke Pidie Jaya. Jangan jadi pejabat publik yang sesuka hati berperilaku di depan umum,” tegas Marjoni dalam keterangannya, Kamis (30/10/2025).
Marjoni menilai, sebagai pejabat publik yang digaji dari uang rakyat, seorang wakil bupati seharusnya menjadi teladan, bukan mempermalukan daerah sendiri dengan perilaku yang tak pantas.
“Perilaku dan perkataannya yang kasar, termasuk kepada perempuan, sangat tidak mencerminkan seorang pemimpin. Ini memalukan dan mencoreng nama baik Pidie Jaya di hadapan seluruh tamu MTQ,” ujarnya lagi.
Ia juga mengingatkan bahwa kekuasaan bersifat sementara, dan tidak boleh digunakan untuk menzalimi orang lain.
“Kekuasaan itu paling lama 5 atau 10 tahun. Jangan sombong dan menggunakan jabatan untuk menghakimi orang lain. Roda kehidupan berputar — di atas langit masih ada langit,” tambah Marjoni.
Berdasarkan laporan lapangan, insiden bermula saat Hasan Basri datang tanpa pemberitahuan resmi ke dapur Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Desa Sagoe. Wabup menilai nasi yang disiapkan untuk peserta program sudah dingin dan menuding tim SPPG melanggar petunjuk teknis.
Namun, Kepala SPPG Muhammad Reza menjelaskan bahwa proses pengolahan sudah sesuai aturan, yakni maksimal 4–6 jam sebelum waktu makan bersama di sekolah.
“Kami bekerja sesuai juknis, tidak ada pelanggaran,” kata Reza dalam laporannya.
Situasi memanas ketika relawan mencoba menjelaskan alasan teknis pengolahan makanan. Hasan Basri justru membentak dan mengancam akan menutup dapur, memecat relawan, bahkan membakar lokasi kegiatan. Beberapa saksi mendengar kata-kata kasar dan caci maki terlontar dari mulut Wabup.
Sekitar pukul 08.05 WIB, Reza tiba di lokasi dan mencoba menenangkan suasana, namun justru menjadi sasaran amarah. Hasan Basri langsung memukul Reza di hadapan sejumlah relawan.
Aksi pemukulan tersebut terekam dalam video yang kini beredar luas di media sosial. Dalam rekaman itu terlihat Hasan Basri menampar dan menendang korban, sementara beberapa orang berusaha melerai.
Akibat pemukulan itu, Reza sempat dilarikan ke Puskesmas Trienggadeng untuk mendapat perawatan medis. Setelah kejadian, pihak SPPG bersama Koordinator Pokja Kecamatan melaporkan peristiwa tersebut ke kantor Bupati Pidie Jaya.
Menurut sumber di lingkungan Pemkab, Bupati Pidie Jaya telah menerima laporan resmi dan menyarankan agar penyelesaiannya dilakukan secara internal terlebih dahulu.
Aksi tersebut kini menuai kecaman dari berbagai tokoh masyarakat, aktivis, dan netizen yang menilai perilaku wakil bupati mencoreng citra pemerintah daerah dan semangat pelaksanaan MTQ yang seharusnya menjadi ajang memperkuat nilai-nilai religius dan moral.
“Semoga ada efek jera agar perbuatan seperti ini tidak terulang, apalagi kepada masyarakat kecil,” tutup Marjoni.



